- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Korban Selamat Menanti Kabar Saudara yang Belum Ditemukan
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Haryanto (50) tampak sedang menenangkan diri di gedung serbaguna Tanjung Bemban, Kecamatan Nongsa, Rabu (2/11) pagi. Ia merupakan satu dari 39 korban selamat dalam tragedi tenggelamnya kapal pengangkut tenaga kerja Indonesia (TKI) di perairan Nongsa Batam.
Haryanto cemas karena keponakannya, Kurdi yang juga penumpang kapal tersebut belum ditemukan tim penyelamat.
"Masih banyak yang belum ditemukan. Ponakan saya, umurnya 20-an, belum. Ada ibu-ibu tua juga, ada ibu hamil, ada anak perempuan kecil dua orang. Belum ada sampai sekarang," tutur pria asal Bondowoso, Jawa Timur ini.
Ia mengaku kapok untuk kembali bekerja ke Malaysia setelah kejadian tersebut. Meski ini merupakan kali keempat Haryanto melalui jalur ilegal keluar dari negeri jiran.
Sebelum-sebelumnya perjalanan laut tengah malam seperti ini selalu berjalan baik. Ia tiba di Indonesia dengan selamat. Tapi kali ini tekong tak berhasil memandu kapal melewati batu karang sehingga terjadilah kecelakaan.
"Kami berangkat dari Johor dua hari lalu. Masuk ke hutan, tengah sawitan gitu, sampai ke lautnya. Boat-nya itu tidak ke tepi. Jadi kami masih harus jalan 60 meteran ke tengah laut. Basah sampai ke leher. Yang ibu-ibu, anak-anak digendong. Jam 2 malam kami berangkatnya," cerita Haryanto yang dua tahun terakhir bekerja di Malaysia dengan gaji RM 75 per hari.
Berdasarkan data dari pihak Kepolisian Daerah Kepulauan Riau, total ada 101 orang di kapal tersebut. Empat di antaranya adalah tekong atau awak kapal.
Hingga Rabu siang, jumlah korban selamat yang berhasil dievakuasi sebanyak 39 orang. Sementara korban meninggal ditemukan 18 orang yang terdiri dari tujuh laki-laki dewasa, 10 perempuan dewasa, dan satu anak perempuan. Selebihnya masih dalam tahap pencarian dari tim gabungan.
Para penumpang ini membayar ongkos yang beragam untuk bisa pulang ke daerahnya masing-masing. Haryanto mengaku bayar hingga 5.000 ringgit Malaysia (RM) untuk sampai ke Bondowoso. Penumpang lainnya ada yang membayar RM 600 untuk pulang ke Padang, dan RM 1.200 ke Lombok.