- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Kepri Alami Deflasi di Bulan Juli
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Indeks harga konsumen (IHK) Provinsi Kepulauan Riau mencatatkan deflasi sebesar 0,04 persen (mtm) pada Juli 2017. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK hingga Juli tercatat 1,99 persen (ytd). Angka ini lebih rendah dibanding inflasi nasional tahun kalender, 2,60 persen (ytd).
"IHK Juli juga lebih rendah dibanding rata-rata historisnya tiga tahun terakhir, yang mencatatkan inflasi 0,09 persen (mtm)," kata Sekretaris II Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Eko Waluyo Purwoko, melalui siaran pers, Senin (7/8).
Berdasarkan data, kelompok komoditas administered price menjadi penyumbang terbesar deflasi dengan andil 0,38 persen, diikuti inflasivolatile foods dengan andil 0,12 persen, dan kelompok komoditas inti yang mengalami inflasi dengan andil 0,22 persen.
Kelompok administered price mengalami deflasi 1,57 persen (mtm). Sedangkan pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 3,94 persen (mtm). Andil terbesar deflasi administered price bersumber dari penurunan tarif angkutan udara sebesar 8,62 persen (mtm) dengan andil deflasi 0,40 persen.
"Penurunan tarif angkutan udara merupakan pola musiman pasca Hari Raya Idul Fitri yang sejalan dengan penurunan jumlah penumpang," ujarnya.
Sementara itu, kelompok volatile food mencatatkan inflasi sebesar 0,65 persen (mtm), menurun dibanding bulan sebelumnya dengan inflasi sebesar 0,76 persem (mtm). Andil terbesar inflasi bersumber dari komoditas bawang merah, daging ayam ras, dan kangkung dengan inflasi masing-masing sebesar 19,37 persen (mtm), 4,75 persen (mtm), dan 10,34 persen (mtm).
"Kenaikan harga komoditas tersebut diperkirakan karena berkurangnya pasokan dari daerah penghasil di Jawa dan Sumatera," kata Eko.
Kelompok inti, kata dia, mencatatkan inflasi 0,38 persen (mtm), meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan deflasi sebesar 0,03 persen (mtm). Andil terbesar inflasi bersumber dari komoditas biaya sekolah dasar dan taman kanak-kanak.
Biaya sekolah dasar mengalami inflasi sebesar 16,47 persen (mtm) dengan andil deflasi 0,18 persen sedangkan taman kanak-kanak mencatatkan inflasi sebesar 4,57 persen (mtm) dengan andil inflasi 0,02 persen. Kenaikan biaya sekolah merupakan pola musiman setiap tahun ajaran baru, yaitu periode Juli-September.