Penumpang dari Singapura Wajib Isi Kartu Kewaspadaan Kesehatan

By Kartika 01 Sep 2016, 16:19:17 WIBKabar Batam

Penumpang dari Singapura Wajib Isi Kartu Kewaspadaan Kesehatan

Keterangan Gambar : Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Mohamad Subuh (Kanan Baju Batik) di Pelabuhan Internasional Batam Centre, Kamis (1/9)


Media Center Batam - Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam bagikan kartu kewaspadaan kesehatan kepada penumpang kapal yang masuk dari Singapura. Kartu berwarna kuning ini dibagikan sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus zika di Batam. Kartu ini dibagikan kepada penumpang sejak masih di dalam kapal.

"Masa inkubasi zika ini cukup lama, 7-10 hari. Kalau sehari dua hari belum ditemukan gejala. Makanya perlu kartu kuning. Begitu timbul gejala, bawa kartu kuning itu ke faskes (fasilitas kesehatan). Puskesmas sudah tahu harus apa," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Mohamad Subuh di Pelabuhan Internasional Batam Centre, Kamis (1/9).

Meski telah dibekali kartu kuning, pemeriksaan di pelabuhan pun tetap dilakukan. Yakni dengan menggunakan alat pemindai panas (thermo-scanner). Melalui alat ini akan terdeteksi suhu tubuh penumpang. Jika lebih dari 37 derajat celcius, alat akan berbunyi dan penumpang akan diidentifikasi di klinik pelabuhan. Bila dicurigai terserang virus zika maka akan dirujuk ke fasilitas kesehatan untuk perawatan lebih lanjut.

Ia mengatakan semua fasilitas kesehatan yang bisa melakukan perawatan demam berdarah maka bisa merawat pasien suspect zika. Karena kedua penyakit ini memiliki karakter yang sama. Keduanya pun disebarkan melalui media yang sama, yaitu nyamuk Aedes aegypti.

"Tapi yang namanya penyakit, kita tetap harus waspada. Apalagi ini virus. Makanya pemerintah mengeluarkan travel advisory, menasehati warga negara Indonesia supaya lebih berhati-hati ke Singapura, terutama ibu hamil. Kalaupun harus berangkat, lindungi diri sendiri, misalnya dengan pakai losion, baju tertutup, dan lain-lain," sebutnya.

Sampai saat ini, kata Subuh, belum ada fasilitas kesehatan yang melaporkan adanya suspect ataupun kasus positif zika di Indonesia. Meski begitu, tim kesehatan akan terus melakukan pantauan.

Subuh mengatakan jumlah tenaga kesehatan hingga kini masih mencukupi. Kalaupun nantinya dirasa kurang, ia sudah meminta bantuan dan dukungan tenaga medis dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota serta provinsi.

Provinsi Kepri menjadi perhatian khusus karena mobilitas dari dan ke Singapura cukup tinggi di daerah ini. Upaya pencegahan penyebaran virus zika dilakukan agar penyakit ini tidak menyebar di Indonesia.

"Singapura ada komunikasi melalui focal point, WHO. Berdasarkan laporan, ada 115 yang terdeteksi virus zika di Singapura. Di antara 115 itu belum ada dilaporkan warga negara Indonesia," ujarnya.



Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment