Kliping Pers, Selasa 1 Februari 2011

Batam pos

1. Unsur Sistematis Sulit Dibuktikan

Besok MK Putus Sengketa Pilwako Batam

MK akan memutus sengketa Pilwako Batam. Pihak yang berperkara sama-sama yakin perkara yang teregister dengan nomor 8/PHPU.D-IX/2011 itu bakal dimenangkan MK. Namun beberapa kalangan menilai unsur sistematis, terstruktur dan massif yang menjadi syarat untuk mengulang Pilwako , sulit dibuktikan, sehingga besar kemungkinan putusan MK, Pilwako Batam tak diulang. “Iya setelah mengikuti proses persidangan di MK, unsur-unsur yang jadi syarat untuk pengulangan atau menganulir hasil pilwako Batam itu tak cukup. Sya tiak melihat ada unsur massif, sistematis dan terstruktur,”ujar Marketing dan Konsultan Politik dari Jakarta Adman Nursal.

2. Dahlan Minta Demokrat Kembalikan Dana TKI

Ketua DPC Partai Demokrat Kota Batam Ahmad Dahlan meminta kadernya yang masih memiliki tunggakan dana tunjangan komunikasi insentif (TKI) untuk segera melunasinya dan dikembalikan ke kas daerah. Seperti diketahui, sejumlah kader Partai Demokrat yang menjadi anggota DPRD Kota Batam periode 2004-2009 masih meniggalkan utang pengembalian dana TKI. Antara lain, Bustoni Solichin, Irlan Gusti dan lainnya. “Khusus untuk kader Demokrat saya himbau segera melunasi. Sebab, bagaimanapun dana ini wajib dikembalikan,” kata Dahlan saat ditemui di Bengkong kemarin. Dahlan mengatakan, phak partai tidak akan memberikan sanksi apapun kepada para kadernya yang ‘nakal’ itu. Sebab, kata dia , ada mekanisme dan aturan terkait pengembalian dana TKI itu.

3. Siswa SMP 28 Ngungsi ke SMA 3

Banjir yang terus menggenangi SMP 28, Taman Raya, Batam Kota membuat aktivitas belajar disekolah tersebut terganggu. Untuk itu, seluruh proses belajar mengajarnya dipindahkan ke SMA 3 di Simpang Hang Nadim. Wali Kota Batam Ahmad Dahlan mengatakan, keputusan tersebut diambil mengingat proses penanganan banjir di SMP 28 diperkirakan akan memanakn waktu cukup lama. Sementara para siswa tidak boleh ingin proses belajarnya terganggu. Terutama bagi siswa kelas 3 yang sebentar lagi akan menghadapi UN. Kata Dahlan penanganan banjir di SMP 28 cukup sulit. Sebab lokasi sekolah tersebut berada di area cekungan yang rawan terjadi genagnan air dan banjir terutama saat hujan deras.

4. Pakai Sistem Bin Container

Pengelolaan Sampah di TPS Batuaji

Sampah yang makin menumpuk di tempat penampungan sementara di sejumlah wilayah Batuaji saat ini menjadi masalah serius bagi lingkungan. Pengelolaannya perlu dibenahi, namun pembenahan masalah sampah, bukan hanya tugas pemerintah. Kesadaran masyarakat pun sangat diperlukan. Hal itu yang diharapkan Camat Batuaji Achmad Arfah beberapa waktu lalu. Saat ini, kata Arfah, keberadaan sampah menjadi keluhan utama warga Batuaji. Dan jadi ancaman serius dalam menciptakan lingkungan bersih dan sehat. “Kita sudah pikirkan masalah itu. Ternyata sistem penanganan sampah yang diterapkan selama in ibelum maksimal tidak seesuai dengan keadaan lingkungan Batuaji,”ungkap Arfah.

5. Warga Tanjungumas Terima Kartu Fasilitas BBM

Warga masyarakat di Kelurahan Tanjunguma menerima kartu fasilitas BBM subsidi di Balai Kelurahan Tanjunguma, Senin (31/1) Lurah Tanjunguma Raja Indra Jaya mengatakan, pemberian kartu fasilitas BBM subsidi pada masyarakat pemilik kendaraan bermotor roda dua di Tanjunguma dilakukan secara bertahap. “Tahap awal diserahkan 500lembar kartu fasilitas BBM. Tahap berikutnya 500 lembar,” kata Raja Indra Jaya.

6. Kadisdik Siap Bantu SD Tribuana

Menanggapi kondisi gedugn dan fasilitas belajar SD Tribuana yang memprihatinkan, Kadisdik Batam Muslim Bidin akhirnya mengambil sikap untuk membicarakan bantuan perbaikan fasilitas belajar. “Bersyukur, Kadisdik langsung telepon ke saya, beliau mengajak saya bertemu di Kantor Disdik. Inti pembicaraan itu arahnya Kadisdik siap meberikan bantuan fasilitas belajar mengajar seperti papan tulis dan bangku,” ujar Kepala SD Tribuana Musa Kasim, saat ditemui dikantornya beberapa waktu lalu.

7. Pemko Batam Siapkan Uang Potong

Pemko Batam melalui Dinas KP2K kembali menggalakkan penertiban ternak liar yang kini masih menjamur di empat  kawasan di Batam. Penertiban itu mutalk mengingat Batam telah ditetapkannya sebagai salah satu Kawasan Strategis nasional di Indonesia. “Status tersebut semakin memperjelas bahwa kawasan peternakan di Batam tidak cocok lagi karena sudah menyalahi Perda Tata Ruang. Jadi, untuk tahun ini tidak ada lagi toleransi bagi kawasan ternak liar di Batam,”ujar Kepala Bidang Peternakan Dinas KP2K Batam, Sri Yunelli, belum lama ini. Nelly mengatakan, masih ditemukan empat kecamatan yagn menjadi kawasan ternak liar, yakni seluruh kelurahan di Kecamatan Seibeduk, Kabil, dan Batubesar di Nongsa, Kampung Belian di Batam Kota dan kawasan Baloi di Lubuk Baja.

8. Awas! Petugas Retribusi Sampah Bodong

Warga Batam sebaiknya berhati-hati saat ada petugas yagn memungut retribusi sampah. Pasalnya, saat ini banyak petugas bodong yang beraksi di sejumlah perumahan dan ruko di seputaran Batam. Hal tersebut disampaikan Kepala DKP Kota Batam Azwan. Menurut dia, pihjak DKP telah menangkap beberapa petugas bodong tersebut dan menyerahkannya ke polisi. Menurut Awan, ada dua modus yang digunakan petugas bodong itu dalam menjalankan aksinya. Pertama, mereka memasulkan surat tugas dan membuat karcis palsu. Keuda, kemungkinan petugas bodong itu merupakan petugas pemungut retribusi sampah khusus pedagang kaki lima yang menyalahgunakan wewenangnya dengan memungut retribusi sampah untuk rumah tangga.

9. Minta Lahan Buat Pendirian TPA

Yayasan Siti Aisyah, pengelola Tempat Pengajian Alquran (TPA) di Jalan S Parman, Tanjungpiayu meminta Pemko  dan BP Kawasan Batam memberikan lahan bagi pendirian TPA Siti Aisyah. TPA yang didirikan sejak 2006 lalu itu sampai sat ini masih menempati bangunan pinggir jalan dari bekas ruli. Lingkungan kusam dan terlihat kumuh. Kami saat ini membutuhkan lahan agar bisa dibangun TPA sekaligus TK yang permanen agat tidak digusur di kemudian hari,”kata Siti Aisyah, pemilik TPA, Jumat (28/1).

Tribun

1. Banjir Kacaukan Hang Nadim

*Jadwal Penerbangan Kacau Balau

*Penumpang Tertahan di Jalan

Hujan deras yang mengguyur sejak Senin (31/1) pagi, benar-benar melumpuhkan Batam. Ratusan calon penumpang pesawat tertanah di simpang empat, dekat Bandara Hang Nadim Batam. Jalan menuju bandara digenangi air setinggi lutut orang dewasa. Akibatnya kendaraan dari arah Simpang Kabil dan bari Batu Besar menuju Bandara Hang Nadim Batam macet total sepanjang lima kilometer. Tidak sedikit kendaraan masyarakat yang mati terjebak banjir. Calon penumpang akhirnya diangkut menggunakan mobil Samapta Polresta Barelang. Namun tidak sedikit mereka yang ketinggalan pesawat. Bukan hanya mengacaukan transportasi, banjir juga merendam ratusan rumah di semumlah wilayah di Nongsa. Sekitar 250 rumah warga terendam banjir di kavling Baru, Kabil. Ketinggian air mencapai 20 centimeter. Akibat banjir itu, ratusan warga tidak bisa menempati rumahnya sendiri untuk sementara waktu.

2. Evaluasi Master Plan

Hujan deras telah mengacaukan sejumlah pelayanan publik di Batam. Keberadaan drainase tidak mampu menampung curahan air hujan dalam beberapa hari terakhir. Anggota Komisi III DPRD Batam, Siti Nurlaela, menilai problema banjir di Batam terjadi karena sudah banyak penyimpangan-penyimpangan pembangunan dari master plan banjir yang dibuat beberapa tahun lalu. Sehingga untuk penanganan banjir ke depannya diperlukan perencanaan lebih komprehensif dan berkelanjutan. “Master plan banjir yang ada sekrang ini perlu dievaluasi kembali. Untuk mengetahui masih layak atau tidaknya master plan tersebut diterapkan dalam kondisi saat ini. Dimana sudah banyak terjadi penyimpangan dari master plan tersebut,” ujar Siti/

3. Siswa Takut Tertinggal Pelajaran

*SMPN 28 Tergenang 1 Meter

SMPN 28 Batam yang berada di Perumahan Taman Raya Tahap III Batam Centre, meniadakan kegiatan belajar mengajar pada Senin (31/1). Ratusan siswa maupun guru sempat datang ke sekolah, namun mereka akhirnya diarahkan untuk kembali pulang karena banjir yang dialami sekolah tersebut kian parah. Jika sehari sebelumnya genangan air hanya selutut, kemarin air meluber hingga setinggi satu meter. Nyaris ruangan kelas di lantai satu berubah bak sungai. Perlengkapan sekolah termasuk buku dan raport siswa sebagian terendam banjir. Pada Selasa (1/2) ini pihak sekolah belum bisa memastikan apakah proses belajar mengajar bisa dilangsungkan atau belum. Yang jelas, para guru SMP 28 berniat mengutamakan kalas tiga. Mereka akan dialihkan menempati ruangan lantai dua. Sedangkan kelas satu dan dua diarahkan untuk melakukan kerja bakti membersihkan ruangan kelas. Kemarin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Muslim Bidin juga meninjau sekolah tersebut. Ia sempat berbasah-basah menyusuri ruangan kelas yang tergenang tersebut.

4. Belum Siap, Jangan Dipaksakan

Anggota Komisi IV DPRD Batam, Udip P Sihaloho meminta supaya pengerukan kanal di SMP 28 segera diselesaikan. Sebaiknya bisa segera dipermanenkan, agar tidak lagi terjadi banjir yang menyebabkan kegiatan sekolah terhambat. “Penanganan ini supaya diselesaikan secepatnya, agar tidak mempengaruhi Ujian Nasional (UN). Lagi pula untuk yang kelas 7 dan 8 juga kan dalam waktu dekat mau ujian semester,” ujar Udin. Untuk sementara waktu, Udin meminta agar kegiatan belajar mengajar siswa dipindahkan ke sekolah lain yang lokasinya tidak jauh, misalnya SMAN 3. “Saya kira belum bisa kering dalam waktu tiga hari saja. Jadi saya harap Dinas Pendidikan bisa memindahkan KBM ke sekolah lain untuk sementara waktu sampai benar-benar kering,” ucapnya.

5. Empat Sekolah Pulang Pagi

*Kasihan Rumah Mereka Terendam

Tingginya curah hujan yang mengguyur Batam sepanjang Senin (31/1) membuat empat sekolah yakni SMPN 28, Taman Raya Batam Centre, Sekolah Dasar 010, SMPN 34 dan SMAN 15 di Kampung Jabi Batu besar, Nongsa meniadakan proses belajar mengajar. Kalaupun ada yang sempat masuk, namun para siswa dipulangkan lebih awal karena kondisi tidak memungkinkan. Di SMPN 28, ratusan siswa dan puluhan guru yang datang ke sekolah akhirnya pulang kembali. Di sekolah tersebut hanya ada penjaga sekolah, Kamal yang terus memantau situasi air yang sangat lamban menyusut. Sedangkan di SDN 010, SMPN 34 dan SMAN 15 kondisinya tidak separah SMPN 28, tetapi pihak sekolah tetap menghentikan proses belajar mengajar. Kepala Sekolah SMAN 15, Vivi Kusuma mengatakan, keputusan untuk menghentikan proses belajar mengajar karena kondisi cuaca dan sekolahnya yang tidak memungkinkan.

6. Ancaman Longsor Meluas

*Dua Rumah tak Bisa Ditempati di Pesona Mantang

*Wali Kota Jamin Beri Bantuan

Ancaman longsor membuat warga perumahan Pesona Mantang, Bengkong Polisi, tidak bisa tidur nyenyak. Hujan deras dalam dua hari belakangan mengakibatkan dua rumah di kawasan itu tidak bisa lagi ditempati akibat tertimbun baru miring yang longsor. Hingga saat ini beberapa warga masih mengungsi di beberapa rumah warga lainnya yang dianggap aman dari ancaman longsor. Mereka terpencar di beberapa tempat untuk tidur, namun pos untuk longsor itu dipusatkan di sebuah lapangan pada gang sebelahnya. Kemarin, Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan yang datang memantau langsung lokasi longsor disambut warga. Mereka menerima penjelasan tentang kondisi cuaca yang kurang bersahabat dalam beberapa hari terakhir ini sehingga menimbulkan banyak musibah. Tidak hanya longsor, tetapi juga banjir yang melanda di beberapa tempat lainnya. “Ada sekitar 15 titik yang terpantau mengalami musibah karena cuaca. Tentang longsor ini harus kita pahami bahwa tanah di Batam ini adalah tanah bauksit liat yang kalau hujan jadi lembek dan kalau panas keras sekali,” kata Dahlan.

7. Dahlan Akui Belum Ada Master Plan Drainase

*Pembangunan Hanya Dengan Sistem Partial

Berdasarkan data yang diperoleh dari Pemko Batam, terdapat 20 titik banjir. Kejadian ini dianggap lumrah kaetika hujan deras. “Globar warming itu benar. Buktinya beberapa negara yang tidak pernah banjir terkena banjir, contohnya Singapura,” kata Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan. Menurutnya banjir bisa terjadi berdasarkan beberapa faktor. Faktor pasti adalah karena terletak di dataran rendah yang susah dihindari dari banjir, contohnya Kodim Batuaji dan SMPN 28 Taman Raya. Faktor kedua, volume yang tinggi pada waduk penampungan yang menyebabkan air kembali di drainase. SMPN 28 merupakan contoh bencana banjir yang berlokasi di cekungan dalam. Banjir sudah menjadi langganan di sekolah ini. “Untuk sementara siswa dipindahkan ke SMAN 3 yang berdekatan. Jangan khawator kepada ibu-ibu. Proses belajar mengajar tidak akan terganggu,” jelas Dhalan. “Jalan keluarnya kami akan membuka klep bersama dengan OB agar air bisa mengalir sedikit. Jadi kemungkinan kadar air menjadi rendah,” jelas Dahlan.

