- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Harga Cabai Sudah Mahal Ditingkat Produsen
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam – Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kota Batam, Zarefriadi mengakui tingginya harga beberapa komoditas khususnya cabe dipasaran lebih disebabkan harga di sumbernya sudah tinggi. Dengan begitu, ketika sampai di Batam maka harganya juga dipastikan naik.
“Harga ditingkat produsen memang sudah mahal. Jadi ketika sampai Batam harganya tinggi. Kan tidak mungkin pedagang menjual dengan harga sama,”terang Zarefriadi, Selasa (10/1).
Seperti diketahui, Batam bukan daerah penghasil komoditas seperti cabe, sehingga harus didatangkan dari luar, seperti Jawa, Sumetara Utara, Sumatera Barat atau daerah lain.
Dengan demikian, Masyarakat perlu memahami itu dan pemerintah tetap menjaga ketersediaan stok sehingga harga tidak terus naik.
Harga cabe dipasaran dijual bervariasi seperti cabe rawit dijual mencapai Rp 80 ribu per kilonya, cabe merah biasa Rp 65 ribu perkilonya, sedangkan untuk cabe setan menjadi raja cabai harganya tembus Rp 140 ribu perkilonya.
Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau (TPID) Kepri memperkirakan Januari 2017 Kepri akan kembali catatkan inflasi. Perkiraan ini berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan inflasi terkini.
Sekretaris II TPID Kepri, Eko Waluyo Purwoko melalui siaran pers mengatakan ada beberapa resiko inflasi ke depan yang perlu dicermati. Pertama, potensi inflasi komoditas volatile food, seperti cabe akibat curah hujan tinggi di awal tahun.
"Potensi banjir di Jakarta dan Jawa yang seringkali terjadi pada awal tahun juga dapat menghambat distribusi barang ke Kepri," ujarnya, Rabu (4/1).