- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Januari Kepri Diperkirakan Masih Catatkan Inflasi
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau (TPID) Kepri memperkirakan Januari 2017 Kepri akan kembali catatkan inflasi. Perkiraan ini berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan inflasi terkini.
Sekretaris II TPID Kepri, Eko Waluyo Purwoko melalui siaran pers mengatakan ada beberapa resiko inflasi ke depan yang perlu dicermati. Pertama, potensi inflasi komoditas volatile food akibat curah hujan tinggi di awal tahun.
"Potensi banjir di Jakarta dan Jawa yang seringkali terjadi pada awal tahun juga dapat menghambat distribusi barang ke Kepri," ujarnya, Rabu (4/1).
Hal lain yang perlu dicermati adalah peningkatan permintaan atau konsumsi menjelang tahun baru imlek yang dirayakan akhir Januari. Musim angin utara yang masih berlanjut pada awal tahun juga berpotensi membatasi aktivitas nelayan sehingga memicu kenaikan harga ikan segar.
Pemerintah perlu melakukan langkah pengendalian inflasi dengan fokus pada mitigasi resiko. Serta melanjutkan program ketahanan pangan dan upaya perbaikan tata niaga.
Beberapa rekomendasi yang TPID berikan yaitu tingkatkan koordinasi dengan pengelola pelabuhan dan asosiasi dalam jadwal kerja bongkar muat. Hal ini bertujuan untuk memperlancar bongkar muat komoditas bahan pokok.
"Kemudian melakukan sinkronisasi program kerja SKPD dengan roadmap pengendalian inflasi. Rekomendasi selanjutnya yaitu meningkatkan intensitas gerakan sentuh tanah dan sentuh air atau bercocok tanam di polibag dan hidroponik melalui kecamatan-kecamatan, dan dipantau secara aktif," ujarnya.
Rekomendasi lainnya yakni melanjutkan upaya perbaikan jalur distribusi dan infrastruktur daerah untuk memperbaiki rantai distribusi. Pemerintah juga perlu mengalokasikan anggaran APBD untuk pengembangan pertanian komoditas utama penyumbang inflasi. Misalnya dengan mengembangkan bibit cabai merah yang tahan terhadap iklim ekstrem di Kepri.