Meneg LH Tinjau Pengolahan Limbah di Batam

BATAM- Mentri Negara Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta melakukan peninjauan di beberapa lokasi pengelolaan limbah di Kota Batam, Jumat (14/1). Didampingi oleh Sekertaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Suhajar Diantoro, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kepri, Khairudin Jafar, Deputi IV Menneg LH Bidang Pengelolaan Limbah B3, Masnely, dan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Batam, Dendi Purnomo dan sejumlah pejabat lainnya.

Lokasi pertama yang di kunjungi adalah lokasi penertiban penambangan pasir darat tanpa izin di Kurnia Djaya Alam, Batam Centre. Gusti menyatakan senang bahwa telah dilakukan penertiban terhadap penambang pasir darat di lokasi tersebut. “Pemerintah Kota Batam sudah dilakukan sosialisasi untuk tidak melakukan pengangkutan pasir dari penambangan ilegal juga melakukan penertiban dan pengawasan, karena bila di biarkan akan menjadi masalah, ” jelasnya.

Selanjutnya rombongan melakukan peninjauan ke Plant pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) PT Desa Air Cargo Batam (DACB) dan PT Greenindo Tritama yang berlokasi di Kawasan Pengelolaan Limbah Industri (KPLI) Kabil. Didampingi direktur kedua perusahaan tersebut, Kurniawan Chang, Gusti berkeliling meninjau Coagulant Fasility, Sher Press Fasility, Destilation Fasility yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sekaligus diberi penjelasan mengenai proses, cara kerja dan kemampuan perusahaannya dalam mengolah limbah B3 yang dihasilkan industri-industri yang ada di Kota Batam.

Kurniawan menjelaskan bahwa awalnya PT DACB hanya sebagai transporter limbah B3 saat didirikan tahun 1997. Saat itu, PT DACB dan PT Ayodia diminta oleh OB untuk mengangkut limbah B3 yang dihasilkan industri-industri di Batam ke PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) yang berada di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Kala itu, PPLI satu-satunya industri pengolahan limbah B3 di Indonesia. PT Greenindo mengolah limbah B3 jenis solvent dengan teknologi vakum destilasi. Kemampuan PT Greenindo juga terus ditingkatkan dan kini mencapai 30 drum per hari. Saat melakukan peninjauan di lokasi tersebut Gusti juga melihat alat pengolah limbah yang dibuat sendiri oleh anak negeri. Lokasi peninjauan selanjutnya melalui udara, Flyover mengelilingi pesisir pulau Batam.

Dalam wawancaranya Gusti mengungkapkan bahwa di Batam sudah mampu mengolah limbah- limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri di kota Batam. “Di Kota Batam 40% limbah Coagulant, Chemicals dan limbah padat termasuk pengolahan limbah B3 sudah mampu diolah sendiri didaerah, dan bahkan dalam waktu dekat akan ditambah 20 hektar lahan lagi untuk lokasi pengolahan limbah,” jelasnya. Dilihat dari pengelolaan tata ruang lokasi pengolahan limbah juga sudah memenuhi syarat yaitu jauh dari lingkungan pemukiman warga, tambahnya.

(humas_crew/hw)

Leave a Reply

Galeri Foto

Switch to our mobile site

Log in -