- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Industri Galangan Kapal Batam Masih Lesu
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Industri galangan kapal di Kpta Batam masih lesu. Proyek pesanan kapal terus menurun sejak empat tahun terakhir. Hal ini disampaikan Ketua Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA), Sarwo Edi, dalam forum diskusi jurnalis bersama Bank Mandiri di Hotel Venesia, Selasa (22/8).
"Banyak faktor penyebabnya. Dampak global memang sangat berpengaruh. Sampai saat ini tinggal beberapa perusahaan saja yang tersisa," kata Edi.
Ia mengakui saat ini pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) banyak membuat kapal. Namun spesifikasi kapal yang diminta KKP tidak sesuai dengan kualifikasi industri galangan kapal di Batam. Sehingga pengusaha galangan kapal di Batam tidak banyak yang ikut lelang pengadaan dari kementerian ini.
"Kami enggan ikut tender. Karena dana yang dialokasikan untuk pembuatan kapal tidak sesuai dengan perkiraan galangan di Batam," ujarnya.
Sampai saat ini hanya beberapa perusahaan nasional yang menerima pesanan dari pemerintah pusat guna dukung program tol laut Presiden Joko Widodo. Meski ada beberapa perusahaan yang sempat mencoba ikut tender. Namun akhirnya mundur karena tidak masuk dalam hitungan budget perusahaan.
Angka yang diajukan galangan kapal di Batam dinilai terlalu tinggi oleh pemerintah pusat, sehingga ditolak. Padahal menurut mereka, angka tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi kapal yang diminta pemerintah. Ini menjadi salah satu sebab minimnya galangan kapal di Batam yang mengerjakan proyek pusat.
"Kita sudah buat rincian biaya sesuai dengan kualitas. Karena tentunya kita tidak mau asal-asalan. Tapi langsung ditolak. Angka kita dibilang tak masuk akal," kata dia.
