Tawa Tangis Rahma dan Rahmi Hiasi Rusunawa Pemda

By Taslimahudin 16 Sep 2016, 17:07:20 WIBKabar Batam

Tawa Tangis Rahma dan Rahmi Hiasi Rusunawa Pemda

Keterangan Gambar : Rahmi sedang bermain bersama kedua orangtuanya. sementara Rahma tertidur pulas di ayunan.


Media Center Batam – Bayi kembar siam, Rahma dan Rahmi kini sudah pulang ke rumah setelah menjalani tindakan medis selama enam bulan di dua rumah sakit. Kelucuannya sudah menghiasai Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Pemda Fanindo, tempat orangtuanya mengontrak.

Rahma Fairuz Maknuniyyah dan Rahmi Fahira Nahlannisa merupakan bayi kembar lahir prematur dengan kondisi dempet perut di Rumah Sakit Camatha Sahidya (RSCS), penghujung Maret 2016. Kondisi abnormal itupun membuat tim dokter langsung menempatkan mereka dalam inkubator guna mendapat pengawasan medis.

Selama dua pekan di RSCS, akhirnya bayi mungil itu dirujuk ke RS Awal Bros. Di masa observasi, tidak pernah terpikir kedua orangtuanya memisahkan mereka. Faktor biaya tentu menjadi pertimbangan utama, maklum saja sang ibu Warmin Bahruddin, hanya operator di perusahaan garmen. Sementara ayahnya, Junaidi Bakri Ratulolly sebagai pengemudi ojek online. Operasi ‘besar’ yang akan dilakukan tentu menelan dana tidak sedikit. Kala itu, Ketua Tim Operasi Pemisahan kembar siam Kepri Rahmi-Rahmi, dr. Indrayanti mengatakan setidaknya diperlukan dana Rp 1,1 miliar untuk obat-obatan dan peralatan operasi sekali pakai.

Warmin, ditemui di kediamannya, menceritakan bagaimana mereka bebas dari pembiayaan medis itu. Semua berkat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Mulai operasi saat melahirkan, di RSCS semua ditanggung. Kala itu pihak rumah sakit hanya meminta suaminya juga mengurus untuk menjadi peserta BPJS. Sebab Warmin sebagai peserta penerima upah belum mengubah data status usai menikah.

“Waktu itu ngurusnya sekitar jam dua (14.00 WIB) di loket Panbil. Tak lama selesai, jam empat (16.00 WIB) sorenya, saya langsung dioperasi,” kenang Warmin, Rabu (7/9).

Menurut Junaidi, saat pengurusan siang itu semua berjalan lancar. Tidak ada kesulitan dan langsung bisa dimanfaatkan.

“Alhamdulillah, ngurus kartunya (BPJS) lancar saja. Administrasi saja, gak ada bayar-bayar,” timpal Junaidi sembari menggendong Rahmi.

Dari awal kelahiran sampai tindakan medis selama lima bulan hingga akhirnya dilakukan operasi pemisahan juga tidak ada mengeluarkan dana. Meski miris melihat kondisi si kecil, namun rasa syukur tidak pernah lepas dalam benak mereka.

Pemisahan kedua putri mereka dilakukan pada Minggu (14/8) oleh Tim Dokter Kembar Siam Kepulauan Riau dengan supervisi Tim Dokter Kembar Siam Surabaya. Usai operasi, ragam tindakan medis juga dilakukan, khususnya Rahma karena terlahir dengan kelainan jantung sejak lahir.

Ia diharuskan menjalani operasi pulmonary artery banding (PA banding) untuk memasang sabuk pada pembuluh darah paru padanya. Dua bulan kemudian, juga diperlukan tindakan Bidirectional Cavopulmonary Shunt (BCPS).

Saat ini, kondisi Rahma memiliki berat 3,8 kg, dan Rahmi 5,5 kg.  Tangis dan tawa merekapun sudah terdengar di twin blok Rusunawa Blok C1 lantai 2 nomor 6 yang ia tempati. Rencananya, Rahma akan menjalani tindakan medis khusus jantung di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Kepastian ini juga menunggu hasil diagnosa dokter di RSAB Batam.

Manfaat BPJS juga dirasakan Eka Mariani (33). Ia pernah mengalami dua kali keguguran. Pertama, saat usia kandungan memasuki enam bulan, untuk mengeluarkan bayinya diperlukan obat perangsang guna menghindari operasi. Iapun harus tinggal di RS Harapan Bunda Batam selama tiga hari.

“Sangat bersyukur. Karena saat itu, suami baru mengurus BPJS sehari sebelum ke rumah sakit,” ujarnya, mengingat kejadian pada Februari 2014 lalu.

Keguguran kedua terjadi pada Agustus 2015. Saat itu ia sedang berada di Riau. Karena perlu tindakan medis, maka dirujuk ke RSUD Arifin Achmad. Saat itu bidan yang menangani tidak sanggup karena membutuhkan kuretase.

Tindakan medis di rumah sakit tersebut juga tidak memerlukan biaya. Semua berkat kartu BPJS di tangannya.



Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment