Kliping Pers, Jum’at 22 Oktober 2010

Batam Pos

1.     Guru Segera Dapatkan Dana Tunjangan

Pemerintah Kota Batam akan segera mencairkan tunjangan guru baik negeri maupun swasta untuk semester kedua tahun 2010 dalam waktu dekat ini. Tunjangan guru tersebut ada yang berasal dari APBN yaitu Rp5,1 miliar lebih. ”Pencairan tunjangan ini merupakan komitmen pemerintah untuk memacu kinerja pendidik dalam  meningkatkan kualitas pendidikan,” ujar Muslim Bidin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Kamis (21/10). Data guru negeri di Kota Batam saat ini sebanyak 3.500 orang. Sedangkan guru swasta berjumlah 5.000 orang. ”Tunjangan sudah cair dan akan disegerakan untuk diberikan kepada para guru dalam waktu secepatnya,” ujarnya. Pemerintah Kota Batam akan mencairkan tunjangan untuk guru negeri sebesar Rp500 ribu dan Rp400 ribu bagi guru swasta per bulannya. Sedangkan bagi guru yang mengajar sekolah di bawah Kementerian Agama akan mendapatkan tunjangan sebesar Rp650 ribu per bulannya. Tunjangan tersebut, akan diberikan dengan jangka waktu 6 bulan sekali melalui rekening yang dimiliki guru.

2.     Dewan Khawatir APBD Tak Mampu Biayai

Dokter Spesialis

Anggota Komisi IV DPRD Kota Batam, Windarti Wahyuningsih mewanti-wanti Pemerintah Kota (Pemko), agar gedung rumah sakit umum daerah (RSUD) Batuaji yang dibangun jangan sekadar gedung megah. Namun, RSUD harus dilengkapi sumber daya manusia (SDM) yang memadai. Terutama, keberadaan dokter spesialis guna melayani warga yang datang berobat ke rumah sakit itu. ”Kalau bicara dokter spesialis, maka tidak terlepas dari kebutuhan anggaran. Kita khawatir APBD kita tidak mampu memenuhi kebutuhan dokter spesialis,” kata Windarti kepada Batam Pos, siang kemarin (21/10).
Soal kebutuhan dokter spesialis, Komisi IV akan menggelar hearing dengan Dinkes dan RSUD. ”Kita harapkan manajemen rumah sakit bisa lebih baik lagi, dengan kehadiran dokter spesialis tersebut,” paparnya. Ditanya mengenai alternatif untuk pembiayaan dokter spesialis, Windarti mengungkapkan bisa ditempuh alternatif bagi hasil. ”Bagi hasil porsinya 70:30 atau 60:40, tapi itu nanti bisa dibahas lebih lanjut. Saat ini pun anggaran pemerintah masih dibahas intensif,” katanya.

3.     RSUD Masih Kurang 6 Dokter Spesialis

*Gedung RSUD Rampung 83 Persen

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batam tipe C, Batuaji sudah mencapai 80 persen. Rumah sakit yang berada di depan Pasar Aviari ini, akan dipakai awal 2011.Walaupun tingkat rampungnnya sudah 80 persen, namun Direktur RSUD Batam Batuaji, Dr Asmoji, belum memastikan kapan akan difungsikan. ”Rampung Desember nanti sudah pasti. Tapi, kalau penempatan belum pasti karena relokasi dan reinstall ruangan butuh waktu lama,” kata Asmoji, ditemui Batam pos di ruang kerjanya, Kamis (21/10). Reinstal dan relokasi maksud Asmoji, penempatan fasilitas pelayanan rumah sakit memang berbeda dengan rumah sakit yang dipakai saat ini. Rumah sakit baru bertipe C ini, fasilitasnya lebih lengkap dari rumah sakit umum daerah saat ini. ”Banyak fasilitas yang belum dilengkapi di sini (RSUD sekarang, red) akan dilengkapi di sana sehingga mebutuhkan waktu dalam penempatannya. Bukan selesai dibangun rumah sakitnya langsung dipakai begitu saja,” kata Asmoji. RSUD yang dibangun Pemerintah Kota Batam tersebut, sebut Asmoji merupakan jawaban atas keluhan masyarakat mengenai minimnya fasilitas pelayanan di RSUD yang lama di pakai saat ini.

