Pendapatan di Bazar Mencapai Rp450 Juta

BATAM – Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Provinsi Kepri berakhir pada Kamis (29/4) malam ini. Kegiatan MTQ ini diramaikan oleh bazar yang berada dibawah binaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kecil, Koperasi, Pasar dan UKM (PMPKUKM) di Kota Batam. Selama bazar berlangsung, diprediksi jumlah penjualan yang berhasil diperoleh para pelaku usaha mencapai Rp450 dari 148 stand bazar. Kadis PMPKUKM, Pebrialin mengatakan jumlah stand bazar yang semula berjumlah 118 bertambah 30 selama berlangsungnya pelaksanaan MTQ.
Tujuan diselenggarakannya bazar ini, dalam rangka mendorong atau promosi terhadap produk unggulan yang terdapat pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kepri. Antusias masyarakat di Kepulauan Riau untuk mengikuti bazar ini terlihat dari ramainya pelaku usaha kecil menengah yang ikut serta pada kegiatan bazar tersebut. Beragam produk yang ditampilkan pada kegiatan bazar itu. “Dari Batam misalnya menampilkan produk kerajinan tangan dari gonggong, dompet kulit serta kerajian tangan yang terbuat dari bahan daur ulang. Kabupaten Lingga misalnya, mengunggulkan produk batik Lingga yang telah dipatenkan,” ungkap Pebrialin.

Bazar tersebut tidak hanya memamerkan produk unggulan dari masing-masing daerah, melainkan stand yang dibangun juga dinilai untuk dilombakan. Pebrialin mengatakan, untuk lomba stand bazar ini, panitia mendatangkan tim juri yang independen. Dewan juri terdiri dari beberapa unsur, diantaranya dari Disperindag dan Tim PKK.

Sebagai tuan rumah, Batam juga membuka stand bazar bagi pengunjung yang hendak berbelanja atau sekedar melihat-lihat hasil karya pengerajin yang berada dibawah binaan Tim Penggerak PKK Kota Batam. Produk-produk yang ditawarkan antara lain kerajinan, mukena, jilbab, makanan ringan, hingga tas keranjang, buku islami dan keset kaki yang dibuat dari bahan daur ulang. Barang-barang yang dipamerkan tersebut menurut Nazila Bahrum, Sekretaris PKK Kota Batam merupakan produk yang dibuat oleh kelompok PKK dari kelurahan dan kecamatan se Kota  Batam. Sedangkan produk unggulan yang paling digemari dan paling banyak dibeli adalah produk kerajinan limbah laut. Seperti Bunga gonggong, bros baju dari kulit kerang, tirai dan jam dinding yang seluruhnya berbahan dasar limbah laut. Selain kerajinan limbah laut, jilbab pun juga termasuk paling banyak diminati dan dibeli oleh pengunjung stand. Salah satu pengerajin limbah laut yang mengaku kerap kali mengikuti pameran seperti ajang Kepri Expo dan Batam Expo ini menuturkan bahwa omzet yang mereka peroleh selama berlangsungnya kegiatan MTQ ini berkisar Rp 4-5 juta .

Selain stand bazar yang di sediakan khusus bagi Kabupaten dan Kota untuk mempromosikan potensi daerahnya, disediakan pula stand bagi UKM yang ingin berpartisipasi dan meramaikan kegiatan MTQ tingkat Provinsi Kepri. Stand yang letaknya di gerbang selatan dataran Engkuputri ini menawarkan berbagai macam kerajinan maupun makanan dan minuman. Secara keseluruhan stand bazar terdiri dari 118 stand yang terdiri dari stand milik Kementrian Agama Provinsi Kepri, PKK Kota Batam dan usaha kecil menengah di Kota Batam.

Sedangkan pada stand bazaar Kabupaten Bintan seperti yang diungkapkan Koordinator stand bazar, Zul Syafaat yang merupakan karyawan dari Dinas Pariwisata Pemkab Bintan, bahwa produk unggulan yang paling laku pada bazaar MTQ ini adalah Sirup dan Minuman dari bunga Rosella. Tercatat 100 botol minuman bunga Rosella laku habis terjual pada hari kedua MTQ, begitu pula halnya dengan Sirup Bunga Rosela yg per-kemasannya berisi 250ml habis terjual 50 botol. Selain sirup dan minuman Bunga Rosella, produk yang juga diunggulkan dan paling laris dibeli pengunjung adalah Buah Naga dan Buah salak. Di sampaikan pula bahwa pendapatan stand bazaar Kabupaten Bintan pada selama MTQ ini berkisar Rp5 sampai Rp6 juta.

Demikan pula pada stand bazar milik Kabupaten Lingga, disini dipamerkan beragam kerajinan khas Lingga, dan salah satu produk unggulan yang banyak terjual adalah batik lingga. Beragamnya motif batik khas Lingga yang merupakan binaan Tim Penggerak PKK Kabupaten Lingga menjadi daya tarik dari stand ini. Motif-motif yan di tawarkan antara lain motif  Kampuk Manggis, Bunga Sekak, Itik Pulang Petang, Bunga Melati, Kapak Leman dan motif Bintang-bintang. Harga yang dipatok pun beragam dari Rp150 ribu sampai Rp600 ribu per lembar batik. Sampai pada hari penutupan MTQ, penjualan batik Lingga terus meningkat, tak kurang dari 30 potong batik Lingga telah terjual. Hal ini disampaikan Kabid Perdagangan Disperindag Kabupaten Lingga yang juga koordinator stand bazar, Syaiful. Hingga hari terakhir pelaksanaan MTQ ke III tingkat Provinsi Kepulauan Riau ini pendapatan stand Kabupaten Lingga mencapai Rp7 sampai Rp8 juta.

Stand Kota Tanjung pinang yang berada dibawah binaan Tim Penggerak PKK Kota Tanjung pinang dan bekerja sama dengan Dekranasda ini menampilkan produk unggulan berupa souvenir dari limbah laut antara lain gantungan kunci, rangkaian bunga gonggong, kap lampu, tutup gelas dan lain-lain. Namun produk yang paling banyak diminati adalah produk makanan khas yang merupakan hasil karya UP2K Kota Tanjung pinang, seperti, batang buruk, bilis selimut, keripik ubi, dan lain-lain.

Oleh karena barang barang yang ditawarkan berharga murah pendapatan yang dihimpun selama stand bazar ini dibuka yaitu berkisar Rp3 sampai Rp4 juta.

Stand Kabupaten Karimun memamerkan produk-produk ungulan berupa kerajinan tangan hasil karya dari ibu-ibu Tim Penggerak PKK Kabupaten Karimun, antara lain rangkaian bunga dari kulit kerang dan gonggong, dan juga anyaman dari koran bekas berupa vas bunga, tempat pensil, hiasan meja dan lain-lain. Selain itu kue-kue tradisional khas dari daerah karimun antara lain, kue bangkit, kue semprong, dodol rumput laut, manisan rumput laut, selai bunga rosela, dan juga cake khas Kab. Karimun juga turut di pamerkan pada bazar MTQ III tingkat Provinsi Kepri. Namun produk yang paling banyak di minati pengunjung yaitu kerupuk udang, kerupuk kunyit ebi, juga kerupuk ikan. Harga yang ditawarkan untuk produk-produk makanan khas tradisional pun tidak mahal. Untuk kue-kue dan kerupuk harga yang dipatok berkisar dari Rp 4 ribu sampai Rp15 ribu per kemasan. Sehingga omzet yang mampu diraih stand ini mencapai Rp 5 juta.(humascrew/hw)

Leave a Reply

Galeri Foto

Switch to our mobile site

Log in -