Pemerataan Pendidikan Jadi Fokus Rakornis 2016

By Kartika 21 Nov 2016, 15:28:57 WIBKabar Batam

Pemerataan Pendidikan Jadi Fokus Rakornis 2016

Keterangan Gambar : Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Muslim Bidin


Media Center Batam - Pemerataan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing di Batam menjadi fokus dalam rapat koordinasi dan sinkronisasi (rakornis) pendidikan tahun 2016. Rakornis dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Batam di Hotel Vista, Senin-Rabu (21-23/11).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Muslim Bidin mengatakan rakornis ini sebagai perekat untuk melakukan dialog dan komunikasi antara Dinas Pendidikan dengan sekolah baik negeri maupun swasta. Peserta rakornis mulai dari tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA sederajat.

"Komunikasi yang baik diharapkan akan berdampak terhadap koordinasi yang sinergi antara Dinas Pendidikan dengan sekolah-sekolah yang ada di Batam. Melalui rakornis ini diharapkan muncul satu rumusan pemikiran, serta kesepakatan yang menunjang upaya pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan," kata Muslim.

Adapun hasil yang diharapkan melalui rakornis ini adalah tercapainya persamaan persepsi dan pemahaman tentang kebijakan pemerintah di bidang pendidikan. Kemudian persamaan persepsi dan pemahaman tentang rencana, program kerja, dan pelaksanaan pembinaan pendidikan tahun 2016. Serta tercapainya sinkronisasi pelaksanaan program kegiatan antara Dinas Pendidikan dan sekolah.

"Output lain yang diharapkan yaitu terhimpunnya masukan untuk penyempurnaan program kegiatan Dinas Pendidikan," ujarnya.

Walikota Batam, Muhammad Rudi mengatakan sinkronisasi pelaksanaan program kegiatan antara Dinas Pendidikan dengan sekolah baik negeri maupun swasta ini sangat penting. Karena dapat semakin meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Batam.

"Saya ingin kedepannya Batam tak hanya dikenal sebagai kota industri, alih kapal, perdagangan, dan pariwisata. Tapi juga dikenal sebagai kota pendidikan. Maka perlu kerjasama kita semua untuk mewujudkan hal tersebut," kata Rudi.

Terkait pemerataan pendidikan, Rudi mengatakan tak bisa disamakan antara pulau utama (mainland) dengan pulau penyangga (hinterland). Karena sifat kehidupan di hinterland yang berpencar, maka tak memungkinkan untuk dibangun sekolah di tiap pulau.

"Misal di pulau A ada SD lima orang, SMP 10 orang, SMA lima orang. Apa mungkin kita buat sekolah di situ. Kita bangun di tempat yang agak ramai," ujarnya.



Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment