FKPD Terima Pin Perhimpunan Agung Zuriat Kerajaan Riau Lingga

By Kartika 15 Des 2017, 16:06:42 WIBKabar Batam

FKPD Terima Pin Perhimpunan Agung Zuriat Kerajaan Riau Lingga

Keterangan Gambar : Walikota Batam, Muhammad Rudi menerima pin Perhimpunan Agung Zuriat dan Kerabat Kerajaan Riau Lingga. Penyematan pin dilakukan oleh Ketua Muda Perhimpunan Agung Zuriat dan Kerabat Kerajaan Riau Lingga, Raja Abdul Ghani, saat ziarah makam zuriat Nong Isa, di Nongsa, Jumat (15/12).


Media Center Batam - Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kota Batam menerima pin Perhimpunan Agung Zuriat dan Kerabat Kerajaan Riau Lingga. Penyematan pin dilakukan oleh Ketua Muda Perhimpunan Agung Zuriat dan Kerabat Kerajaan Riau Lingga, Raja Abdul Ghani, saat ziarah makam zuriat Nong Isa, di Nongsa, Jumat (15/12).

Pada kesempatan tersebut Ghani mengucapkan terima kasih kepada Walikota Batam dan jajarannya yang setiap tahun melakukan ziarah ke makam keturunan Nong Isa.

"Terima kasih kepada Pemerintah Kota Batam, Walikota Batam, Wakil Walikota Batam karena rutin mengadakan ziarah. Ziarah ini setahun sekali karena sesuai dengan Hari Jadi Batam. Tapi dari tiap keluarga, tiap Jumat biasanya ada ke sini. Yang resminya setahun sekali ini," kata Ghani.

Seperti yang disebutkan Ghani, ziarah makam zuriat Nong Isa ini digelar dalam rangka peringatan Hari Jadi Batam. Tahun ini Batam merayakan hari jadinya yang ke-188, pada 18 Desember mendatang. Hitungan usia Batam dimulai dari ditunjuknya Raja Isa (Nong Isa) menjadi pemegang pemerintahan atas Nongsa dan sekitarnya. Mandat dari Kerajaan Riau Lingga ini diterima pada 22 Jumadil Akhir 1245 H atau bertepatan 18 Desember 1829.

Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad mengatakan peringatan hari jadi ini harus dijadikan sebagai titik balik untuk kembali mendalami sejarah. Apalagi penetapan tanggal hari jadi Batam ini sudah melalui pembahasan yang cukup panjang.

"Awalnya ada empat opsi. Pilihan yang paling tua, paling jelas ya sejak Nong Isa ini. Negeri ini sejak awal memang bertuan," ujarnya.

Desain pengembangan Batam sekarang ini, kata Amsakar, sudah sesuai akar sejarah. Nongsa saat dipimpin Raja Isa, jadi daerah transit. Khusus bagi umat muslim yang mau naik haji menggunakan kapal dari Singapura

"Tapak sejarah dibangun, maka sepatutnya hari ini kita kenang kembali. Kita pergi ke makam, kita berziarah. Tanpa masa lalu, tak akan Batam seperti ini," kata pria kelahiran Sungai Buluh, Lingga ini.

Hal senada diungkapkan Walikota Batam, Muhammad Rudi. Kegiatan rutin ziarah makam zuriat Nong Isa ini tidak boleh hilang dan terlupakan. Karena ada mereka barulah ada Batam.

"Ada Raja Isa, ada Belanda, jauh sedikit baru ada BP Batam (Otorita Batam). Sampai hari ini ada kita ini. Sebagai penerus tidak boleh lupa. Akan kita lestarikan dan kembangkan. Apa yang sudah dibangun orang tua kita, kita lanjutkan," kata Rudi.

Melayu, sambungnya, harus terus ada dan tidak boleh ditinggalkan, termasuk dalam pembangunan. Bentuk nyata yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Batam antara lain menambah ornamen melayu di jalan layang. Serta menamakan jalan-jalan di Batam dengan nama pejuang Melayu.

"Pemberian nama di satu Kota Batam juga melibatkan zuriat. Termasuk memmbangun yang lainnya. Soal adat, Melayu bisa mengayomi semua. Kita jaga persatuan kesatuan itu," ujarnya.



Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment