Teknologi Terintegrasi Bantu ATB Tekan Kebocoran

By Kartika 18 Jan 2017, 16:31:07 WIBKabar Batam

Teknologi Terintegrasi Bantu ATB Tekan Kebocoran

Keterangan Gambar : Presiden Direktur ATB Benny Andrianto Antonius saat peluncuran Sistem SCADA dan GIS Terintegrasi


Media Center Batam - PT Adhya Tirta Batam (ATB) selaku penyedia air bersih di Kota Batam memanfaatkan teknologi Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) terintegrasi. Sistem SCADA ini sudah dibangun sejak 2011 lalu. Namun keunggulan ATB dibanding perusahaan air lain karena digunakan secara terintegrasi. Selain SCADA, ATB juga manfaatkan Geographic Information System (GIS) untuk pengelolaan di Instalasi Pengolahan Air Mukakuning, Batam.

“Untuk saat ini, sistem SCADA dan GIS yang ada di ATB sudah terintegrasi dan terbilang lebih baik dari perusahaan air di Indonesia, seperti Jakarta, Banjarmasin, dan Malang,” kata Corporate Communication Manager ATB, Enriqo Moreno saat peluncuran SCADA terintegrasi, Selasa (17/1).

Kelebihan SCADA Batam karena dioptimalkan untuk tiga hal yaitu pengawasan kebocoran, produksi, dan distribusi. Sementara SCADA di Malang hanya untuk distribusi, PDAM Banjarmasin dan PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) di bagian produksi saja.

Sistem GIS, kata Enriqo, juga berguna untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Mulai dari GIS Pelanggan, GIS Sambung baru, GIS Pencatatan meter, dan GIS meter services untuk pemasangan meter air baru maupun penggantian.

Dengan sistem SCADA terintegrasi dengan GIS ini, debit air, pressure/flow, kapasitas, hingga kualitas air dalam proses produksi yang dibutuhkan untuk disalurkan ke pelanggan dapat dimonitor dan dikontrol secara remote dalam satu tempat.

“Setelah menggunakan beragam teknologi pendukung, kebocoran air ATB terus menurun. Dan kini, tingkat kebocoran ATB paling rendah bila dibandingkan dengan PDAM besar lain di Indonesia. Pada Mei 2016 lalu, tingkat kebocoran air ATB bahkan sempat mencapai 11,90 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dari rata-rata tingkat kebocoran air nasional yang masih diangka 33-34 persen,” ujarnya.



Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment