KONI Kepri ; Batam Juga Harus Dikenal Karena Olahraganya

Berita Populer

• Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
• Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
• Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
• Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
• Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS

Berita Terkait

• Ada Aqua Adeventure, Wisman Dapat Nikmati Permainan Air Laut Dengan Aman0
• Walikota Tes Pejabat Eselon II0
• Petugas Call Centre Harus Belajar Menyimak0
• BPS Catat Inflasi November 0,96 Persen0
• Pemda Tandatangani Kesepakatan Ranperda RTRW Provinsi Kepri0

Media Center Batam - Ragam destinasi wisata di Kota Batam harus terus didorong untuk kemajuan daerah. Seluruh pihak harus bekerjasama, termasuk menjadikan Batam sebagai tempat kunjungan karena olahraganya.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kepri, Johannes Kennedy menceritakan bagaimana kesannya dengan Kota Palembang. Banyak wisatawan yang datang kedaerah sana, salah satu faktornya, olahraga. Infrastruktur dibangun karena olahraga. Karenanya, Batam harus seperti itu.

"Mari kita lihat olahraga sebagai wisata. Orang datang ke Batam karena olahraga,"terang Johannes, beberapa waktu lalu. 

Karena itu, seluruh sektor olahraga harus diperkuat yang pada akhrinya para atlet meraih prestasi gemilang. Namun, dukungan seluruh pihak harus ada untuk mensukseskan kota olahraga ini. 

Johannes mengatakan, Kepri mewacanakan untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah PON pada 2022. Bila itu terealisasi, maka Batam menjadi tempat penyelenggara yang paling siap dibandingkan daerah lain di Provinsi Kepri. 

"Paling siap itu Batam. Lebih 70 persen atlet kita berasal dari Batam, bukan mengecilkan daerah lain. Untuk kesana perlu dorongan dan kerjasama,"terangnya. 

Walikota Batam HM Rudi menuturkan, untuk memajukan olahraga di Kota Batam harus fokus dengan cabang olahraga yang ingin dikembangkan. Sehingga olahraga tersebut benar-benar menjadi andalan daerah. 

"Jadi ada fokus. Olahraga apa. Begitu juga dengan atlet kita,"terangnya. 

Salah satu alasannya adalah faktor kekuatan pendanaan. Jika seluruh cabang olahraga dikembangkan, maka membutuhkan dana yang tidak sedikit.