- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Amsakar Tanyakan Realisasi KEK ke Menko Perekonomian
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad menanyakan tentang realisasi transformasi Free Trade Zone (FTZ) ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pertanyaan ini disampaikan ke Menko Perekonomian, Darmin Nasution dalam rapat koordinasi pemerintah, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia di Radisson Hotel Batam, Jumat (13/4).
"Kapan KEK dikonkritkan. Karena kalau jadi KEK, semua jadi pasti. Institusi mana yang memainkan peran di mana," kata Amsakar.
Menurutnya tak hanya Pemerintah Kota Batam, pengusahan pun menunggu kepastian transformasi FTZ ke KEK tersebut. Selama dua tahun Batam menunggu langkah konkrit dari rencana ini.
Poin kedua yang disampaikan yaitu soal kemudahan berinvestasi. Amsakar mengatakan telah banyak kemudahan yang diberikan bagi investor di Batam Seperti Kemudahan Layanan Investasi Konstruksi (KLIK), dan yang terbaru adalah hadirnya Mal Pelayanan Publik (MPP).
"MPP ini mengintegrasikan perizinan. Ini upaya yang kita lakukan Pak Menko, untuk menggesa pertumbuhan ekonomi. Namun kami tetap hadapi persoalan, antara lain kepastian hukum," ujarnya.
Kehadiran MPP juga sebagai upaya membangun sinergitas antara Pemko Batam dengan institusi lain termasuk Badan Pengusahaan (BP) Batam. Pelayanan terhadap masyarakat juga diupayakan untuk dipercepat. Serta pembangunan dilakukan agar Batam memiliki daya tarik investasi.
Masalah lain yang disampaikan adalah soal perburuhan. Amsakar mengatakan aksi terakhir yang dilakukan buruh lebih kepada tuntutan terhadap upah minimum sektoral. Menurutnya masalah upah ini bisa diatasi jika harga komoditas ditekan.
"Soal harga cukup ruwet. Karena Batam bukan daerah produsen. Kalau kami didukung, komoditas strategis bisa masuk melalui tangan importir, sehingga harga bisa dikendalikan. Soal kenaikan upah sektoral dapat sedikit banyak dieliminir," sebut mantan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM Kota Batam ini.
