Sandal Kulit Sumbang Inflasi Desember 2017

By Kartika 05 Jan 2018, 16:19:40 WIBKabar Batam

Sandal Kulit Sumbang Inflasi Desember 2017

Keterangan Gambar :


Media Center Batam - Sandal kulit menjadi penyumbang inflasi terbesar untuk kelompok inti di Desember 2017. Berdasarkan data Bank Indonesia, sandal kulit mencatatkan inflasi sebesar 11,51 persen (month to month/mtm), dengan andil sebesar 0,01 persen (mtm).

"Kenaikan harga sandal kulit diperkirakan karena peningkatan permintaan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru," kata Anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah Kepulauan Riau, Eko Waluyo Purwoko melalui siaran pers, Kamis (4/1).

Di kelompok inti, kenaikan harga sotong juga menyumbangkan inflasi cukup tinggi. Pada bulan Desember sotong mencatatkan inflasi 5,94 persen (mtm) dengan andil sama seperti sandal kulit yakni 0,01 persen (mtm). Peningkatan harga sotong ini diperkirakan akibat angin musim utara yang mempengaruhi pasokan.

Sementara dari kelompok administered prices, inflasi terutama disumbangkan oleh kenaikan tarif angkutan udara. Kenaikan tarif ini juga terkait peningkatan permintaan jelang Natal dan Tahun Baru. Inflasi dari kelompok administered prices tercatat sebesar 0,79 persen (mtm), meningkat dibanding bulan sebelumnya 0,17 persen (mtm).

"Kelompok komoditas volatile food, mencatatkan inflasi 2,31 persen (mtm), lebih tinggi dibanding inflasi bulan sebelumnya 0,16 persen (mtm). Kenaikan harga terutama dicatatkan komoditas cabai merah dan cabai rawit," kata Eko.

Cabai merah mencatat inflasi sebesar 13,61 persen (mtm). Sedangkan cabai rawit mencatatkan inflasi 32,03 persen (mtm). Kenaikan harga komoditas volatile food ini dipicu peningkatan permintaan jelang akhir tahun.

Berdasarkan pantauan di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, rata-rata harga cabai merah di Yogyakarta mengalami peningkatan 15,09 persen (mtm), Sumatera Utara meningkat 8,01 persen (mtm), dan Sumatera Barat naik 11,75 persen (mtm).

"Curah hujan yang tinggi juga berpotensi memicu kenaikan harga cabai di daerah sentra penghasil," kata dia.

Secara total, Provinsi Kepri mencatatkan inflasi sebesar 0,73 persen (mtm) atau 4,02 persen (yoy) pada Desember 2017. Angka ini naik dibanding bulan sebelumnya, 0,10 persen (mtm) atau 3,53 persen (yoy).

Sebelumnya, Kepala BI Kepri, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan optimis Kepri bisa dorong inflasi lebih rendah di 2018.

"Sejalan dengan target inflasi nasional, di kisaran 3,5 plus minus 1 persen. Pertumbuhan ekonomi juga kita dorong untuk capai level lebih tinggi lagi. Kita optimis karena environment mendukung," kata Gusti yang juga Ketua II TPID Kepri tersebut.



Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment