Peserta Lemhanas Gali Informasi Tentang Pulau Terluar di Kota Batam

BATAM- Sebanyak 25 orang peserta Studi Strategis Dalam Negeri PPLA 45 Lemhanas RI melakukan kunjungan ke Pemerintah Kota (Pemko) Batam, Rabu (1/9). Pimpinan Rombongan, Dikdik Amir Hasan mengatakan kunjungan ini bertujuan untuk membantu peserta dalam rangka mengumpulkan data terkait informasi mengenai kondisi pulau terluar yang berada di Kota Batam. Peserta PPLA tersebut berasal dari TNI 9 orang, Polri 6 orang, Mahkamah Agung 2 orang, Kementrian 2 orang, Menwa 1 orang dan Bank Indonesia 1 orang. Para peserta PPLA angkatan 45 Lemhanas tersebut diterima oleh Asisten Pemerintah Kota Batam, Asyari Abbas mewakili Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan. Dalam kesempatan tersebut, Asyari Abbas menjelaskan mengenai kondisi umum Kota Batam, mulai dari Batam yang masih merupakan satu kecamatan, hingga Batam menjadi daerah otonomi seperti saat ini. Untuk penataan Kota Batam, merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berpedoman pada RTRW Provinsi Kepri. Demikian pula untuk pulau terluar yang ada di Kota Batam, menurutnya dijadikan kawasan strategis.

Di Batam menurutnya terdapat empat pulau terluar yang berhadapan langsung dengan negara tetangga. Empat pulau terluar itu yakni, Pulau Pelampung yang terletak di sekitar Pulau Terong, Kecamatan Belakang Padang. Pulau Nipah yang kini dijadikan sebagai daerah pertahanan, Pulau Batu Beranti dan Pulau Putri yang berada di Nongsa. Untuk Pulau Nipah, ujarnya, masyarakat meminta agar masyarakat diberi akses ke pulau tersebut. Karena dari informasi yang diperoleh dari masyarakat, kini mereka dihambat untuk masuk ke pulau tersebut. Padahal, masyarakat dapat diberdayakan untuk memberi informasi jika ada orang yang menyusup masuk ke pulau itu.

Dalam kunjungan itu, para peserta menyampaikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi Pulau Batam dan pulau terluar. Diantaranya pertanyaan yang disampaikan yakni menyangkut sejauh mana Pemko Batam mengalokasikan anggaran untuk keamanan, pendidikan serta kesehatan di wilayah perbatasan. Disamping itu, peserta Lemhanas juga mempertanyakan bagaimana Pemko Batam menyikapi tentang keberadaan pulau terluar khususnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar pulau tersebut.

Mengingat letak Batam yang berdekatan dengan Negara luar, peserta juga mempertanyakan bagaimana Pemko Batam meningkatkan rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan terutama bagi generasi muda yang ada di Kota Batam. Sebagai daerah industri, tidak lupa mereka menanyakan tentang jumlah investasi di Kota Batam, serta langkah antisipatif yang ditempuh untuk menghindari kejadian seperti kerusuhan di Drydocks.

Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta Lemhanas, Asyari Abbas menjelaskan bahwa konsep pembangunan Batam sesuai dengan RTRW. Untuk daerah pulau-pulau, Pemko Batam membuka keterisolasian dengan akses kapal perintis. Kapal perintis ini berfungsi untuk menghubungkan pulau-pulau, mulai dari Pulau Terong, Pulau Kasu hingga Pulau Belakang Padang, Galang dan Bulang. Keberadaan kapal perintis ini menurutnya disubsidi oleh Pemerintah Kota Batam.

Dibidang kesehatan, terutama untuk masyarakat di pulau terluar, Pemko juga telah menyediakan Puskesmas Keliling. Untuk pendidikan, Asyari mengatakan bahwa sejak tahun 2002 Pemko Batam telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen. Kemudian bagi pejar di hinterland, Pemko telah menyediakan transportasi baik darat maupun laut. Sementara bagi pelajar yang tinggal jauh dari sekolah, Pemko Batam telah membangunkan asrama putra putri.

“Asrama ini gratis dan berada di kawasan hinterland,” kata Asyari.

Menyangkut infrastruktur yang berada di pulau terluar, menurutnya ada yang kosong dan ada yang sudah diisi. Seperti Pulau Pelampung dan Pulau Batu Beranti, menurutnya kosong dan tidak ada penduduk. Sementara Pulau Nipah, telah dibangun pos keamanan dan merchusuar. Begitu juga di Pulau Putri terdapat pos dan Merchusuar. Untuk investasi di Kota Batam, dari Januari sampai Juli 2010 jumlah investasi 27.166.763 juta Dolar Amerika. Dengan jumlah tenaga kerja 1.816 orang dengan jumlah kawasan industri sebanyak 26 kawasan dan 500 perusahaan. Pertemuan siang itu diakhiri dengan tukar menukar cenderamata yang diserahkan oleh Asyari Abbas dari Pemko Batam dan Dikdik Amir Hasan mewakili peserta Lemhanas.

(crew_humas/dv)

Comments are closed

Galeri Foto

Switch to our mobile site

Log in -