Breaking News
- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
BI : Optimalkan Pariwisata untuk Kembalikan Pertumbuhan Ekonomi
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (BI Kepri) rekomendasikan pengembangan pariwisata untuk mengangkat kembali perekonomian Kepri.
"Ketika growth (pertumbuhan ekonomi) dua persen, kita harus optimalkan pariwisata," kata Kepala BI Kepri, Gusti Raizal Eka Putra di Kantor BI Kepri di Batam Centre, Jumat (12/5).
Menurut Gusti, pariwisata Kepri masih bisa diandalkan meski ada beberapa hal perlu perbaikan atau peningkatan. Pertama yaitu dari segi objek wisata. Karena berdasarkan hasil penelitian BI Kepri di tahun 2016, kunjungan wisatawan masih seputar pelaksanaan meeting, incentive convention, and exhibition (MICE).
"Berdasarkan hasil survei, wisata utama MICE. Berlibur masih rendah dari MICE," kata dia.
Survei dengan responden wisatawan ini dilakukan dalam rangka penelitian "Dampak Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) terhadap pariwisata Kepri". Penelitian dilakukan oleh Analis Keuangan BI Kepri, Wahyu Setyoko sepanjang 2016 lalu.
Berdasarkan hasil penelitian, MEA belum berdampak positif bagi pariwisata Kepri. Setidaknya persepsi pelaku bisnis pariwisata di Kepri menyatakan hal tersebut.
Sebanyak 60 persen responden mengatakan MEA tidak berdampak pada pariwisata. Kemudian 50 persen responden mengatakan kenaikan bisnis yang terjadi pasca diberlakukannya MEA hanya 10 persen.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa tamu domestik masih lebih banyak dari wisatawan mancanegara (wisman). Perbandingannya sebesar 60:40.
Masalah lain dari pariwisata Kepri adalah lama kunjungan rendah. Rata-rata hanya dua hari, maksimal tiga hari. Sejalan dengan waktu rata-rata pelaksanaan MICE.
"Long stay belum ada. Length of stay ini juga perlu dibenahi. Perlu atraksi, event yang sudah terschedule dengan jelas, promosi jangan dilakukan mendadak, harus jauh hari sebelumnya," kata Gusti.
Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat juga perlu dilakukan. Seni budaya melayu, rumah panggung tepi pantai, kuliner khas daerah biasanya menjadi incaran turis ketika berkunjung ke Kepri. Masyarakat harus sadar bahwa pariwisata bisa menjadi sumber pendapatan.
"62 persen wisman telah datang ke Kepri lebih dari dua kali. Alasannya murah, urusan bisnis, indah, dan keramahan masyarakatnya. Meski hanya 14 persen tapi keramahan masyarakat ini juga jadi suatu hal yang diperhitungkan wisatawan," ujar Wahyu dalam presentasi hasil penelitiannya.
Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments