- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
PIK Hinterland Dianggarkan Rp 2 Miliar Tahun Depan
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Masyarakat Kecamatan Belakangpadang berharap agar dana percepatan infrastruktur kelurahan (PIK) tahun-tahun mendatang bisa lebih besar dibanding kecamatan pulau utama (mainland). Camat Belakangpadang, Ashraf Ali mengatakan kebutuhan pembangunan kelurahan di pulau penyangga (hinterland) jumlahnya banyak.
"Masyarakat berterimakasih atas program PIK. Tapi berharap agar hinterland anggarannya diperbanyak, karena kebutuhannya juga banyak. Kalau di mainland mungkin ada bantuan dari perusahaan. Tapi di hinterland, tak ada, cuma dari pemerintah," kata Ashraf di Pulau Kasu, Rabu (2/5).
Permintaan ini langsung dijawab oleh Walikota Batam, Muhammad Rudi. Ia segera memerintahkan wakil dari Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman dan Pertamanan untuk mencatat hal ini.
"2019, masukkan Rp 2 miliar. Ada 16 kelurahan di pulau. Masukkan saja. Yang penting warga di pulau harus betul-betul merasakan pembangunan," ujar Rudi.
Kepada masyarakat di hinterland, Rudi berpesan agar ikut ambil bagian dalam upaya pengembangan pariwisata. Infrastruktur dibangun salah satunya untuk menarik wisatawan datang ke Batam, termasuk ke pulau-pulau.
"Kalau sudah bagus, orang akan datang ke pulau. Karena orang kalau sudah hidup mapan, tak akan cari liburan yang mewah. Orang luar negeri itu akan berbalik hidupnya pada yang sederhana," tuturnya.
Rudi mengatakan warga di pulau tidak boleh tinggal diam. Pembangunan yang dilakukan pemerintah harus dibarengi dengan penataan dan kesadaran sebagai daerah tujuan wisata.
Seperti orang di daerah timur Indonesia, kata Rudi, sudah menyiapkan rumah tinggal bagi wisatawan. Rumah tetap dibuat natural tapi dengan fasilitas yang nyaman.
"Rumah siapkan seperti ini. Tapi siapkan satu kamar untuk wisatawan. Jadi orang pulau jangan tinggal diam," ujarnya.
