- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Inflasi Tahunan Kepri Lebih Tinggi dari Nasional
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Inflasi tahunan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tercatat sebesar 3,53 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari inflasi nasional 3,02 persen (year on year/yoy). Namun masih dalam kisaran sasaran inflasi nasional 4±1 persen (yoy).
"Tekanan inflasi di Kepri melambat pada Desember 2016. Inflasi Desember tercatat 0,25 persen (month to month/mtm), lebih rendah dibanding inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,86 persen, juga lebih rendah dibanding inflasi nasional 0,42 persen," kata Sekretaris II Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Eko Waluyo Purwoko melalui siaran pers, Rabu (4/1).
Menurut Eko, perlambatan laju inflasi Desember dipengaruhi oleh penurunan harga sejumlah komoditas volatile food, terutama cabai dan aneka sayuran. Setelah mencatatkan inflasi cukup tinggi sejak September, harga cabai merah turun 11,17 persen (mtm) pada Desember. Ini sekaligus menjadi pendorong utama kelompok volatile food alami deflasi 0,33 persen (mtm).
Sejumlah komoditas sayuran juga mencatatkan penurunan harga dibanding bulan sebelumnya. Seperti bayam turun 8,59 persen, kangkung 0,04 persen, dan kacang panjang 0,02 persen.
"Secara keseluruhan tahun, inflasi untuk kelompok volatile food ini tercatat sebesar 3,87 persen (yoy). Cukup rendah di tengah anomali iklim La Nina. Capaian ini didukung oleh terjaganya pasokan bahan pangan dan koordinasi lintas instansi yang semakin solid dalam wadah TPID," terangnya.
Sementara dari kelompok inti, inflasi Desember sebesar 0,11 persen (mtm). Sumbangan terbesar bersumber dari komoditas lemari pakaian dan ketupat atau lontong sayur. Besaran inflasinya masing-masing 18,78 persen dan 3,37 persen (mtm). Secara keseluruhan tahun, tingkat inflasi kelompok inti relatif terjaga pada level rendah dan stabil yaitu 2,52 persen (yoy).
“Andil terbesar inflasi tahunan bersumber dari komoditas tarif angkutan udara yang masuk kelompok administrered prices (AP). Adapun besaran inflasi kelompok AP untuk keseluruhan tahun sebesar 5,75 persen (yoy), sedangkan di Desember tercatat 1,18 persen (mtm),” kata dia.
Inflasi kelompok AP ini terutama didorong oleh pola musiman kenaikan harga angkutan udara akibat meningkatnya jumlah penumpang jelang akhir tahun. Khusus tarif angkutan udara mencatatkan kenaikan sebesar 3,99 persen (mtm) dengan andil inflasi 0,16 persen (mtm).