Orangtua Rahma-Rahmi Bersyukur Tak Keluarkan Biaya Operasi

By Kartika 15 Sep 2016, 14:25:18 WIBKabar Batam

Orangtua Rahma-Rahmi Bersyukur Tak Keluarkan Biaya Operasi

Keterangan Gambar : Bayi Kembar Rahma (Kanan) dan Rahmi (Kiri) Bersama Kedua Orangtuanya, di Rusunawa Fanindo blok C1 no.6.


Media Center Batam – Junaidi Bakri Ratulolly (29) tampak sedang bermain dengan Nur Rahmi Fahira Nahlannisa, Rabu (7/9). Rahmi merupakan satu dari dua bayi kembar pasangan Junaidi dan Warmin Bahruddin. Sementara bayi yang lahir terlebih dulu, Nur Rahma Fairuz Maknuniyyah, tengah terlelap di kain buaian.

Rahma-Rahmi lahir melalui operasi caesar di Rumah Sakit Camatha Sahidya, 28 Maret lalu. Keduanya terlahir dengan posisi dempet pada bagian dada, sehingga harus menjalani operasi pemisahan. Operasi dilaksanakan di Rumah Sakit Awal Bros (RSAB), Minggu (14/8), dengan melibatkan 33 tim dokter yang berasal dari Batam dan Surabaya.

Junaidi dan Warmin mengaku bersyukur, tidak ada sedikit pun biaya yang harus mereka keluarkan untuk proses persalinan hingga pemisahan bayi. Karena mereka terdaftar sebagai peserta penerima upah (PPU) di BPJS Kesehatan.

Warmin menceritakan bagaimana sejak awal kehamilan ia rutin kontrol kandungan. Bahkan di bulan kedelapan karyawan perusahaan garmen ini mendapat fasilitas ultrasonografi (USG) gratis. Saat USG itulah dokter langsung menjadwalkan untuk persalinan dengan sectio atau bedah.

“Waktu itu suami belum punya kartu BPJS. Waktu mau lahiran, buat di Panbil, gabung di BPJS saya. Siang jam 2 (14.00) urus, langsung aktif. Masuk rumah sakit, sorenya operasi. Alhamdulillah semua dipermudah,” tutur Warmin saat ditemui di petakan rumah susunnya di Rusunawa Fanindo blok C1 no.6.

Pasangan asal Flores ini baru mengetahui kondisi bayi setelah operasi caesar selesai. Atas saran dokter, kedua bayi dirujuk ke RSAB yang memiliki peralatan medis lebih lengkap. Setelah melalui berbagai proses persiapan, operasi sukses dilaksanakan dan bayi Rahma-Rahmi kini sudah terpisah badan.

Meski kembar, keduanya mudah dibedakan. Karena tubuh Rahma lebih kecil dengan berat 3,8 kilogram (kg), sementara Rahmi memiliki berat 5,5 kg ketika keluar dari RSAB, Jumat (2/9). Kondisi Rahma tidak sebaik adiknya disebabkan masalah di jantung. Rencananya Rahma akan menjalani operasi lanjutan.

“Kata Dokter Victor (spesialis bedah thoraks dan kardiovaskular), kelanjutannya nanti setelah tanggal 29,” ujar Junaidi saat kontrol pasca operasi.

Rahma-Rahmi jalani empat kali kontrol setelah operasi pemisahan. Jadwalnya yakni 8 September dengan dokter anak, 9 September fisioterapi, 14 September dokter jantung, dan 20 September dokter bedah.

“Mulai dari pemeriksaan kehamilan, dua minggu di Camatha di incubator, sampai operasi, dan kontrol ini kami tidak ada bayar apa-apa. Kalaupun ada operasi lanjutan kami harap juga ditanggung BPJS,” kata Junaidi.

Kepala Unit Hukum, Komunikasi Publik, dan Kepatuhan BPJS Kesehatan Batam, Irfan Rachmadi mengatakan pada dasarnya semua proses persalinan ditanggung. Karena orangtua Rahma-Rahmi merupakan peserta BPJS. Bahkan kedua bayi ini pun sudah terdaftar sebagai peserta begitu dilahirkan.

“Untuk ibu hamil mulai dari pelayanan kehamilan, melahirkan, sampai pasca melahirkan kita tanggung. Bayi dari peserta penerima upah, otomatis terdaftar. Tapi untuk bayi peserta mandiri tidak otomatis karena BPJS ada ketentuan 14 hari baru aktif,” kata Irfan.

Ia menjelaskan bagi PPU, iuran dihitung berdasarkan persentase gaji. Potongan gaji tersebut sudah untuk lima orang peserta yakni suami, istri, dan tiga anak. Meskipun istri yang terdaftar sebagai PPU, suami tetap bisa masuk dalam tanggungan.

“Kalau suami istri bekerja, dua-duanya wajib didaftarkan dan wajib dipotong iurannya. Anaknya bisa ikut bapak atau ibunya, tergantung kelas perawatan tertinggi. Dan ibunya pun bisa memakai kelas suaminya,” terang Irfan.

Menurutnya pembayaran pelayanan kesehatan di BPJS Kesehatan dilakukan dengan sistem paket, tergantung pada diagnosa, berdasarkan Indonesia Case Base Groups (INA CBGs). Sehingga untuk kasus Rahma-Rahmi ini, BPJS Kesehatan belum mengetahui berapa besaran biayanya.

“Untuk operasi lanjutannya tergantung dokter. Pada dasarnya ditanggung. Tapi harus ke Cipto (RS Cipto Mangunkusumo di Jakarta),” ujarnya.



Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment