TP PKK Kota Batam Gelar Lomba Busana Melayu

Batam,  Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Batam menggelar Lomba Busana Tradisioanal Melayu Resmi dan Harian, Selasa (6/3) di Kepri Mall. Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk melestarikan budaya Melayu.  Sebagai negeri Melayu, baju Melayu merupakan kebudayaan yang harus dijunjung. Walaupun masyarakat Batam didominasi oleh pendatang, tetap harus mengikuti adat istiadat yang berlaku di negeri Melayu.
Busana Melayu resmi dipakai pada setiap acara resmi. Bagi kaum perempuan, baju yang digunakan adalah baju kurung dan kebaya laboh. Disebut baju kurung karena baju ini mengurung atau menutup aurat di badan agar tidak kelihatan bentuk badan. Kain yang dipakai adalah kain tenun songket yang bercorak Melayu. Sedangkan busana harian dipakai untuk kegiatan harian.
Peserta berjumlah 32 orang, yang terdiri dari 20 orang peserta busana Melayu resmi untuk tingkat dewasa dan 12 orang peserta busana Melayu harian untuk tingkat anak-anak yang berumur 5-8 tahun. Peserta mrupakan utusan dari ibu-ibu yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), TP PKK Kecamatan se-Kota Batam dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Batam. Dewan juri terdiri dari 3 orang, masing-masingnya Muhammad Zen dari Disparbud Kota Batam yang menilai busana Melayu, Salbiah dari Harpi Melati, menilai tata rias dan Windy dari Cat Walk Agency yang menilai cat walk para peserta.
Tampil sebagai juara busana Melayu harian anak-anak, juara harapan 3 yakni Kecamatan Galang, juara harapan 2 yakni Kecamatan Seibeduk, juara harapan 1 Kecamatan Bulang. Selanjutnya juara 3 diraih oleh peserta utusan DWP Kota Batam, Juara 2 diraih peserta utusan Kecamatan Bengkong dan juara 1 diraih oleh peserta utusan Kecamatan Batuaji. Sementara untuk juara busana Melayu resmi dewasa, juara harapan 3 Kecamatan Sei beduk, juara harapan 2 diperoleh utusan Kecamatan Bulang, juara harapan 1 diraih peserta utusan Kejaksaan Negeri Batam. Keluar sebagai juara 3 yakni Kecamatan Batuampar, juara 2 Kecamatan Sekupang dan juara 1 diraih peserta utusan dari Bhayangkari.
Ketua panitia, Tetty Sandra Mila  mengatakan, kegiatan tersebut sesuai dengan program kerja (Pokja) III yang membidangi Sandang, Pangan dan Tata Laksana Rumah Tangga yang disejalankan dengan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke- XL tingkat Kota Batam. “Tujuan dari kegiatan tersebut, untuk memberikan apresiasi yang tinggi terhadap budaya Melayu serta untuk lebih memasyarakatkan lagi busana tradisional Melayu di kalangan masyarakat,” katanya.
Ketua TP PKK Kota Batam, Ny. Mariana Ahmad Dahlan dalam sambutannya mengatakan, masyarakat Batam cukup dikenal sebagai masyarakat yang memiliki tingkat heterogenitas sangat tinggi. Hal ini tercermin dari keragaman agama, suku bangsa, adat istiadat, bahasa serta profesi yang digeluti oleh masyarakat. Kondisi tersebut hendaknya jangan dijadikan sebagai suatu hambatan dalam pergaulan hidup sehari-hari, karena dari keanekaragaman tersebut terjalin sebuah harmonisasi yang mengagumkan. “Pada gilirannya keanekaragaman tersebut akan menjadi kekayaan kultural yang tidak ternilai harganya dan memberikan kontribusi yang sangat positip bagi pembangunan Kota Batam yang kita cintai ini”,  ujar Ny. Mariana.
Sebagai Ketua TP. PKK Kota Batam, Ny. Mariana menyambut baik dan memberikan aprsiasi kepada Kelompok Kerja (Pokja) III TP PKK Kota Batam yang telah memprakarsai Lomba Busana Melayu resmi dan Melayu Harian ini. “Melalui perlombaan semacam ini secara otomatis akan tersosialisasikan nilai-nilai luhur yang ada di tengah-tengah kehidupan kita” sebut Ny. Mariana.
Dikatakannya, setiap daerah di nusantara ini memiliki busana daerahnya masing-masing. Busana daerah itu menjadi ciri yang membedakan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Melihat baju Bodo misalnya, orang sudah tahu bahwa baju tersebut berasal dari Sulawesi.  Begitu juga dengan baju kurung yang berbentuk pesak dan kekeknya pasti merupakan baju Melayu yang sudah turun temurun digunakan oleh masyarakat Batam. Terkait dengan hal itu sudah sewajarnyalah masyarakat Batam memberikan perhatian dan kepedulian untuk mensosialisasikan agar nilai-nilai tradisi yang luhur dan nilai tinggi itu tidak hilang di muka bumi. “Hal tersebut sejalan dengan tunjuk ajar orang tua-tua kita yang menyebutkan dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”, ucap Ny. Mariana.
 Menurut Ny. Mariana, dikhawatirkan, jika nilai-nilai tradisi yang luhur itu tidak disosialisasikan, bukan tidak mungkin suatu saat nanti nilai-nilai tersebut tidak akan dikenali lagi oleh generasi penerus. Selanjutnya Ia berharap jika memungkinkan agar Lomba tersebut diagendakan secara rutin setiap tahunnya dan menjadi kalender event pariwisata Batam ke depan.
Sementara Wakil Walikota Batam Rudi dalam sambutannya meminta seluruh SKPD agar sepenuhnya memberikan dukungan kegiatan tersebut, sehingga nantinya dapat dilaksanakan setiap tahunnya. Dengan adanya lomba busana Melayu, Rudi berharap masyarakat Kota Batam dapat berbusana Melayu sehingga mengurangi tindakan amoral yang terjadi di masyarakat. “Jika memang hal tersebut dapat mengurangi dampaknya, akan dibuat peraturan yang mewajibkan kaum perempuan untuk berbaju kurung Melayu dihari-hari tertentu baik di pemerintah maupun swasta. Mulai dulu dari keluarga kita, sebagai contoh masyarakat Batam. Karena dengan berpakaian Melayu itu indah”, jelas Rudi.
Turut hadir Asisten III bidang Administrasi Umum M. Syahir, Kadisparbud Kota Batam Yusfa Hendri, Kadis PMPK UKM Amsakar Achmad, Kepala Kesbangkpolinmas Heriman HK, Kepala Dispenda, Jefridin, seluruh camat se Kota Batam, Ketua Piswan Marida Sari, Ketua Jalasenastri Titi Indriani, Ketua Adyaksa Dharma Karini, Imade Astiti, Ketua Pikori  Indriani Mustofa,  Wakil Ketua II TP PKK Kota Batam Roza Agussahiman, Wakil Ketua III Emilia Thamrin, Wakil Ketua IV Suhartini, Ketua TP PKK kecamatan se Kota Batam serta Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah (Kabid PLS) Dinas Pendidikan Kota Batam, Hasyimah Nyat Kadir.  (*humas_crew nn/rs)

Leave a Reply

Galeri Foto

Switch to our mobile site

Log in -