- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Warga Batam Tanam 20 Ribu Bibit Cabai Rawit
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Pemerintah Kota Batam menerima bantuan 20 ribu bibit cabai rawit dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Bibit ini kemudian oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dibagikan ke masyarakat di beberapa kecamatan.
Bantuan bibit ini merupakan bagian dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Tiap rumah yang masuk program ini menerima lima batang bibit cabai.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Mardanis mengatakan butuh waktu tiga bulan untuk warga bisa memanen hasil tanaman cabainya.
"Kita perkirakan tiga bulan sudah panen. Saat ini usianya sudah satu bulan lebih," kata Mardanis, Minggu (15/10).
Ia akui ada beberapa bibit yang tidak berkembang alias gagal panen. Namun jumlahnya tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan warga yang kurang paham dalam proses perawatan tanaman.
Apabila panen berhasil, kata Mardanis, satu pohon dapat menghasilkan 3-5 ons cabai. Dan dalam satu tahun pohon cabai ini bisa beberapa kali berbuah.
Hasil panen nantinya dapat langsung dimanfaatkan masyarakat. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi belanja warga. Karena dalam satu hari, masyarakat Kota Batam bisa mengkonsumsi cabai hingga 10 ton.
"Cabai ini kan salah satu penyumbang inflasi di Batam. Dan kita sama-sama tahu sebagian besar bahan pangan kita dipasok dari luar. Ketika harga melonjak, masyarakat bisa mengkonsumsi cabai dari hasil tanaman pekarangannya. Itu konsep dari program ini," papar Mardanis.
