Breaking News
- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Demi OVOP, Pemko Dorong Petani Bentuk Koperasi
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Pemerintah Kota Batam tengah memikirkan alternatif produk yang bisa dikembangkan untuk program One Village One Product atau Satu Desa Satu Produk yang digagas Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pasar, Koperasi, dan UKM Kota Batam, Pebrialin mengatakan sebelumnya pemerintah mengajukan buah naga sebagai produk unggulan. Namun ternyata setelah disurvei dari pusat, usaha buah naga di Batam tidak penuhi syarat sebagai OVOP.
"Buah naga tidak bisa karena bukan milik koperasi tapi petani orang per orang atau perusahaan. Jadi tidak memenuhi syarat," kata Pebrialin.
Oleh karena itu pihaknya akan koordinasi dengan kelurahan untuk mendorong petani membentuk koperasi. Pihak kelurahan juga bisa inisiatif mengajukan bila ada daerah yang ingin masuk dalam program OVOP.
Selain buah naga, juga pernah diajukan jeruk nipis atau jeruk sambal produksi petani di Kelurahan Tiban Lama Kecamatan Sekupang, Batam. Tapi ketersediaan atau produksinya masih terbatas sehingga belum bisa masuk program ini.
"Minimal ada beberapa koperasi lah. Karena pusat akan memberi bantuan peralatan dan bimbingan kepada petani bila ada OVOP. Pemko juga akan support dalam bentuk sarana," kata dia.
Pebrialin menjelaskan untuk menjadikan satu daerah sebagai OVOP ini ada beberapa syarat. Di antaranya proses produknya harus dari awal berupa bahan baku, kemudian pengolahan, dan diproses hingga penjualan produk jadi.
"Semuanya harus dikelola oleh koperasi. Kalau bahan bakunya dari luar tak bisa disebut OVOP," terangnya.
Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments