COMBI Untuk Perubahan Perilaku Masyarakat Secara Mendasar Dalam Penanganan DBD

S4020200BATAM - Untuk mengantisipasi berbagai dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam berdarah yang cenderung mengalami trend kenaikan akhir-akhir ini, Pemerintah Kota Batam dalam hal ini Dinas Kesehatan mengambil beberapa kebijakan taktis operasional, di antaranya dengan melakukan koordinasi lintas instansi kepada semua rumah sakit baik pemerintah maupun swasta untuk tidak menolak pasien yang menderita DBD dengan meminta direktur rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku.
Selain itu, upaya pelaksanaan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD dan membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang diduga masuk kategori daerah perkembangbiakan nyamuk DBD, serta melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru pemantau jentik (jumantik), penyebaran informasi dan sosialisasi tentang pentingnya upaya bersama secara serentak untuk melakukan gerakan 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur).

Kepala Dinas Kesehatan, dr. Mawardi Badar, MM, mengatakan bahwa penanggulangan penyakit menular seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) di Batam dari hulu sampai hilir sudah dan sedang diupayakan sehingga radius penyebaran yang disebabkan nyamuk DBD dewasa tersebut dapat dibatasi bahkan dihilangkan. Upaya itupun sangat terkait dengan dukungan aktif seluruh masyarakat Batam. Berbagai kasus yang terjadi lebih banyak terjadi akibat rendahnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan masing-masing.

“Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syock/pre-syok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu), katanya dengan tegas.

Menurut Kepala Bagian Pengendalian Penyakit Menular (P2M) drg. Sri Rupiati, kedepannya pihaknya akan melakukan Community Behaviour Impact (Combi) merupakan perubahan yang paling mendasar pada perilaku masyarakat. Ada empat daerah yang nantinya digunakan sebagai daerah percontohan diantaranya Buliang, Bukit Tempayan, Tanjung Sengkuang dan Batu Merah.

Kegiatan tersebut merupakan tiga tahun kegiatan yang dimulai tahun 2009 secara berturut-turut. Di daerah percontohan atersebut akan dilakukan advokasi, promosi kesehatan, meningkatkan pengetahuan tentang 3M, membentuk organisasi masyarakat atau sejenis kelompencapir dan tujuan terakhirnya masyarakat berubah perilakunya dengan menjaga lingkungannya lebih bersih dan sehat.

Saat ini telah dilakukan survey perilaku terhadap empat daerah percontohan tersebut. Pertengahan Juli nanti akan dilakukan advokasi kepada RT, RW, kelurahan, dan tokoh masyarakat. Kegiatan tersebut merupakan hasil studi banding yang dilakukan Dinkes Batam di Jakarta Timur. Disana setelah tiga tahun project tersebut dilakukan, tidak ditemukan kasus DBD.

Sebelum kearah sana , Sri juga menambahkan peran serta aktif masyarakat untuk menghindari gigitan nyamuk di sepanjang siang hari (pagi sampai sore) karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menghindari berada di lokasi-lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Bila memang sangat perlu untuk berada di tempat tersebut kenakan pakaian yang lebih tertutup, celana panjang dan kemeja lengan panjang misalnya. Gunakan cairan/krem anti nyamuk  yang banyak dijual di toko-toko, pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian, katanya lagi.

Bila ada salah seorang penghuni yang positif atau diduga menderita DBD, segera melakukan penyemprotan seluruh bagian rumah dan halaman dengan obat semprot nyamuk di pagi, siang dan sore hari, sekalipun penderita tersebut sudah dirawat di rumah sakit. Hubungi puskesmas setempat untuk meminta fogging di rumah-rumah di lingkungan setempat.

Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan bekerja sama dengan RT/RW/Kelurahan dengan Puskesmas setempat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), dan Fogging, atau memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti dengan Abatisasi.

(*humas_crew/ttn&nn)

1 Response for “COMBI Untuk Perubahan Perilaku Masyarakat Secara Mendasar Dalam Penanganan DBD”

  1. Allied Telesis says:

    Bagus banget tindakan Pemerintahan Kota Batam,Untuk mencegah Demam Berdarah yang semakin menjalar itu.Saya kagum sekali dengan pemerintahan kota Batam yang begitu cepat dan tegas dalam bertindak serta mengambil keputusan.Dengan begitu pasti mengurangi korban Demam berdarah di kota Batam.bagus sekali pemeritahan kota Batam.Thanks.

Leave a Reply

Galeri Foto

Switch to our mobile site

Log in -