- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Rumah Komposter DKP, Hasilkan 20 Ton Pupuk Perbulan
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam – Rumah Komposter yang di kelola Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Batam berhasil menghasilkan kompos 20 ton perbulan. Kompos tersebutpun digunakan untuk menyuburkan tanaman hias yang dirawat instansi tersebut di Kota Batam.
Kasi Penyuluhan dan Pembinaan DKP Batam Rida Meliyana mengatakan, sampah yang didapatkan untuk produksi di rumah komposter tersebut didapat dari sampah rumah tangga dikawasan Kampung Tua Dapur 12.
“Kalau dalam satu bulan itu bisa mencapai 20 ton. Dibagikanlah itu satu mingguu sekitar 5 ton,”ujar Rida, ditemui di rumah komposter tersebut, Kamis (20/10).
Sampah yang didapatkan itu kemudian dicacah menggunakan mesin tersendiri sebelum masuk ke penyaringan. Namun sayangnya, lanjut Rida, kesadaran masyarakat untuk memilah sampah organik dan dan non organik, mengharuskan petugas bekerja ekstra.
“Harus dipilah lagi sampai disini. Sebab sampahnya bercampur,”ujarnnya.
Kompos yang dihasilkan, selain mensuplai kepada pekerja taman, juga untuk masyarakat. Ia sendiri turun langsung memberikan penyuluhan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait manfaat sampah.
“Kita beri pemahaman, Pilah, kompos dan daur ulang,”katanya.
Sementara pekerja rumah kompos, Mukhlis mengatakan, sampah yang didatangkan diambil sendiri dari sampah rumah tangga menggunakan motor becak. Dalam satu minggu, pihaknya melakukan produksi dua hingga tiga kali.
“Dari lingkungan sekitar saja,”jelasnya.
Peralatan yang ada di rumah komposter sendiri, juga ada mesin pres kertas, pencuci dan pengering kantong plastic. Sampah yang bernilai ekonomis non oragink itu dapat dijual lagi ke bank sampah.