BATAM- Sebanyak 832 imam masjid di Kota Batam menerima insentif dari Pemerintah Kota (Pemko) Batam. Insentif itu diserakan langsung oleh Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan kepada imam masjid yang tergabung dalam Ikatan Persaudaraan Imam Masjid Kota Batam (IPIM). Insentif tersebut telah dianggarkan oleh Pemko Batam melalui anggaran Setdako bagian Kesejahteraan Rakyat, sebesar Rp. 332.500.000. Masing-masing imam masjid menerima insentif sebesar Rp. 400.000 setahun. Insentif serupa juga telah dibagikan kepada para guru sekolah negeri, guru sekolah swasta, guru Pendidikan Agama Islam, serta pengurus RT dan RW se-Kota Batam.
Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan, semua ini dilakukan dalam rangka memotivasi serta memberikan apresiasi kepada mereka yang telah membantu pemerintah di garis depan pembangunan, dalam hal ini kepada unsur yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Karena diakui oleh pemerintah, tentu tidak semua elemen masyarakat dapat terjangkau langsung, maka kehadiran para pemimpin atau pemuka agama seperti imam masjid menjadi tambahan kekuatan yang sangat berarti.
Pembagian insentif ini menjadi bagian dalam rangkaian Pembukaan Pelatihan Imam Masjid dan Fardhu Kifayah ke-3 Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Kota Batam. Dalam rangka melakukan peningkatan sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melakukan kegiatan spiritual dan untuk menciptakan imam masjid yang berkualitas, akan disampaikan materi pelatihan diantaranya Kearifan Imam Masjid dalam Menyikapi Perbedaan Mahzab serta materi tentang Fardu Kifayah. Materi pada pelatihan tersebut diberikan oleh KH. M. Husni Thamrin, pimpinan pondok pesantren Al Ihya Insan Kamil Bogor serta KH. Muslim Salim, S.Ag sebagai ketua PTIQ.
Dikatakan oleh KH M Husni Thamrin, bahwa majelis yang dilakukan pada pagi itu (13/07) merupakan usaha yang dilakukan untuk mendekatkan diri dan mendapatkan hidayah dari Allah SWT, serta meningkatkan wawasan cara membina hubungan yang baik dengan masyarakat. Baginya, Batam memiliki pemahaman keIslaman yang cukup tinggi karena telah menjadikan fardu kifayah sebagai materi yang dibahas dalam pelatihan. Dimana hal ini belum pernah dijumpainya dalam sesi-sesi pelatihan yang dijalaninya.
Batam dipandang sebagai miniatur Indonesia, karena terdiri dari beraneka suku bangsa. Batam memiliki masyarakat yang bersifat transisional, dimana mereka yang datang ke Batam dengan sendirinya terpaksa mengubah pola pikir yang tadinya biasa menjalani hidup sebagai petani atau nelayan, kini harus hidup ditengah besarnya gelombang industri yang terus berkembang. Untuk itu, pendekatan spiritiual dirasakan sangat penting dilakukan guna memberikan kekuatan kepada warga masyarakat menjalankan hidupnya dan ikut membangun negeri tercinta Indonesia. Maka disinilah peran imam masjid yang bersentuhan langsung dengan warga masyarakat ini dipandang sangat penting. Dengan dilakukannya pelatihan-pelatihan untuk imam masjid seperti ini, diharapkan terciptalah imam masjid berkualitas serta hubungan antar umat yang dapat berjalan selaras, sehingga tidak terjadi benturan-benturan dalam menjalankan roda pembangunan. Pada akhirnya imam dapat menjadi anutan dan juga panutan dalam masyarakat dan kembali kepada fungsi yang sesungguhnya.
Acara ini dihadiri oleh Ketua DPRD yang dalam kesempatan ini diwakilkan oleh Rudy, SE selaku ketua Badan Anggaran, Ketua MUI Kota Batam, Kakandepag Kota Batam, Asisten II dan Asisten III Kota Batam, Kabag Kesra, Kabag Humas, Kabag Protokol, serta para camat se-Kota Batam.
humas crew**bb
Mantrapppp…bur
lanjutkan…banyak proyek nampaknya…
Meledak meletop….
Saya setuju dengan Insentif pemko pada 832 Imam Masjid di Batam,karena denga begitu,dapat membantu para imam mesjid.Bagus sekali inisiatif begitu.thx.