- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Walikota Titip Tiga Hal Pada Pengembang
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Tiga hal dipesankan Walikota Batam, Muhammad Rudi, kepada para pengembang dalam musyawarah daerah Real Estat Indonesia (Musda REI) Khusus Batam. Musda digelar di Harris Hotel Batam Centre, Rabu (5/4).
Permintaan pertamanya adalah agar pengembang mau menyerahkan sebagian lahan untuk pembangunan drainase. Rudi mengatakan selama ini Pemerintah Kota Batam selalu kesulitan membuat drainase karena lahan yang hendak dibangun sudah menjadi milik pengembang.
Sementara pembuatan drainase ini sangat penting sebagai upaya pemerintah menanggulangi masalah banjir di Kota Batam. Oleh karena itu ia berharap kesediaan pengembang merelakan sebagian lahan untuk pembangunan drainase.
"Mau kasih tidak? Kok tidak ada yang jawab," tanya Rudi di hadapan peserta musda yang merupakan pengembang anggota REI Khusus Batam.
Selain meminta pengembang merelakan sebagian lahannya, Rudi juga meminta investor taati aturan dalam proses pembangunan. Ia berharap pembangunan tidak sampai menyebabkan penyempitan drainase.
"Harusnya 3 meter jadi 1 meter. Mau ditutup atasnya boleh, tapi jangan dikecilkan drainasenya," kata dia.
Adapun pesan kedua Rudi kepada pengembang yakni agar pengembang memenuhi janji yang diberikan kepada pelanggan. Jangan sampai konsumen dalam hal ini masyarakat Batam merasa dibohongi pengembang hingga timbul masalah di kemudian hari.
Sedangkan pesan ketiga yang disampaikan Rudi, terkait lahan untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial (fasum-fasos). Menurutnya selama ini lahan fasum dan fasos selalu diserahkan ke pemerintah di akhir proses pembangunan. Akibatnya sering menimbulkan masalah di kemudian hari.
Karenanya ia berharap agar ke depan pengembang mau memberikan lahan fasum dan fasos di awal pembangunan. Sehingga bisa dikoordinasikan lebih cepat dengan masyarakat.
"Serahkan ke pemerintah. Biar kami yang tentukan untuk jadi apa," ujarnya.