- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
BI : Triwulan III, Ekonomi Kepri Melemah
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
- Jangan Asal Parkir di Jalanan Batam, Kendaraan Anda Akan di Derek0
- Pemko Tempatkan Satpol PP Jaga Taman Aspirasi0
- Pemerintah Pindahkan Pencari Suaka dan Pengungsi dari Taman Aspirasi0
- Polda Kepri Gelar Pasukan Operasi Zebra 2016 di Batam0
- Pemko Batam Tengah Bangun Website, Semua Layanan dan Perizinan Online0
Media Center Batam - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri mencatat perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan III 2016 melambat dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Kepri sebesar 4,64 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,500/0 (yoy).
Kepala BI Perwakilan Kepri Gusti Raizal Eka Putra mengatakan, perlambatan juga terjadi pada perekonomian nasional yang tumbuh 5,02 persen (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya sebesar 5,19 persen (yoy).
"Dari Sisi permintaan, perlambatan ekonomi terjadi pada semua komponen utama ekonomi Kepri baik investasi, konsumsi dan aktivitas ekspor-impor. Konsumsi rumah tangga (RT) tumbuh 7,07 persen (yoy) melambat dibanding triwulan II 2016 yang tumbuh 8,58 persen (yoy). Hal ini, dipengaruhi pergeseran puncak konsumsi Ramadan dan Idul Fitri pada triwulan II 2016 yang berimbas langsung pada perlambatan konsumsi makanan dan minuman dari 7,65 persen menjadi menjadi 5,50 persen (yoy),"ujar Gusti, dalam pemaparanya kepada awak media di i Hotel, Kamis (17/11).
Ia menjelaskan, Investasi juga melemah menjadi 0,11 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 8,63 persen (yoy) akibat kontraksi PTMB sub sektor bangunan sebesar 4,35 persen (yoy) yang menurun signifikan dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 11,32 persen (yoy).
Sementara disisi ekspor juga terjadi perlambatan menjadi 3,98 persen (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,60 persen (yoy).
"Kontraksi ekspor luar negeri yang semakin dalam menjadi pemicu perlambatan ekspor. Sejalan dengan ekspor, total impor menjadi 3,12 persen (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,45 persen (yoy). Perlambatan terutama disumbang turunnya impor antar provinsi yang dipengaruhi oleh pelemahan konsumsi Rumah tangga,"katanya.
Dari Sisi lapangan usaha, perlambatan ekonomi menekan sektor industri pengolahan, konstruksi dan sektor perdagangan. Sektor industri pengolahan tumbuh 4,40 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya 5,13 persen (yoy) dipengaruhi rendahnya permintaan sebagaimana terkonfirmasi dari hasil realisasi Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dan liaison.