Breaking News
- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Masyarakat Harus Pintar Memilih Produk Impor
By Kartika
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) meminta masyarakat untuk pintar memilih produk, terutama barang-barang impor yang bebas masuk di era masyarakat ekonomi Asean ini. Sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat, pemerintah telah membuat kesepakatan dengan negara-negara Asia Tenggara terkait standar kualitas produk.
Anggota Komisi II Bidang Perlindungan BPKN, Zainal Abidin mengatakan saat ini baru empat jenis produk yang telah disepakati standar Asean-nya. Produk tersebut yakni otomotif, elektronik, obat generik, dan obat tradisional.
"Sekarang ada empat jenis produk yang sudah disepakati 10 negara Asean untuk memiliki standar bersama. Jadi ini tidak perlu lagi SNI (standar nasional Indonesia)," kata Zainal dalam diskusi di Batam Centre, Selasa (8/3) sore.
Sedangkan untuk produk lainnya tetap menggunakan SNI untuk bisa beredar di Indonesia. Standar ini penting untuk melindungi konsumen dari produk impor. Karena melihat kondisi di lapangan, masih banyak produk yang berkualitas rendah masuk ke Indonesia.
"Kita mendorong bagaimana pemerintah menilai produk impor yang berkualitas. Masyarakat juga harus didorong untuk pintar memilih produk," sebutnya.
Zainal menjelaskan masih minimnya produk yang sudah disepakati standarnya secara bersama disebabkan biaya standarisasi yang cukup mahal. Untuk menentukan standar satu produk dibutuhkan minimal empat kali rapat antar utusan negara-negara Asean melalui Asean Joint Working.
Sementara untuk produk impor ber-SNI, menurutnya, baru terdata sebanyak 200 produk. Oleh karena itu BPKN mendorong masyarakat untuk cerdas memilih barang impor.
"Apalagi lokasi Batam yang berdekatan dengan negara tetangga sehingga banyak beredar produk impor," pesannya.
Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments
