Sosialisasi Korversi Mitan ke Elpiji Masih Terus Digalakkan

BATAM – Pertamina selaku main dealer Bahan Bakar di Batam menempatkan diri sebagai institusi terdepan dalam berbagai sosialisasi kebijakan nasional dalam konversi Mitan ke Elpiji termasuk di Kota Batam. Pertamina Batam sendiri hingga kini terus melakukan sosialisasi program konversi minyak tanah ke gas kepada masyarakat Batam. Warga yang telah mengikuti sosialisasi mengaku senang beralih menggunakan kompor gas, karena lebih hemat dibandingkan menggunakan minyak tanah dan dapur menjadi lebih bersih.
Sampai saat ini telah ada beberapa daerah yang melakukan konversi Minyak Tanah ke Gas. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Batam Ahmad Hijazi mengatakan bahwa LPG 3 kg hanya dijualbelikan di pangkalan minyak tanah yang sudah berubah menjadi pangkalan LPG. Kebijakan perubahan pangkalan tersebut menurut Hijazi sebagai dampak logis saat konversi minyak tanah ke gas diterapkan di Batam. Karena pangkalan minyak tanah yang selama ini telah melayani masyarakat dalam mencukupi kebutuhan bahan bakar.

Perubahan tersebut tidak serta merta langsung dapat dilakukan. Agen minyak tanah harus mendapatkan izin, dari Pertamina dan mendaftar ke asosiasi gas. Hijazi menghimbau masyarakat untuk tidak membeli LPG 3 kg selain di pangkalan. Selain tidak resmi, isi juga di luar tanggungjawab.

Menurut Hijazi kekawatiran warga terhadap kelangkaan LPG 3 kg tidak beralasan karena pihak Pertamina menjamin tidak akan ada kelangkaan. Dan bila jaminan Pertamina tersebut tidak terbukti, Hijazi berjanji akan meminta Pertamina mengatasi hal tersebut. Dia mengatakan apa yang dilakukan oleh Pertamina adalah melaksanakan apa yang telah diprogramkan oleh pemerintah. Langkah yang diambil Pertamina jika terjadi kelangkaan diantaranya, mencoba memperbaiki pasokan gas tiga kilogram di masyarakat.
Setelah pasokan diperbaiki, pangkalan dilipat gandakan, suplai ditambah, dan konsinyasi dilakukan. Jadi diharapkan tidak ada kesulitan untuk mendapatkan gas tiga kilogram,” tambahnya. Dikatakannya laporan dari pihak keluarga yang telah melaksanakan konversi cukup baik. Rata-rata dari konversi yang telah dilakukan, yang biasanya menggunakan satu liter minyak tanah per hari dapat menghemat Rp25 ribu per bulannya.

Selain itu, dia juga mengemukakan masyarakat yang menggunakan kompor gas mengaku memasak jauh lebih cepat, dapur tidak kotor, dan lebih ramah lingkungan. Menanggapi masih adanya laporan tabung gas yang meledak, Hijazi mengatakan penggunaan tabung gas hanya bermasalah jika selang gas bocor karena digigit tikus atau karena ruang yang terlampau kedap karena ventilasi kurang.

“Tabung LPG lebih aman. Di Indonesia sendiri sudah puluhan tahun tabung gas LPG digunakan dan tidak ada masalah, justru yang `jebluk` biasanya kompor yang menggunakan minyak tanah,” katanya. Lebih dari 30 persen penduduk setempat merasa senang menggunakan gas dibanding minyak tanah, karena lebih hemat dan cukup aman digunakan.

Hijazi mengatakan rencana pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) gas di dekat Perumahan Cendana Batam Center belum sampai saat ini belum ada perkembangan. Selama ini pengisian gas dilakukan di SPBE Tanjung Uban.

(*humas_crew/nn)

Leave a Reply

Galeri Foto

Switch to our mobile site

Log in -