Pemko Batam dan HSF Tandatangani MoU Pengelolaan Lingkungan

BATAM- Pemerintah Kota Batam melalui Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Batam bersama dangan Hanns-Siedel Foundation Indonesia (HSF) dan Alumni Hanns-Siedel Foundation Indonesia (PAHSI) melakukan penandatangan Memorandum Of Undarstanding (MoU) tentang Upaya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Batam. Bertempat di ruang Presentasi lantai V Kantor Walikota Batam, Senin (14/2). Penandatangan MoU dilakukan oleh Kepala Bapedalda Kota Batam, Ir. Dendy N Purnomo, Direktur HSF Indonesia, Dr Ulrich Klingshrin dan Ketua PAHSI, Ir. Muhammad Basrul Asanah, serta Ir. Wan Darusallam yang mewakili Walikota Batam, Ahmad Dahlan dan Head of Internasional Fellows Program HSF Germany, Dr. Michael Czepala.

Dendy Purnomo dalam sambutannya menuturkan bahwa kerja sama ini merupakan kelanjutan dari pertemuan yang telah dilakukan sebelumnya beberapa waktu lalu di Jakarta yaitu yang bertujuan untuk mengembangkan kerja sama dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kota Batam. “pihak-pihak yang terlibat telah sepakat untuk mengembangkan kerja sama dan koordinasi dalam program-program bidang lingkungan hidup, yang ruang lingkupnya antara lain; pertama, Pendidikan lingkungan hidup di sekolah-sekolah. Kedua, Memberikan Kesempatan pelatihan di bidang lingkungan hidup di Indonesia dan di Jerman. Ketiga, asistensi penyusunan peraturan perundangan lingkungan hidup. Keempat, asistensi teknis mengenai teknologi dan manajemen lingkungan hidup dan kelima adalah sosialisasi praktek-praktek terbaik dalam pengelolaan lingkungan hidup kepada masyarakat Kota Batam,” rincinya.

Kepala Bapeko Kota Batam, Wan Darussalam menyampaikan bahwa Kota Batam sejak tahun 1970 di bawah kekuasaan Otorita Batam hingga tahun 1983 dimana Batam merupakan Kota Administratif dalam bentuk Kotamadya Batam, sampai dengan kemudian tahun 2000 yang mana Batam berubah menjadi daerah otonom dan menjadi Kawasan Perdagangan Bebas, terus berkembang pesat, bahkan pertumbuhan ekonominya mencapai 7,6% diatas rata-rata nasional. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah bahkan kini mencapai 1juta jiwa. Selain itu Batam juga di desain sebagai daerah Industri, Transhipment atau alih kapal, daerah pariwisata dan Jasa. “Dengan seluruh aktifitas perindustrian, perekonomian, perdagangan dan pembangunan tersebut berdampak pada masalah kerusakan lingkungan. Sekingga MoU ini sangat tepat dan kami sangat mendukung serta menyambut baik kerja sama ini,” jelasnya.

“PAHSI selalu berkomitmen untuk merealisasikan ilmu yang telah dipelajari, sedangkan HSF selalu siap memberikan kontribusinya dalam bentuk pendidikan, seminar, beasiswa dan lain-lain” jelas Muhammad Basrul dalam sambutannya. “semoga kerja sama ini dapat terus dilanjutkan dan memberi manfaat serta memberi kontribusi bagi pembangunan Kota Batam,” harapnya.

Setelah penandatanganan MoU, dilakukan penyerahan secara simbolis Modul Bahan Pengajaran untuk pendidikan lingkungan hidup oleh Direktur HSF Indonesia kepada Dinas Pendidikan Kota Batam. Di  tempat yang sama juga di gelar diskusi panel dengan tema ‘Manajemen dan Imlementasi Pengelolaan Lingkungan’, yang membahas masalah-masalah seperti kinerja pengelolaan lingkungan hidup di Kota Batam, ISO untuk pengelolaan limbah dan limbah padat serta inovasi teknologi pengelolaan limbah. Sedangkan sore harinya dijadwalkan untuk melakukan kunjungan lapangan ke Kawasan Industri Batamindo kemudian dilanjutkan melihat pengelolaan dan pengolahan air bersih di PT. ATB dan terakhir ke tampat pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Kawasan Pengelolaan Limbah Industri (KPLI) Kabil.

(crew_humas/hw)

Leave a Reply

Galeri Foto

Switch to our mobile site

Log in -