Kliping Pers, Rabu 2 Februari 2011

Batam Pos

1. Waktu Belajar Tersita untuk Bersihkan Lumpur

*SMP 28, Langganan Banjir Sejak Dua Tahun Lalu

Dari jauh gedung berlantai dua itu tampak megah. Sebuah danau terhampar di halaman depannya. Sejumlah pohon pelindung menaungi sisi kiri kanannya. Bukan kiasan, tapi itu lah fakta di SMPN 28 batam, di Taman Raya Batam Kota. Ini lah sekolah yang paling sering kebanjiran di Batam. Bahkan, meski hanya gerimis yang turun, SMP 28 tetap kebanjiran. “Seperti ini sudah bisa kami lakukan tiap hujan datang. Mau gimana lagi, memang kondisi seperti ini sudah ada sejak SMPN 28 berdiri,” ujar guru SMPN 28 Tribandono.

2. Pemko Kok Minta Lahan ke Pengusaha

*REI Tolak Perda RTRW Batam

Anggota DPD REI Khusus Batam, yang juga Ketua Apindo Kepri, Ir Cahya mengaku kecewa dengan sikap Pemko Batam yang menerapkan Perda RTRW Kota Batam Tahun 2008-2028, padahal aturan tersebut belum disahkan pusat. Salah stau poin paling memberatkan, kata Cahya, yaitu kewajiban developer menghibahkan 6 persen lahan fasilitas umum dan fasilitas sosial kepada Pemko Batam. “Pemko Batam mengaku kesulitan mendapatkan lahan. Ini kan aneh. Kalau pemerintah mau lahan, ya minta kepada pemerintah juga dong, masa ke pengusaha,” kata bos PT Arsikon ini. Di pasal 62 ayat 7 Perda RTRW disebutkan untuk meningkatkan persediaan lahan bagi fasum dan fasos pengembang wajib menyediakan 40 persen dari total luas lahan yang digunakan. Jika pegembang memiliki lahan 10.000 meter persegi misalnya, 4.000 meter persegi harus disisihkan untuk fasum dan fasos. “Kalau yang 40 persen, kami jelas setuju karena ini untuk kepentingan masyarakat. Tapi pemerintah jangan minta pengembang menghibahkan 6 persen dari lahan itu. Kita yang bayar UWTO kepada OB dan membangun fasum dan fasos di atas lahan itu, masak diambil alih Pemko. Ini nggak fair, tukasnya.

3. Kantong Tampungan Air Diperbesar

*Pejabat Jangan Hanya Salahkan Cuaca

Banjir di simpang Bandara yang melumpuhkan arus lalu lintas ke Bandara Hang Nadim, langsung disikapi oleh BP Kawasan Batam, Selasa (1/2). BP Kawasan berencana memperbesar kantong tampungan air yang ada di sekitar titik banjir. “BP Kawasan kemarin langsung melakukan rapat untuk membahas banjir yang merendam bandara. Selain itu, rapat kemarin mencari solusi penanggulangan banjir di titik langganan banjit,” ujar Kasi Humas BP Kawasan Dendi Gustinandar. Menurut Dendi kantong tampungan air dan drainase saat ini memang tak memadai. “Namun jangan lupa, faktor curah hujan yang tak meresa selama dua hari juga andil besar terhadap terjadinya banjir dimana-mana di Batam,” katanya. Wakil Ketua DPRD Batam Ruslan menekankan agar pejabat di lingkungan Pemko jangan hanya menyalahkan cuaca sebagai penyebab terjadinya banjir di Batam.

4. Bulan Ini CPNS Mulai Bekerja

*SK Dibagikan Minggu Depan

Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (KBD) Kota Batam Firmansyah mengatakan, sebanyak 318 CPNS Batam bakal mendapatkan SK pengangkatan pada minggu kedua Februari. “Minggu depat kita bagikan. Tanggalnya belum kami ketahui, yang jelas minggu depan sudah mulai ada pembagian SK,” uajr Firmansyah. Firmansyah mengatakan, setelah SK keluar, maka pegawai akan langsung bekerja di instansi sesuai dengan penempatan masing-masing. “Itu sesuai dengan nota penugasan. Biasanya mulai kerja mereka, masing-masing Dinas akan menghubungi mereka,” ujarnya.

5. Relang Berpotensi Timbulkan Gejolak

*BP:Masih Status Quo

Lahan di Pulau Rempang dan Galang (Relang) hingga kini masih status quo alias tak memiliki kekuatan yang sah dimata hukum. Tapi saat ini, lahan di kawasan tersebut banyak diklaim oleh pihak-pihak tertentu. Surat bukti kepemilikan tanah pun banyak yang tumpang tindih. Bahkan sebagian lahan di sana sekarang ada yang dikelola sebagai lahan pertanian, peternakan dan perikanan darat. Tak jarang sering terjadi selisih paham antara pihak satu dengan pihak lainnya, karena masing-masing mengklaim pemilik lahan. Menyikapi itu, Gubernur Provinsi Kepri H M Sani sekaligus Ketua Dewan Kawasan mengatakan telah menanyakan status quo Relang tersebut. Hasilnya, memang belum ada, namun Sani meminta agar pusat melalu Kementrian Perekonomuan segera mencabut status quo Relang secepatnya.

Tribun

1. Butuh Rp520 Miliar untuk Atasi Banjir

*Ruslan Minta Jangan Salahkan Cuaca

Keinginan Wali Kota Ahmad Dahlan mewujudkan Batam bebas banjir masih jauh dari harapan. Dalam APBD 2011, DPRD Batam hanya mengesahkan Rp4,6 miliar untuk proyek-proyek pengendalian banjir dari Rp1,4 triliun nilai APBD. Perincian penggunaan dana ini, Rp2 miliar untuk pembangunan drainase dan Rp2,6 miliar untuk biaya normalisasi atau pemeliharaan saluran air. Anggaran tersebut tentu sangat jauh dari harapan agar Batam bisa bebas banjir. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Yumasnur mengatakan untuk membebaskan Batam dari banjir dibutuhkan anggaran sekitar Rp520 miliar. Soalnya, saat ini terdapat sekitar 62 titik banjir. Dari jumlah ini baru 17 titik yang dikerjakan oleh Pemko. Menurutnya, Batam gampang terkena banjir karena mempunyai curah hujan cukup tinggi dibanding daerah lain. Permasalahan drainase semakin kompleks karena semakin banyak pembukaan lahan dan kawasan pemukiman baru. Sementara itu, Wakil Ketua III DPRD Batam, Ruslan Kasbulatov menyebut komentar wali kota yang mengatakan banjir terjadi karena faktor cuaca kurang tepat. Menurutnya jika pembangunan tidak dilakukan secara sporadis dengan membabat pohon, tentu tidak seperti ini.

2. Pelajar Bersihkan Lumpur

Para pelajar SMPN 28 Taman Raya, Batam Centre belum bisa belajar hingga Selasa (1/2). Siswa yang datang ke sekolah hanya dikerahkan untuk membersihkan ruang kelas dari lumpur sisa banjir yang mulai surut. Wakil Kepala SMPN 28, Tri Bandono, menuturkan aktivitas belajar mengajar baru bisa dilakukan untuk siswa siswi kelas 9 yang memang harus mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional (UN). Sementara untuk kelas 7 dan 8 harus bergotong royong membersihkan kelas. “Tapi besok mereka sudah bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasanyanya kok,” kata Tri.

3. 24 KK Masih Mengungsi

*Pengembang Bersihkan Material

*Longsor Pesona mantang

Para ibu tampak antusias mendatangi rumah yang dijadikan posko bantuan. Mereka datang untuk mendapatkan bingkisan beras, sarden, mie instan dan lainnya yang dibagikan langsung oleh RT setempat. Bingkisan itu merupakan sumbangan dari berbagai pihak bagi 28 KK yang masih mengungsi di beberapa rumah warga lainnya. Menurut Aisyah, istri Ketua RT 01, bantuan yang diberikan tersebut berasal dari Dinas Sosial, partai politik dan juga sumbangan dari warga yang diterima pihaknya sejak musibah melanda, Minggu (30/1). Secara bertahap bantuan itu diberikan kepada 24 KK yang mengungsi. “Ini sisa dari bantuan yang telah diberikan kepada warga kemarin. Ada yang dari pemerintah, ada juga dari partai politik. Semua kami bagikan sesuai kepada warga yang mengungsi, totalnya ada 24 KK. Kalau bantuan uang sudah kami salurkan kemarin semuanya,” ujar Aisyah.

4. Guntur Pikirkan Wisata Kampung Tua

*Sarankan Warga Bangun Home Stay

Tugu dan gerbang kampung tua hampir siap didirikan. Lantas apa yang akan dilakukan di daerah yang dihuni masyarakat sejak berpuluh-puluh tahun silam ini? Pemko melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam berencana mengembangkan beberapa wilayah kampung tua menjadi kawasan wisata budaya. Namun harus tetap menyesuaikan dengan karakteristik wilayah kampung tua tersebut. “Terbuka peluang untuk itu. Tapi perlu dilihat karakteristik budaya kampung tuanya. Perlu dipetakan dulu kampung tua mana yang cocok untuk dikembangkan menjadi obyek wisata,” ujar Kadisparbud Kota Batam, Guntur Sakti.

5. Anggota Dewan Mulai Mencicil

*Kembalikan Tunjangan Komunikasi

Pengembalian dana tunjangan komunikasi intensif (TKI) yang sempat stagnan akhirnya mulai dikembalikan pada anggota dewan priode lalu. Jumlah dana yang diterima anggota dewan sebesar Rp3.223.710.000, terdiri dari dana komunikasi intensif sebesar Rp2.891.700.000 dan dana operasional pimpinan sebesar Rp322.010.000. Secara bertahap anggota dewan sudah mulai mengembalikan dana TKI tersebut. Kalau tahun lalu sangat banyak yang belum mengembalikan, kini yang kembali sudah mencapai Rp718.260.000 atau 23 persen dan sisanya yang belum dikembalikan sebesar Rp2.433.000.000 atau 77 persen lebih. Wakil Ketua DPRD Batam, Ruslan Kasbulatov mengatakan terhitung mulai bulan ini dirinya sudah memerintahkan Sekwan untuk memotong gajinya mencicil dana TKI.

Haluan Kepri

1. Ruslan Kasbulatov Janji Kembalikan Dana TKI

Ruslan Kasbulatov, anggota DPRD Kota Batam periode 2004-2009 yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD berjanji akan mengembalikan dana tunjangan komunikasi insentif (TKI) yang pernah diterimanya. Ia akan mengmbalikan dana tersebut dengan cara mencicil. Legislator PDIP ini mengatakan, dana TKI tersebut yang diterima anggota dewan periode sebelumnya sesungguhnya sah menurut undang-undang. Karena dana tersebut diberikan oleh pemerintah dan si penerima dikenai pajak sebesar 15 persen dari dana TKI senilai Rp 64 juta per anggota dewan. Soal teknis pengembalian dana TKI tersebut Ruslan sudah memerintahkan Sekwan, Nurman memotong gajinya setiap bulan.

2. Developer Tolak Hibahkan Lahan Fasum ke Pemko

Puluhan developer anggota real estate indonesia (REI) Koat Batam menolak mengibahkan lahan untuk fasilitas umum seluas 6 persen dari total lahan milik developer kepada Pemko Batam. Pasalnya hal itu sangat merugikan developer. Karena lahan tersebut telah dibeli atau dibayar UWTO-nya (uang wajib tahunan otorita) oleh developer. Bahkan developer juga telah mengeluarkan dana banyak untuk pemotongan dan meratakan lahan. “Rekan-rekan developer menolak Ranperda Kota Batam yang mewajibkan kepada developer menghibahkan enam persen lahan dari total luas lahan milik developer kepada Pemko Batam untuk fasum,” kata Direktur Utama PT Arsikon Grup Ir. Cahya.

3. Batam Bebas Banjir 2010

Janji Walikota Tinggal Mimpi

Masih segar dalam  ingatan warga Kota Batam ketika penyampaian visi dan miri tahun 2008 lalu, Walikota Batam Ahmad Dahlan dan Wakil Walikota Batam Ria Saptarika mempunyai target besar yakni tahun 2010 Batam bebas banjir. Setelah dua tahun berlalu ternyata janji sang walikota yang tertuang dalam RPJMD 2006-2011 hanya tinggal mimpi. Batam tak kunjung bebas banjir yagn terjadi justru banjir semakin parah dan meluas kemana-mana. Kawasan yang biasanya jauh dari banjir seperti Simpang Bandara Hang Nadim justru sekarang banjir. Walikota berjanji akan melakukan pembenahan drainase di beberapa titik yang mangakibatkan banjir.”Kita akan cek desain drainase ke Dians Tata Kota yagn merencanakan tata ruang pembangunan, terutama drainase tersebut. Kita perlu waktu untuk pembenahan di beberapa titik banjir yang masih ada,”ujar  Walikota belum lama ini.

Leave a Reply

Switch to our mobile site

Log in -