GNNT Buat Masyarakat Melek Perbankan

By Kartika 24 Nov 2017, 01:30:49 WIBKabar Media Center

GNNT Buat Masyarakat Melek Perbankan

Keterangan Gambar :


Media Center Batam - Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) secara tidak langsung membuat masyarakat melek perbankan. Terutama untuk masyarakat di daerah-daerah yang letaknya cukup jauh dari kota besar.

Karena dengan adanya GNNT ini, penyaluran bantuan sosial oleh pemerintah dilakukan secara non tunai. Masyarakat penerima manfaat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia diminta membuat rekening tabungan di bank kerjasama pemerintah.

"Dengan adanya GNNT mereka jadi melek bank. Selama ini lihat ATM saja mereka takut," kata Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Pungky P Wibowo dalam Pelatihan Wartawan Daerah BI 2017,  di Grand Sahid Hotel Jakarta, Senin (20/11).

Sistem non tunai ini tidak hanya diterapkan di penyaluran bantuan sosial. Strategi lain dalam upaya elektronifikasi adalah pembayaran tarif tol, transportasi antar moda, dan sebagainya.

Elektronifikasi, kata Pungky, adalah suatu upaya yang terpadu dan terintegrasi untuk mengubah pembayaran dari tunai menjadi non tunai. Penggunaan transaksi non tunai diyakini akan memberikan manfaat efisiensi bagi masyarakat.

"Tujuannya adalah menciptakan less cash society dan meningkatkan inklusivitas keuangan. Manfaatnya jadi lebih praktis tidak perlu membawa banyak uang tunai, akses lebih luas, transparansi transaksi, efisiensi rupiah, dan perencanaan ekonomi lebih akurat," papar Kepala Grup Pengelolaan Program Elektronifikasi, Keuangan Inklusif dan Perizinan tersebut.

Sementara itu, pemerhati kebijakan publik, Agus Pambagio mengatakan penggunaan non tunai sudah dirasakan manfaatnya di beberapa sektor. Seperti mempercepat antrean di pintu tol. Menurutnya, dengan non tunai satu mobil bisa selesai transaksi dalam 7 detik. Sedangkan transaksi tunai bisa menghabiskan waktu dua kali lipat per mobilnya.

Meski di awal sempat terjadi kemacetan, karena masa penyesuaian, Agus mengatakan masyarakat Indonesia tidak bisa dikagetkan dengan hal baru. Harus dilakukan secara perlahan, misal dari tiga loket disisakan satu untuk transaksi tunai. Sambil terus dikomunikasikan kebijakan baru tersebut.

"Tapi nantinya di Jakarta satu kartu saja semua beres. Kalau KTP-elektronik (e-KTP) selesai, ini semua selesai. E-KTP harus selesai. Kalau tidak selesai, terhambat semua sistem elektronik yang dibuat," ujarnya.

Namun di satu sisi, Agus menyarankan agar harus diperbanyak bank yang bekerjasama dengan pemerintah. Bahkan bisa diperluas ke perusahaan telekomunikasi. Itu juga salah satu tujuan pemerintah meminta masyarakat untuk registrasi kartu prabayarnya.

"Soal daftar kartu prabayar itu, tak usah takut diminta nama dan sebagainya. Itu untuk fitur keamanan. Kalau sudah, mungkin tidak perlu kartu. Cukup HP di-tap saja selesai. Teknologi bisa dikejar, misal e-money dan sebagainya. Asal kita satu ID, NIK itu. Tentang takut kartu hilang, maka jaga kartu itu seperti menjaga uangmu," terangnya.


Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment