- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Dinkes Targetkan 80 Persen Warga Minum Obat Filariasis
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Kota Batam kembali melaksanakan program makan obat filariasis (kaki gajah) massal. Tahun ini merupakan putaran ke-6 pemberian obat pencegahan kaki gajah di Batam.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan, Sri Rupiati mengatakan putaran ke-6 ini harus dilakukan karena ada tahun yang tidak mencapai target.
"Target World Health Organization (WHO), minimal 65 persen. Kota Batam pada putaran satu sampai tiga belum capai 65 persen. Maka kita harus lakukan putaran ke-6," kata Sri saat pencanangan gerakan makan obat filariasis di Tanjunguma Kecamatan Lubukbaja, Rabu (4/10).
Adapun capaian pada 2013 tahap pertama 51,39 persen. Kemudian tahap dua, Oktober 2013 sebanyak 50,89 persen penduduk Batam yang ikut minum obat. Pada 2014, 54 persen, tahun 2015 tercapai 65 persen, dan terakhir 2016 sampai 73,10 persen.
"Mereka yang tidak minum ini lebih karena ketidaktahuan dan takut karena ada berita-berita yang meninggal dan sebagainya itu. Makanya kita terus sosialisasikan. Di titik yang minim, saya turun langsung untuk beri penjelasan," kata doker gigi ini.
Lokasi yang masih minim partisipasi warganya yaitu di Tanjungbuntung Kecamatan Bengkong, Kelurahan Baloi Permai Kecamatan Batam Kota, serta Kelurahan Tanjungriau dan Patam Lestari Kecamatan Sekupang.
Sri mengatakan target warga yang partisipasi minum obat tahun ini minimal 80 persen. Meski dari WHO sudah terima bila capai 65 persen.
Guna mencapai target tersebut, Dinas Kesehatan mengubah strategi. Sebelumnya tim hanya door to door di akhir masa program. Tapi tahun ini, kader filariasis akan turun dari rumah ke rumah tiap saat.
"Harusnya pemberian obat dulu baru sweeping. Sekarang langsung door to door," sebutnya.
Program makan obat filariasis ini bertujuan untuk mengeliminasi kaki gajah di Indonesia. Target Indonesia bebas kaki gajah 2020, menuju Indonesia Sehat 2030.
Kepala Dinas Kesehatan, Didi Koesmarjadi mengatakan penderita kaki gajah di Kota Batam sebenarnya tidak terlalu banyak. Tapi karena program pusat, maka dipukul rata guna memutus rantai kaki gajah.
Berdasarkan data yang disampaikan Sri Rupiati, sejak 1992 hingga kini ada 14 penderita kaki gajah kronis. Tiga di antaranya terdeteksi di tahun 2014.
"Yang tiga orang itu umurnya 9 dan 14 tahun. Penyakit ini kan baru terlihat 5-10 tahun, jadi mungkin kenanya sebelum masa pengobatan massal ini," kata dia.
Program makan obat ini didukung penuh Walikota Batam, Muhammad Rudi. Ia juga rutin makan obat tersebut.
"Ditambah tiga tahun lagi juga tidak apa," kata Rudi.