- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Masyarakat Jangan Terus Menerus Terima Subsidi
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Walikota Batam, Muhammad Rudi berharap masyarakat yang mendapat bantuan bahan pokok (sembako) murah tahun depan tidak dapat lagi. Artinya kondisi perekonomian masyarakat tahun depan diharapkan sudah lebih baik sehingga tidak butuh bantuan sembako bersubsidi dari pemerintah.
"Bantuan seperti ini jangan terus menerus. Allah tidak suka. Lebih bagus kita memberi daripada menerima. Tapi sekarang mungkin belum bisa memberi karena belum mapan," kata Rudi saat pembagian sembako murah di Kantor Camat Bengkong, Kamis (13/7).
Bazar sembako murah ini Pemerintah Kota Batam gelar untuk meringankan beban masyarakat. Khususnya di masa-masa seperti sekarang, ketika pertumbuhan ekonomi merosot tajam dan inflasi cukup tinggi.
Total 30.730 paket sembako yang akan didistribusikan ke 12 kecamatan se-Kota Batam. Kecamatan Bengkong mendapat jatah 2.500 paket.
Tiap paket berisi 5 kilogram beras premium, 2 liter minyak goreng, dan 1 kilogram gula. Seluruhnya merupakan bahan pangan dalam kemasan, bukan curah.
"Harga satu paket ini Rp 102.000. Tapi masyarakat hanya perlu membayar Rp 50.000," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Zarefriadi.
Camat Bengkong, Yudi Admaji mengatakan karena jumlah sembako yang terbatas maka penerimanya dipilih yang benar-benar membutuhkan. Untuk bantuan kali ini tidak didasari data Badan Pusat Statistik atau Program Keluarga Harapan (PKH).
"Siapa saja penerimanya kita koordinasikan dengan Lurah, dan RT/RW. Memang tidak mengacu ke PKH. Karena mereka kan sudah rutin terima bantuan. Sekarang ini kita bantu yang lain dulu, karena banyak juga kan yang kena PHK (pemutusan hubungan kerja) dan sebagainya," kata Yudi.