8. Batu Miring SMPN 4 Ikut Ambruk

Tak hanya di perumahan Pesona Mantang, batu miring di komplek SMPN 4 Bengkong Polisi juga mengalami longsor, Senin (31/1) sekitar pukul 13.00 WIB. Batu miring ini tampak tak kuat menahan debit air yang terus mengalir dari bagian atas sehingga bebannya semakin berat. Ketika ambruk pun, air mengalir deras ke jalan raya. Tebing yang longsor ini berada persis di jalan masuk menuju SMPN 4 Bengkong tersebut. Menurut warga yang berada di sekitar tempat itu, batu miring dengan dua tingkat itu tiba-tiba saja longsor ke bawah. Padahal sejak di bangun, batu miring itu tidak pernah mengalami hal demikian. “Baru saja tadi Mas, tak tau juga apa sebabnya. Tiba-tiba ambruk begitu,” ujar seorang warga tak jauh dari lokasi itu.

9. Taksi Argometer Gagal Total

*Sopir Tetap Gunakan Tarif Tawar-menawar

*Penumpang Keluhkan Tarif Taksi Bandara

Keinginan Dinas Perhubungan (Dishub) agar semua taksi menggunakan argometer, bagaikan gagal total. Meski beberapa taksi terpasang alat argo, namun sopir taksi enggan menerapkan ongkos berdasarkan alat tersebut. Padahal argometer merupakan keharusan karena wali kota dulu menyebut dalam menyambut Visit Batam 2010, perlu dipersiapkan semuanya termasuk taksi argo. Dinas Perhubungan juga sudah melakukan tera argo tahun lalu. Namun sekarang taksi yang diteranya itu sebagian tidak memakai argo lagi saat mengangkut penumpang. Para sopir taksi enggan menggunakan argometer lantaran merugi jika dibanding dengan tarif yang berlaku selama ini. “Kami masih tetap menggunakan taris yang telah ditetapkan. Kalau kami memakai argo malah ditegur, karena akan merugi. Tentu kami tidak mau merugi,” kata seorang supir taksi.

Haluan Kepri

1. Banjir, Hang Nadim Lumpuh

Hujan deras yang mengguyur Kota Batam dari Minggu (30/1) malam hingga Senin (31/1) mengakibatkan sejumlah kawasan terendam banjir. Aktivitas  Bandara Internasional Hang Nadim lumpuh sekitar dua jam akibat akses menuju bandara itu terputus oleh banjir. Ketinggian genangan air di perempatan lampu merah menuju bandara mencapai lutut orang dewasa sehingga tidak bisa dilalui kendaraan. Otoritas Bandara Hang Nadim menunda seluruh penerbangan dari Batam dari pukul 09.00-11.00 WIB. “Kami meminta seluruh penerbangan menunda terbang demi kepentingan penumpang,” ujar Humas Bandara Hang Nadim Batam, Hendrawan.

2. Tidak Lama Siapkan Calon Kadis

Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kota Batam, Firmansyah mengatakan untuk mempersiapkan administrasi nama-nama atau calon kepala dinas dan badan yang akan mengisi kabinet di lingkungan Pemko Batam tidak akan memakan waktu lama. Pengusulan nama-nama yang nantinya masuk ke Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) tinggal membuka data base pejabat yang memenuhi syarat BKD. “Tidak lama, kalau hanya diminta untuk mempersiapkan administrasi nama-nama atau calon pejabat yang memenuhi syarat untuk duduk di kepala dinas atau badan. Jika ada instruksi dari Pak Agussahiman, Sekretaris Daerah sebagai Ketua Baperjakat, sebentar bisa dicarikan siapa yang memenuhi persyaratan,” katanya.

3. Jalan Putus Tertimbun Longsor

Jalan yang menghubungkan komplek Perumahan Bengkong Pertiwi dengan Pesona Mantang, tepatnya di jalan atas terputus. Badan jalan tersebut tertimbun longsor hampir sepanjang 10 meter. Longsor akibat hujan deras yang terjadi Senin (31/1). Pantaian di lapangan, jalan yang tertimbun longsoran tersebut berada pada tebing di deretan Blok B1 Pesona Mantang ini tertimbun tanah dan batu. Akibatnya jalur kendaraan roda dua maupun roda empat lumpuh total. “Jalan ini tertimbun longsor sejak tadi pagi, sekitar pukul 06.00 WIB,” ujar Marcel. Untuk melihat kondisi perumahan Pesona Mantang yang terkena longsoran, Muspida Kota Batam yang dipimpin Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan langsung meninjau ke lokasi kejadian. Walikota langsung melihat lokasi bencana juga berdialog dengan warga yang rumahnya terkena bencana. Walikota berjanji menyalurkan dana taktis bencana alam yang ada untuk membantu korban longsor. Sebanyak 10 rumah masyarakat yang terkena longsor bukit batu miring yang di pasang di antara blok rumah di atas dan di bawah akan dibantu pemerintah untuk perbaikannya. “Tim teknis akan mengkaji apa saja yang harus dibenahi secepatnya, termasuk rumah warga yang terkena musibah longsor. Ada dana taktis bencana alam hingga Rp5 miliar di Pemko dan sebagian akan disalurkan untuk bencana longsor di Perumahan Pesona Mantang,” ujar Dahlan.

4. Sampah Berserakan di Mana-mana

Banjir telah usai. Namun, tidak berarti selesai masalah. Pasca banjir kini warga direpotkan oleh sampah yang berserakan di pinggir jalan. Sampah-sampah ini sedikit menghalangi pengguna jalan. Sebab, kayu-kayu serta botol dan sampah lainnya berda di sepanjang jalan Jodoh, Nagoya, Batam Centre, Batuaji dan Batu Ampar. Meski begitu masyarakat dan pengguna jalan berupaya mengambil sampah-sampah yang bisa menghalangi kendaraan yang melintas.

5. Warga Diminta Waspada

Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan (DKP) Kota Batam, Azwan meminta warga waspada terhadap petugas tidak resmi yang membungut uang sampah. Jika ragu bisa disisasati dengan melihat identitas resmi mereka. “Kalau masyarakat ragu dengan pemungut sampag yang datang ke rumah-rumah pada masa transisi pengelolaan sampah di Batam ini bisa dilakukan dengan cara melihat identitas resminya. Dikartu identitas resmi itu tercantum Kepala DKP Kota Batam dan nama lengkap petugas” ujarnya. Kata Azwan, petugas resmi yang memungut retribusi sampah perlu memberikan kupon yang bisa ditandai dengan cap atau stempel basah.

6. Jalan di Simpang Melcem Belum Diperbaiki

Jalan rusak di simpang tiga Melcem, tepatnya di depat PT Berdero Lama, Batuampar belum diperbaiki. Meski sering terjadi kecelakaan akibat banyaknya lubang-lubang jalan, namun belum mendapat respon dari Pemko maupun Otorita Batam. Pantauan di lapangan terlihat sejumlah lubang besar menganga di badan jalan. Lubang-lubang tersebut besarnya lebih kurang berdiameter satu hingga 1,5 meter. Sedangkan dalamnya lebih kurang mencapai 1,5 jengkal tangan manusia. “Ini sangat menganggu kami, sudah banyak yang celaka. Tetangga saya juga pernah jatuh akibat menghindari jalan rusak tersebut,” kata Arif warga melcem.

Leave a Reply

Switch to our mobile site

Log in -