4.     Sumur Resapan Solusi Atasi Banjir

Pakar banjir Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Ir Indratmo Soekarno, MSc PhD, mengungkapkan, banjir di Batam lebih ringan dibanding daerah lain di Indonesia. Untuk mengatasi banjir itu, solusi yang bisa ditempuh membuat sumur resapan. ”Banjir di Batam karena genangan. Kalau pun ada di beberapa tempat banjir karena tinggi permukaan air laut, namun tak banyak. Yang banyak karena genangan,” kata Prof Ir Indratmo Soekarno MSc PhD didampingi Ketua Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Yumasnur dan Sekretaris Umum (Sekum) HPJI Endra Mayendra kepada Batam Pos, di sela-sela acara Permasalahan dan Konsep Penanganan Banjir di Kota Batam, Kamis (21/10) di Hotel Nagoya Plasa. Ditambahkan Indratmo, penyebab banjir karena tata drainase yang tak tuntas. Mestinya, kata dia, menyambung dari hulu, yaitu rumah dan tempat bisnis ke drainase, lalu disambung ke bangunan silang (gorong-gorong). Selanjutnya, air dari hulu itu masuk ke sungai alam. ”Tapi kita melihat saluran itu terhambat, karena masyarakat membuang sampah pada tata drainase yang akhirnya menyumbat. Penyumbatan drainase juga dikarenakan pipa air dan kabel-kabel,” paparnya.  Penyebab lain, kata Indratmo karena masyarakat sering membangun rumah dari jalan yang ada gorong-gorongnya. ”Sehingga banyak yang jadi bottleneck, yang berakibat pada penyumbatan drainase,” paparnya.

5.     Pemko Bangun Pedestrian Pakai Atap

Pemerintah Kota (Pemko) Batam membangun pedestrian khusus pejalan kaki. Pedestrian yang saat ini tengah dikerjakan itu dimulai dari rumah susun (rusun) Mukakuning ke Panbil Mall. “Sebelumnya proyek pembangunan pedestrian khusus pejalan kaki ini dilelang melalui LPSE,” kata Kepala Bidang (Kabid) Sarana Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Batam, Suratno, Kamis (21/10). Pedestrian yang dibangun di kawasan yang mayoritas pekerja di kawasan industri tersebut dilengkapi atap. Sehingga, pejalan kaki yang melewati pedestrian merasa nyaman. Suratno mengungkapkan, pedestrian yang pakai atap juga bisa ditemukan di kawasan Marina City. Perbedaannya pedestrian di kawasan Marina City itu dibangun swasta. “Memang ini pedestrian pertama yang memakai atap, sehingga yang lewat merasa nyaman. Tapi di tempat lain, pedestrian khusus pejalan kaki juga sudah dibangun,” katanya. Ia menambahkan pembangunan pedestrian dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang lebih kepada warga.

6.     Penambang Pulau Buntal Kian Berani

Aktivitas penambangan pasir di Pulau Buntal, Sambau, Nongsa masih terus berlangsung. Malah aksi penambang sepertinya mendapat angin, di mana aparat Pemerintah Kota (Pemko) Batam tak pernah turun ke lokasi menertibkan mereka. Terbukti, truk pengangkut pasir dari pulau tersebut semakin berani. Tanpa ragu, para supir truk pasir tersebut keluar masuk ke lokasi pertambangan kendati waktu masih siang bolong. Pantauan Batam Pos di lapangan, Kamis (21/10), truk-truk pengangkut pasir masuk dan keluar dari jalan depan SMUN 3 Batam. Penambang pulau Buntal meletakkan pasirnya di bibir pantai yang tak jauh dari SMUN 3 Batam. Selain hilir mudik truk, suara mesin dompeng yang digunakan penambang untuk menyedot pasir di sana terus meraung tiada henti. ”Belum ada orang Pemko ke lokasi melarang mereka. Malah sepertinya makin berani saja,” ujar Junaidi, warga Sambau, kemarin. Sebelumnya, Pemko pada 20 September lalu sudah melarang aktivitas penambangan pasir di seluruh wilayah Nongsa, karena dapat merusak lingkungan. Kenyataannya aktivitas penambangan dan pengangkutan pasir makin marak dan terang-terangan saja di Pulau Buntal.

Tindakan Tegas

Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Batam, Dendi N Purnomo, menegaskan, pihaknya akan melakukan tindakan tegas terhadap penambang pasir ilegal, pascapenutupan 20 September 2010 lalu. ”Yang di Pulau Buntal itu, tunggu tanggal mainnya. Sebab, kita ada skedul penertiban dan penegakan hukum soal penambangan pasir ilegal,” katanya.

7.     Waspadai ISPAN di Musim Pancaroba

Kabut tebal yang mulai menyelimuti Kota Batam di musim pancaroba ini, mengkhawatirkan warga terserang penyakit. Salah satu jenis penyakit yang mudah terjangkit dari kabut asap tebal adalah inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Direktur Rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Batam, Batuaji Dr Asmoji, menuturkan, tingkat kerawanan penyakit ISPA akan berkembang cepat di musim pancaroba seperti ini. Kabut asap yang tebal akan menutupi udara di permukaan Bumi yang mana akan memudahkan berbagai jenis virus, bakteri yang dibawa kabut tersebut terserap ke dalam sitem pernapasan manusia. ”Terutama ana-anak di bawah 10 tahun,” kata Asmoji, Kamis (21/10). Data yang diperoleh di RSUD Batuaji, penderita ISPA belum ada yang ditangani. Meski belum ada korban, Asmoji tetap mengimbau masyarakat waspada terhadap penyakit ini. ”Kalau sekarang belum ada (penderita ISPA, Red) karena beberapa faktor. Kabut tebal ini baru permulaan, daya tahan tubuh masih kuat karena asap tebal baru dua hari terakhir. Kabutnya pun belum begitu parah, karena diringi hujan yang mengurangi kabut tebal itu,” terang Asmoji.

8.     KHL Batam Rp1.288.906

Kepala Dinas tenaga kerja (Disnaker) Batam, Rudi Sakyakirti, mengumumkan, tim survei dari unsur pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja pada Jumat (15/10), telah menghasilkan angka kebutuhan hidup layak (KHL) Batam untuk sementara sebesar Rp1.288.906. ”Daerah yang dijadikan contoh survei KHL ada tiga titik antara lain Bengkong, Batuaji, dan Jodoh. Ketiga daerah tersebut selain memang penduduknya sangat padat, mayoritas masyarakatnya pekerja perusahaan yang memang berhubungan langsung terhadap KHL untuk acuan penetapan Upah Minimum Kota (UMK) pada 2011 nanti,” ujar Rudi. Lebih lanjut, Rudi mengatakan, bulan depan pembahasan penetapan UMK memang sudah hangat hangatnya dibahas. ”Survei nantinya akan dilakukan setiap bulan secara rutin dengan tim survei yang terdiri tiga unsur (tripartit) dan tiap kecamatan,” katanya. Sekadar mengingat kembali, diuraikannya, pada 2005 UMK Batam Rp635 ribu, 2006 Rp815 ribu, 2007 Rp860 ribu, 2008 Rp960 ribu, 2009 Rp1.045.000 dan 2010 Rp1.110.000.

Pekerja Inginkan UMK Sesuai KHL

Jelang pergantian tahun, unsur tripartit, terdiri wakil pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Pemerintah Kota Batam, dalam waktu dekat akan mengelar pertemuan membahas rencana perubahan upah minimum kota (UMK) Batam 2011 mendatang. Ketua SPSI Kota Batam Syaiful Badri Sofyan, mengatakan, pertemuan membahas UMK Kota Batam 2011 itu akan dilakukan mulai 25 Oktober dan 27 Oktober 2010 ini di Kantor Wako Batam di Batam Centre.
Serikat pekerja, sebutnya, pada pertemuan itu akan menyampaikan pokok utama pembicaraan mengenai KHL di Kota Batam terlebih dulu.

9.     Rembesan TPA Diduga Cemari Laut

*Bakau dan Ikan Mati

Laut di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Telagapunggur tercemar air limbah yang diduga rembesen dari TPA. Kondisi ini membuat ikan-ikan dan pohon bakau yang ada di sana mati. Menurut warga kejadian itu sudah terjadi sebulan ini. Mereka menduga pengelola TPA Telagapunggur tak merawat sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Menurut warga, kondisi air yang keluar dari pipa pembuangan saluran limbah IPAL TPA Telagapunggur sama persis dengan air yang masih ada di IPAL. ”Warnanya hitam dan bau menyengat,” kata Yosef, warga di dekat TPA Telagapunggur kepada wartawan, Kamis (21/10). Malah kata dia, pencemaran laut itu tidak hanya berasal dari IPAL yang tak berfungsi, dari sisi kanan dan kiri TPA juga. Sebab, sampah yang dibuang kini tak lagi diletakkan di tengah TPA, melainkan di kedua sisinya (jalan, Red). Malah di sisi kiri TPA banyak ditumpuk limbah jenis sandblasting industri shipyard.
”Limbah cair hasil pengolahan IPAL TPA saja masih tak beres. Apalagi, air limbah yang langsung berasal dari sampah-sampah di sisi jalan TPA? Kita minta pemerintah menindak tegas pengelola TPA yang tak serius menjalankan tugasnya,” katanya.

Runding Bersama

Permasalahan sampah yang hingga kini tidak juga tuntas mengundang keprihatinan banyak pihak. ”Harus segera ada pertemuan antara mereka mencari jalan dan titik temu mengurangi persoalan ini. Jangan sampai masalah ini berlarut-larut bila kedua belah pihak itu tak segera mencari solisi,” ujar wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Batam, Siti Nurlaila, kemarin.Untuk memperlancar proses perundingan tersebut, Siti mengatakan, DPRD siap menjadi fasilitator. ”Kita tak bisa menyimpulkan pihak mana yang paling bertanggung jawab. Menghindari masalah lebih besar kita akan desak segera dilakukan pertemuan itu,” lanjutnya. Menanggapi keluhan PT SSET yang mengaku rugi Rp1,2 miliar per bulan, Siti berpendapat itu adalah hal wajar, karena saat ini PT SSET masih dalah tahap investasi. ”Bila PT SSET memang perusahaan besar, seharusnya mereka menyadari. Masih banyak yang harus mereka sediakan sebelum mereka menikmati keuntungan,” jelasnya. ”Bila mereka mengancam hengkang, berarti mereka tak pernah melakukan perhitungan secara tepat terhadap nilai investasi mereka,” imbuhnya. Sementara itu Kabag Humas Pemko Batam, Yusfa Hendri, mengatakan, untuk mengembalikan modal PT SSET memerlukan waktu yang lama. Tidak mungkin dalam dua tahun mereka sudah bisa menikmati hasil dari investasi mereka. ”Mereka berinvestasikan 25 tahun. Jadi nggak mungkin dalam waktu secepat ini sudah balik modal,” ujarnya.

10. Anton Sunyoto, Juara Harapan Guru Teladan Nasional

Berharap Diangkat Jadi PNS

Di temui di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 4 Tiban, Anton Sunyoto, 32, guru Pendidikan Agama Islam (PAI), tampak tersenyum. ”Kita ngobrol di luar saja, mas,” kata Anton, ramah sambil menunjuk meja yang berada di teras masuk Kantor Tata Usaha (TU) SMU Negeri 4 itu. Beberapa guru dan Batam Pos yang berada di ruang tunggu SMKN 4, itu menyarankan agar wawancara dengan guru PAI, yang baru saja mendapat predikat Juara Harapan II Guru PAI Teladan Tingkat Nasional itu dilakukan di ruang tunggu. ”Saya sudah honorer sebagai guru PAI di sekolah ini sejak 2003,” kata Anton, memulai pembicaraan saat di tanya mengenai statusnya di SMU Negeri 4 itu. Itu sebabnya, di baju dinas yang dikenakan Anton tak terlihat pin Pegawai Negeri Sipil (PNS). ”Honor dari komite sekolah. Luput masuk di daftar data base honor daerah Pemerintah Kota (Pemko) Batam,” ucap pria, yang memelihara janggut itu.


Tribun Batam

1.     Pemko-OB tak Sejalan

*Butuh Rp 250 Miliar untuk Atasi Banjir

*45 Titik Banir Belum Dikerjakan

Tidak tuntasnya persoalan banjir sejak sekian lama akhirnya terkuak. Ternyata Pemko dan Otorita Batam (OB) tidak sejalan dalam mengawasi titik-titik rawan banjir. Pengerjaan dua proyek instansi pemerintah itu tidak terencana dan saling melengkapi. Bahkan terkesan jalan sendiri-sendiri sehingga titik-titik banjir tidak selesai-selesai diatasi. Kurang koordinatifnya dua instansi ini dalam menangani masalah banjir terungkap dalam seminar sehari permasalahan dan konsep penanganan banjir di Kota Batam, Kamis (21/10). Seminar yang diselenggarakan Dinas Pekerjaan Umum (PU) tersebut bertempat di Hotel Nagoya Plaza. “Saat ini terdapat 62 titik banjir di Batam. Agar bisa tuntas, dibutuhkan dana yang cukup besar mencapai Rp520 miliar untuk mengatasi banjir ini,” jelas Kepala Dinas PU Kota Batam, Yumasnur. Yumasnur menjelaskan penyebab banjir yang terjadi beragam. Pertama tentu karena Batam yang mempunyai curah hujan cukup tinggi dibanding daerah lain. Selanjutnya masalah drainase yang tidak mampu menampung debit air.

2.     Anggaran Multi Years

Wakil Ketua Komisi III DPRD Batam, Siti Nurlaila mengatakan, selama ini sudah banyak keluhan dari warga terkait dengan permasalahan drainase dan jalan. Menyangkut kebutuhan dana sebesar Rp 520 miliar, dia menyatakan tidak mungkin bisa dianggarkan sekaligus, sehingga perlu dianggarkan secara multiyears. “Perlu dilakukan proyek multiyears, karena dana itu cukup besar. Kalau sekaligus dianggarkan tentu tidak mungkin, hampir separuh APBD kita bisa tersedot kesana. Kita minta dianggarkan tahun depan,” ujar Nurlaila. Dalam APBD 2010 anggaran untuk Dinas PU sebesar Rp 182 miliar. Akibatnya belum semua drainase dibangun sehingga jika hujan turun dalam waktu dua jam saja, ruah warga di cekungan selalu menjadi langganan banjir.

3.     20 Wakil Rakyat Mangkir

*Absen Ikut Sidang Dengan Alasan Izin

*Paripurna DPRD Sempat Memanas

Kinerja anggota DPRD Batam pantas dipertanyakan. Dalam rapat paripurna, Kamis (21/10), sebanyak 20 dari 45 anggota dewan absen dengan alasan izin. Agenda paripurna sendiri adaah laporan akhir pansus pembahasan Ranperda Kota Batam tentang Pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di Koya Batam. Namun Ketua DPRD Batam, Surya Sardi tetap membuka jalannya sidang paripurna. Tindakan Surya Sardi itu mengacu kepada Tatib DPRD yang menyebutkan paripurna bisa dimulai jika dihadiri lebih dari setengah jumlah anggota DPRD atau telah memenuhi kuorum. Akhirnya paripurna hanya diikuti sebanyak 25 anggota dewan.

4.     Harusnya Punya Tempat Tampung Limbah

*Komisi III DPRD Sidak ke Perusahaan Shipyard

Komisi III DPRD Batam melakukan Inspeksi Mendadak (sidak) ke dua perusahaan kapal di Dapur 12 Sagulung dan Kabil, Rabu (20/10). Sidak dilakukan setelah mendapat laporan dari masyarakat bahwa ada pembungan penimbunan limbah di shipyard tersebut. Komisi III yang berangkat adalah Moh Jefry Simanjuntak selaku ketua rombongan, dan Muhamad Yunus serta beberapa staf. Mereka mendatangi PT Usda Seroja Kaya (USJ) yang merupakan perusahaan galangan kapal di Dapur 12. Mereka pun meninjau penampungan limbah milik perusahaan berkenaan. “Saat kapal Tirta Niaga di repair limbahnya kemana? Kami mendapat informasi justru limbahnya itu dibuang dan oli kotor terkontaminasi dengan air. Limbahnya cukup banyak, apakah benar kapal itu diperbaiki dilokasi ini?” tanya Jefry kepada Idam selaku Manager Lapangan PT USJ. “Ya memang kapak itu sedang direpair tapi limbahnya kami kumpulkan, kemudian ada yang ambi. Ada bukti pengangkatan tapi di Nagoya, karena di sini belum ada kantor. Kami takut dokumen tercecer,” jawab Idam. Meski perbah melakukan kegiatan perbaikan kapal, namun perusahaan ini tidak memiliki kantornya di lokasi kerja. Tidak terlihat pelayanan untuk keselamatan pekerja,, bahkan perusahaan ini tidak memiliki tempat penampungan limbah sementara.

5.     50 Kades Minahasa Kunjungi Pemko

Sekitar 50 kepala desa dan camat terbaik se Kabupaten Minahasa melakukan study banding ke Pemko Batam, Kamis (21.10). Penilaian terbaik yang dimaksud yaitu kepala desa, lurah dan camat yang mampu mengoptimalkan potensi daerahnya yaitu penarikan pajak 100 persen. Selain kepala desa, lurah dan camat dalam rombongan yang dipimpin Asisten Administrasi Umum Pemkab Minahasa Utara tersebut juga diikuti oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset termasuk kepala dinasnya. “Kabupaten Minahasa Utara ini baru terbentuk 6 tahun. Dan selama 6 tahun tersebut sudah 6 kepala daerah yang memimpin kabupaten ini. Perekonomian kami yang paling banyak dari sektor pertanian kelapa, pala, lalu sektor kelautan dengan budidaya rumput laut dan budidaya mutiara serta tambang emas,” kata Drs M Porukan, Asisten Administrasi Umum Pemkab Minahasa Utara.

6.     Sampah di TPA Meluber ke Jalan

*Tumpukan Sampah tak Dapat Penanganan

Ratusan pemulung dan pekerja mengeluh dengan semakin tidak terurusnya pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Telaga Punggur.Tumpukan sampah rumah tangga dan sampah industri jenis sunblasting yang dibuang ke TPA ini sudah meluber hingga ke jalan-jalan. Parahnya lagi air limbah dari sampah ini sudah tidak tetampung lagi dipenampungan limbah, bahkan air limpah dan sampah tersebut sudah terbawa air hujan ke laut. Akibatnya beberapa hari banyak ikan dan ratusan tanaman bakau mati. “Sudah satu bulan sampah di TPA ini tidak diurus oleh pengelola sampah ini, bahkan sampah rumah tangga dan sampah industri jenis sublasting sudah meluber ke jalan-jalan,” ujar Yosef salah seorang pemulung.

7.     Tuntut Pengelolaan Pantai Melur

Puluhan masyaakat Rempang Galang melakukan aksi demo di depan pintu masuk objek pariwisata Pantai Melur, Kamis (21/10) sekitar pukul 10.00 WIB. Warga yang mengatasnamakan dirinya Himat Purilang (Himpunan masyarakat Rempang Galang) ini meminta pengalihan objek wisata Pantai Melur dari pengelola ke warga. Keinginan ini disampaikan lantaran merekalah yang mengawali dan merintis dibukanya Pantai Melur menjadi lokasi pariwisata. Selama empat ham berorasi namun tidak ada titik temu sebab baik pihak kecamatan maupun Dinas Pariwisata tidak ada yang datang menemui mereka. Supaya tidak terjadi aksi anarkis, puluhan polisi Damlas Polresta Barelang dan Polsek Galang terus melakukan pengawalan. Karena merasa tidak ada yang bisa diajak berunding, sekitar 70 pendemo ini melampiaskan kekecewaannya dengan menyiri kerangjang tong sampah yang ada di pinggir jalan dan menendangnya. “Kami akan anjutkan demo ini besook ke kantor Pemko dan DPRD Batam,” ujar seorang pendemo.

8.     Pengusaha Sambut Luar Biasa

Batam Asean Bartender Championship 2010, ternyata mendapat sambutan luar biasa dari pengusaha hiburan yang usahanya berasa di sekitar Kampung Bule Nagoy, 20-21 Oktober 2010. Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Guntur sakti mengklaim hal ini setelah berkeliling ke sekitar lokasi acara malam tadi, Kamis (21/10). “Tadi saya sudah ketemu dengan beberapa pengusaha dan mereka menyambut baik acara yang sedang kita laksanakan ini. Bahkan mereka meminta agar kelau bileh pemerintah membuat acara sejenis setiap bulan,” kata Guntur. Dia menyebut akan pertimbangkan usulan dari pengusaha hiburan itu. Tujuannya untuk mewujudkan area yang digunakan layaknya Kampung Bule yang selalu dipatasi oleh bule atau wisatawan mancanegara.


Sijori Mandiri

1.     UMK 2011 Dibahas Pekan Depan

Pembahasan upah minimum kota (UMK) Batam 2011 akan dilakukan pekan depan antara pengusaha dan pekerja. Sedangkan pemerintah akan bertindak sebagai fasilitator dan memberikan masukan terkait hal-hal yang dibutuhkan. “Pembahasan UMK akan dilakukan oleh Dean Pengupahan yang terdiri atas pengusaha, pekerja, dan pemerintah yang rencananya akan kita laksanakan pada 27 Oktober 2010 di Pemko Batam,” juar Kepala Disnaker Kota Batam, Rudi Sakyakirti di Sekupang, Kamis (21/10). Rudi menjelaskan, berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh tim, KHL Batam saat ini nilainya mencapai Rp 1.288.906. Survey ini dilakukan oleh tim yang terdiri dari pengusaha, pekerja dan pemerintah pada 14-15 Oktober 2010. Nilai KHL inilah yang nantinya menjadi salah satu dasar dalam pembahasan untuk menentukan besarnya UMK Batam 2011. Dari tahun ketahun, UMK Batam terus mengalami kenaikan meski juga harus diikuti dengan kenaikan beberapa harga kebutuhan pokok.

2.     Kampung Tua di Bulang Diukur 2011

Sebanyak 19 titik kampung tua di Kecamatan Bulang akan diukur Badan Pertanahan Kota Batam pada 2011 mendatang. Kampung tua dikawasan hinterland yang akan diukur itu memiliki luas rata-rata 10-20 hektar. Kaepala Badan Pertanahan Kota Batam Buralimar mengatakan, titik kampung tua yang akan diukur di kawasan hinterland memiliki luas lebih dari luas titik kampung tua yang ada di kawasan maniland Pulau Batam. Titik kampung tua yang ada disana sebagian besar adalah pemukiman yang tetap dihuni hingga sekarang oleh masyarakat. “Pengukuran kampung tua di kawasan Hinterland kita selesaikan pada 2011. Saat ini kita juga sudah melakukan pengukuran titik kampung tua di Kecamatan Galang dan sebagian besar Kecamatan Belakang Padang,”kata Buralimar, Kamis (21/10).

3.     Siswa SMKN 3 Rancang Alat Pengaman Motor

Dunia pendidikan di Batam boleh berbangga. Pasalnya, saat ini siswa-siswi SMKN 3 Tanjungpiayu sudah mulai memproduksi sebuah peralatan pengaman motor atau anti maling. Sampai detik ini para siswa sedang merakit sperpartnya. Satu unit alat sensornya sudah berhasil saat di uji coba dan hanya memasangkannya ke sepeda motor. Alat yang diciptakan akan berfungsi lewat sentuhan tubuh manusia. Sehingga, tidak perlu menggunakan kunci atau password. Rencananya alat tersebut akan diproduksi untuk kalangan siswa dan guru saja. Tapi, jika memang berguna bagi masyarakat akan diproduksi dengan jumlah yang banyak.

4.     Dewan Minta Disnaker Awasi Perusahaan Nakal

Anggota Komisi IV DPRD Kota Batam Udin P Sihaloho, meminta Disnaker Kota Batam agar betul-betul melakukan pengawasan terhadap perusahaan ‘nakal’ yang melanggar aturan ketenagakerjaan. Disisi lain, Udin berharap agar Disnaker tidak memberikan jawaban klasik, yaitu pengawasan terhadap perusahaan di Batam terbentur keterbatasan personil. “Saya menilai, alasan Disnaker selam ini mengenai kekurangan tenaga pengawas itu merupakan suatu alasan klasik saja. Tapi seandainya dibuat suatu regulasi yang jelas dan dapat dijalankan dengan baik, maka saya yakin perusahaan-perusahaan ‘nakal’ itu tidak akan berani melakukan pelanggaran,” kata Udin di gedung DPRD kota Batam, baru-baru ini.

Leave a Reply

Switch to our mobile site

Log in -