Breaking News
- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Harga Bawang Putih Sumbang Peningkatan Inflasi Mei
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau (TPID Kepri) merilis angka inflasi Mei 2017 yang meningkat dibanding bulan sebelumnya. Berdasarkan data, inflasi Kepri pada Mei yaitu 0,54 persen (mtm) atau 5,04 persen (yoy). Sementara inflasi April tercatat 0,38 persen (mtm) atau 4,44 persen (yoy).
"Penyumbang inflasi terbesar adalah volatile food, dengan andil 0,28 persen. Diikuti administered price dan kelompok inti masing-masing 0,24 dan 0,01 persen," kata Ketua II TPID Kepri, Gusti Raizal Eka Putra, Selasa (6/6).
Kelompok volatile food mencatatkan inflasi sebesar 1,47 persen (mtm). Angka ini meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 1,48 persen (mtm). Andil terbesarnya berasal dari komoditas bayam, cabai merah, dan bawang putih.
Kenaikan harga bawang putih disebabkan pasokan yang terbatas dan belum adanya pengaturan impor secara tegas oleh pemerintah. Menurutnya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan akan mengatur kembali impor bawang putih serta menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas tersebut.
Di lain sisi, inflasi kelompok administered price justru mengalami perlambatan dibanding April. Pada Mei inflasi kelompok administered price tercatat 1,04 persen (mtm), sedangkan April 3,37 persen (mtm).
"Indeks harga konsumen pada Juni diperkirakan meningkat. Sejalan dengan Ramadhan dan Idul Fitri. Beberapa risiko yang perlu dicermati seperti kenaikan tarif listrik, potensi kenaikan tarif angkutan udara khususnya" kata dia.
Oleh karena itu upaya pengendalian inflasi Juni difokuskan untuk mitigasi lonjakan inflasi pada Ramadhan dan Idul Fitri. Rekomendasi yang diberikan TPID antara lain mengadakan sidak di pasar strategis, melaksanakan pasar murah secara kontinyu, dan menjaga kelancaran arus bongkar muat barang khususnya angkutan komoditas pokok. Serta memberikan edukasi ke masyarakat agar bijaksana serta menahan konsumsi berlebihan selama Ramadhan dan jelang Idul Fitri.
Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments