Mensos RI Berikan Bantuan Rp1,4 miliar untuk Masyarakat Pulau Bertam

BATAM – Menteri Sosial Republik Indonesia, Salim Segaf Al-Jufri  berkunjung ke Pulau Bertam, Kelurahan Kasu Kecamatan Belakang Padang, Kamis (22/3). Dalam kesempatan tersebut, Mensos RI memberikan bantuan rehab lumah tidak layak huni masing-masing Rp10 juta untuk 128 Kepala Keluarga (KK) dan Rp50 juta untuk pembangunan tiga pelantar.

Selain menyerahkan bantuan, menteri juga menggelar sambung rasa atau mendengarkan aspirasi masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan itu. Salah satunya, perwakilan Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI) menyampaikan aspirasi, bahwa kurangnya pelayanan, pemberdayaan, pengentasan kemiskinan serta pembinaan dan pengembangan bakat bagi para penyandang cacat. Selain itu, PPCI juga meminta pemerintah mengalokasikan anggaran untuk pembinaan ppara penyandang cacat.

Menurut Mensos, diharapkan masyarakat Pulau Bertam saling menolong satu sama lain shingga bantuan yang diterima masyarakat dapat bernilai lebih. “Bantuan Rp10 juta untuk satu rumah mungkin kecil, namun apabila masyarakat saling membantu dan bergotong royong membangun rumah-rumah masyarakat tentu akan lebih bernilai,” katanya.

Mentri berharap, dengan bantuan tersebut, dapat meringankan beban masyarakat sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang merupakan suku laut tersebut. “Harapannya, kunjungan berikutnya, masyarakat Bertam lebih sukses dan semakin tinggi rasa kebersamaan serta gotongroyongnya,” papar Salim Segaf

Terkait permasalahan penyandang cacat, Salim Segaf mengatakan, saat ini tengah dibahas Undang-undang penyandang disabilitas yang juga berisi hak-hak para penyandang cacat. “Saat ini tercatat sekitar 2,16 juta penyandang cacat di Indonesia,” sebutnya.

Ia juga berharap, Pemerintah daerah baik Provinsi maupun Kabupaten /Kota untuk ikut mengalokasikan anggaran bagi penyandang cacat. Tentu anggaran dari pemerintah pusat dan daerah tidak mampu menjangkau seluruh penyandang cacat, dengan demikian menteri mengimbau kepada perusahaan serta orang yang mampu untuk ikut membantu dan menolong. “Saat ini di Pulau Jawa sudah ada lembaga pelatihan untuk para penyandang cacat dan diupayakan mereka mendapat pekerjaan. Jika anggarfan memungkinkan akan dibangun pusat pelatihan serupa di luar Pulau Jawa,” masih katanya.

Walikota Batam Ahmad Dahlan mengatakan Pulau Bertam awalnya hanya berpenduduk sedikit. Dengan kiprah Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (KKKS) membuat program menghimpun suku laut yang selama ini hidup diata perahu untuk tinggal di Pulau tersebut. “Sedikit demi sedikit, mulai banyak perubahan dan dibangun berbagai infrastruktur,” katanya.

Batam, sebut Dahlan terdiri dari kawasan mainland dan hinterlad. Dahlan mengakui pembangunan hinterland masih tertinggal dari mainlad. “Untuk itu, Pemko Batam terus membangun berbagai macam infrastruktur di hinterland termasuk jembatan, jalan, air dan listrik,” sebutnya.

 Suku Laut adalah salah satu komunitas adat terpencil yang hidup dan beraktivitas di perahu atau sampan dan bermatapencaharian sebagai nelayan. Semula mereka tinggal di atas perahu namun saat ini Suku Laut di Pulau Bertam, Gara dan Lingka sudah tinggal di rumah yang berdiri di atas laut.

Leave a Reply

Galeri Foto

Switch to our mobile site

Log in -