BATAM – Telah ditetapkan setiap tanggal 18 Desember 1829, merupakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Batam. Seperti pada tanggal 18 Desember 2009 yang jatuh pada hari Jumat ini, masyarakat Kota Batam untuk pertama kalinya merayakan HUT Kota Batam yang ke 180 tahun. Ditetapkannya tanggal 18 Desember sebagai HUT Kota Batam setelah melalui beberapa kali seminar. Akhirnya dari beberapa usulan, disepakati tanggal hari jadi Kota Batam merujuk pada sejarah Noeng Isa.
Cerita Noeng Isa ini bukan sekedar sejarah semata, namun sebagai bukti Noeng Isa pernah pemimpin di Batam, di Nongsa terdapat makam zhuriyat Noeng Isa. Bahkan sampai saat ini masih ditemukan ahli waris Noeng Isa yang menetap turun temurun di Batu Besar Kecamatan Nongsa.
Salah satu keturunan Noeng Isa adalah Raja Ibrahim yang kini telah berusia 77 tahun ini merupakan keturunan ke 7 dari Raja Isa. Raja Ibrahim merupakan anak dari Raja Dalilah (ibunya) dan Raja M Nur (ayahnya). Yang merupakan keturunan Noeng Isa menurutnya adalah ibunya, Raja Dalilah. Raja Ibrahim sendiri terdiri dari dua bersaudara yakni dengan Raja Upik. Ibarhim sendiri merupakan memiliki 11 orang anak dan yang masih hidup 9 orang. Dari silsilah keluarga, ibu Raja Dalilah bernama Raja Hawe (nenek Raja Ibrahim) dan suaminya, Raja Mahmud (kakek Raja Ibrahim).
Raja Hawe memiliki empat orang anak yaitu, Raja Dalilah, Raja Dolah, Raja Ramlah dan Raja Yusuf. Menurut cerita Raja Ibrahim, sebagian keluarga keturunan Raja Isa ada yang tinggal di Dabok Singkep dan Penyengat. Dari cerita yang ia peroleh, istri Noeng Isa, Daeng Parani sebenarnya berasal dari Bugis yang merantau ke Batam. Karena usinya yang sudah tidak muda lagi, pria kelahiran 1932 ini, tidak bisa mengingat banyak cerita tentang Noeng Isa tersebut. Yang masih jelas dalam ingatakannya adalah, bahwa saat ini makam yang terdapat di Nongsa merupakan makam kerabat Noeng Isa dan makam anaknya. Ceritanya, di daerah Nongsa tersebut terdapat tiga keramat, yakni keramat bumbum (awal), keramat tengah dan keramat puak (ujung). Keramat tengah menurutnya merupakan makam tempat zuriyat Noeng Isa yang kini tengah dipugar oleh Pemko Batam.
Mengenai makam Noeng Isa sendiri, memang tidak diketahui keberadaannya. Namun, berdasarkan keyakinan, makam Noeng Isa tersebut ada. Sampai akhirnya daerah tempat ia tinggal saat ini bernama Nongsa, karena orang Cina yang datang ke Batam tidak fasih berbahasa Indonesia, sehingga akhirnya menyebut Nongsa.
Kisah Pulau Putri
Salah satu tempat rekreasi yang terdapat di Kota Batam adalah Pulau Putri. Pulau Putri yang terletak di Batu Besar Kecamatan Nongsa ini tidak terdapat pemukiman masyarakat melainkan pos penjagaan. Masih cerita Ibrahim, Pulau Putri ini dulunya merupakan pulau kosong ini merupakan jelmaan naga yang ingin menyebrang ke Laut Cina. Namun naga tersebut keluar dari gua dan ternyata telah siang sehingga tidak sempat untuk sampai ke tujuannya ke Laut Cina. Dulu di pulau tersebut banyak ular dan pernah dinamakan dengan Pulau Naga hingga akhirnya berubah menjadi Pulau Putri. Dulu jika ada orang yang belum memperoleh anak, datang ke pulau tersebut bernazar sambil membawa sesajen. (***)
jangan sekali-kali melupakan sejarah, terus lestarikan dan jaga…
jangan sampai melayu di hilangkan di batam tempat kelahiran kita