Ketua Panitia Bazar, Ray Stefan mengatakan kebutuhan lele di Batam mencapai 10 ton perhari, melalui Bazar ini sebagai ajang sosialisasi ternak lele di Batam sehingga suatu saat nanti Batam tidak perlu mengimport lele dari luar negeri. “Mudah-mudahan ajang ini bisa dimanfaatkan oleh teman-teman peternak sebagai ajang yang positif untuk mempromosikan hasil budidaya mereka dan juga bisa saling berbagi informasi sesama peternak sebagai upaya perbaikan kedepan,” katanya.
Ketua paguyuban pembenih lele Kota Batam, Surianto mengatakan hasil produksi peternak lele lokal Batam telah mampu memenuhi kebutuhan lele di Batam. Namun sampai saat ini, Batam masih menda[at pasokan lele dari Malaysia. “Sekarang sudah saatnya mengurangi impor lele. Sudah ada 19 kelompok peternak lele di Batam. Impor lele dikhawatirkan akan mematikan peternak lele lokal,” katanya.
Selain itu Paguyuban peternak lele juga mengatakan permasalahan lain yang dihadapi peternak lele di Batam yaitu susahnya pakan lele yang juga harus di datangkan dari negara tetangga. Peternak lele berharap pakan lele dipermudah masuk ke Batam sehingga harga dipasaran tetap terjangkau olah peternak lele.
Walikota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan budidaya lele di Batam merupakan peluang usaha baru yang diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja dan bisa mengurangi angka pengangguran di kota industri ini. “Budidaya lele cukup menjanjikan di Batam, karena kebutuhan kita besar. Sehingga sangat terbuka untuk membuka peluang usaha baru di sektor ini. ,” katanya.
Menaggapi keinginan peternak lele, Ahmad Dahlan Pemerintah Kota Batam secara perlahan akan mengurangi kebutuhan lele dari luar namun dengan catatan apabila produksi lele lokal semakin meningkat dan saatbilitas harga dapat terjangkau oleh konsumen.
Selain bursa penjualan ikan lele lokal Batam, acara bazaar ini juga diisi beberapa kegiatan diantaranya penjualan bibit lele, bazaar makanan olahan dari ikan lele, penyuluhan budidaya lele dan hiburan rakyat.
(humascrew)
.::share::.
