1 Oktober Imunisasi Campak dan Polio Dimulai 

BATAM- Untuk melindungi anak-anak di Kota Batam pada khususnya dari kecacatan dan kematian akibat penyakit Campak dan Polio, Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Dinas Kesehatan Kota Batam akan menggelar Kampanye Imunisasi Campak dan Polio mulai tanggal 1 s/d 30 bulan Oktober 2010. Kegiatan ini akan berlangsung satu bulan penuh pada Oktober 2010 di seluruh pos imunisasi yang ada di Batam secara GRATIS. Hingga kini penyakit Campak dan Polio masih menjadi ancaman kecacatan dan kematian bagi anak-anak Indonesia. Penyakit Campak misalnya, masih menjadi penyebab utama kematian anak di bawah umur 1 tahun, Balita umur 1 – 4 tahun di Indonesia. Selain itu, campak berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dengan angka kematian yang tinggi. Diperkirakan lebih dari 30.000 anak per tahun meninggal karena komplikasi campak. Sementara itu, sesuai kajian surveilans AFP (Acute Placcid Paralysis) menunjukkan adanya peningkatan jumlah anak yang tidak mendapat imunisasi polio sehingga dikawatirkan dapat menimbulkan kembali KLB polio di masa mendatang.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Batam mengatakan bahwa, kegiatan ini didasarkan pada Kepmenkes No. 1611/Menkes/SK/XI/2005, tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi serta Kepmenkes No.473/Menkes/SK/VI/2009 tentang Penyelenggaraan Kampanye Imunisasi Campak dan Polio Tambahan Secara bertahap tahun 2009-2011. Sasaran imunisasi campak adalah anak usia 9-59 bulan, sedangkan sasaran imunisasi polio adalah anak usia 0-59 bulan. Di Kota Batam sendiri diperkirakan ada 80 sampai dengan 90 ribu anak yang akan di imunisasi. Imunisasi akan diberikan di pos-pos Pelayanan Imunisasi yang ditentukan dengan tanda khusus yaitu Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya. Imunisasi campak diberikan dengan cara suntik oleh petugas kesehatan yang terlatih, sedangkan imunisasi polio diberikan secara oral (ditetes melalui mulut).

“Kampanye Imunisasi Campak dan Polio ini dilaksanakan juga secara bertahap diseluruh Indonesia dengan tujuan untuk memenuhi kesenjangan imunitas karena rendahnya cakupan dosis pertama campak dan polio pada bayi. Sedangkan tujuan globalnya adalah menekan  angka kematian balita akibat campak di Indonesia hingga 90% pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2000,” jelas Yusfa.

Selama ini penyakit Campak dan Polio memang masih menjadi momok yang menakutkan bagi Balita di Indonesia.  Untuk konteks dunia, kampanye ini juga sebagai upaya memenuhi komitmen global pemerintah Indonesia dalam menekan angka kematian akibat campak hingga 2015. Kampanye juga menjadi sebagai target Millenium Development Goal (MDG’s), yakni menurunkan angka kematian bayi dan balita, membasmi berbagai penyakit infeksi.  Campak dan polio di Indonesia ditemukan pertama kali di Desa Cidahu, Jawa Barat pada Maret 2005. Virus polio liar asal dari Nigeria ini kemudian menyebar ke sejumlah daerah.  Untuk memutus mata rantai penularannya, pemerintah segera melakukan imunisasi serentak di daerah-daerah yang terdapat kasus polio.

Meskipun campak telah masuk ke dalam program imunisasi nasional sejak tahun 1982, namun sampai saat ini masih ditemukan KLB  Campak. Hal ini disebabkan cakupan imunisasi campak yang masih rendah dan tidak merata di beberapa daerah yang mungkin disebabkan adanya hambatan di lapangan, diantaranya letak geografis yang sulit dijangkau oleh petugas kesehatan, data sasaran yang kurang akurat, serta keterbatasan biaya operasional. Selain itu, masih ada masyarakat yang menolak imunisasi karena takut ada efek samping (kejadian ikutan pasca imunisasi/KIPI). Padahal vaksin campak tergolong aman, meskipun dapat menimbulkan reaksi pada sebagian kecil anak, namun jarang bersifat serius. Reaksi dapat berupa ruam-ruam kulit ringan, demam ringan, pilek adalah reaksi yang paling umum ditemui setelah imunisasi dan dapat diobati.

Tanpa imunisasi, penyakit campak akan menyerang hampir setiap anak, dan mampu menyebabkan cacat dan kematian karena komplikasinya seperti radang paru (pneumonia), diare, radang telinga (otitis media) dan radang otak (ensefalitis) terutama pada anak dengan gizi kurang. Penyakit campak sendiri dapat menyebar melalui percikan ludah (droplet infection) yang keluar ketika bersin atau batuk. Virus campak menyerang sistem kekebalan tubuh. Gejala klinis yang timbul berupa demam, pilek, batuk disertai ruam/bercak merah pada permukaan kulit, mata merah.

Penyakit campak yang disebabkan oleh virus ini dapat dicegah jika seseorang mendapatkan imunisasi campak minimal dua kali yakni mendapatkan imunisasi dasar usia 9 bulan ditambah dengan dosis kedua pada anak sekolah dasar dan melaksanakan imunisasi tambahan melalui kampanye campak usia 9 – 59 bulan. Upaya imunisasi campak tambahan yang dilakukan bersama dengan imunisasi rutin terbukti dapat menurunkan kematian karena penyakit campak.(crew_humas/hw)

Leave a Reply

Galeri Foto

Switch to our mobile site

Log in -