- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Dinas KP2K Targetkan 2019 Pertanian Batam Terpusat di Pulau-Pulau
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
- 30 Kelompok Tani Batam Pamerkan Hasil Panen Selama Sepekan0
- Ingin Tembus Pasar Singapura, Produk UMKM Harus Berbahasa Inggris0
- UMKM Batam Business Matching dengan Distributor Singapura0
- Dinsos Tutup Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan UPT Nilam Suri, 20160
- 13 Penyandang Disabilitas Dapat Bantuan Usaha Produktif0
Media Center Batam - Pemerintah Kota Batam menargetkan pertanian Batam akan pindah disuatu pulau pada 2019 mendatang. Dinas terkait sudah mengagendakan kajian pulau mana yang layak dijadikan lahan pertanian tahun depan.
Kepala Dinas Kelautan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (KP2K) Kota Batam Suhartini menuturkan, beberapa pulau yang akan dikaji, seperti Air Raja, Subang Mas, Pulau Lumba dan Pulau Kimun. Pihaknya akan melakukan evaluasi kembali setelah kejadian berjalan.
"Kita baru persiapkan 2017. (Saat ini) Kita screening awal. Mudah-mudahan awal Februari atau Maret (2017) sudah mulai jalan, bangun DED. Termasuk penganggarannya dari mana saja, apakah kota, provinsi atau melalui APBN," ujar Suhartini, Rabu (23/11).
Kesiapan yang dibutuhkan bukan hanya persolan lahan. Namun juga menyangkut infrastruktur jalan, pelabuhan, kapal angkutan, perumahan, sekolah dan lain sebagainya.
"Jika kajian 2017 selesai, maka 2018 siapkan infrastruktur seperti pelabuhan pembangunan sarana prasarana. Termasuk sekolah, kan anak-anak petani juga sekolah. Dengan demikian, 2019 bisa mulai,"katanya.
Suhartini meyakini, pemindahan petani tidak cukup dalam satu pulau. Ini perlu secara bertahap. Bila,pemindahan tahap pertama misalnya, 300 orang maka setidaknya dibutuhkan lahan sekitar 500 hektar.
"Di data kita ada sekitar 700 orang atau sekitar 70 kelompok tani. nanti petani, disana menanam khusus tanaman dataran rendah. Seperti timun, cabe, bawang dan lain sebagainya. Tanaman yang tahan terhadap transportasi. Sementara seperti bayam, kangkung kita coba pertahankan lahan yang tersisa di pulau Batam,"ujarnya.
Walikota Batam HM Rudi menginginkan pulau itu berada ditengah. Sehingga akses diberbagai deerah lain dapat terjangkau dengan mudah.
"Pulau-pulau cari tengah-tengah. kajiannya 2017 pertengahan mudah-mudahan sudah ada. Kita bangun yang pertama, airnya harus bagus, tanahnya juga. Supaya petani gak ngeluh lagi ke kita. Makanya harus ada kajian," katanya.
Rudi memastikan, pemindahan tersebut akan bersifat permanen. Tidak ada lagi ketakutan petani akan adanya penggusuran.
"Kita lagi dudukkan legalitas. Transport laut harus di siapkan," katanya.