BPNT Resmi Berlaku di Batam

By Kartika 24 Feb 2017, 09:09:51 WIBKabar Batam

BPNT Resmi Berlaku di Batam

Keterangan Gambar : Asisten Ekonomi Pembangunan, Gintoyono Batong mewakili Walikota Batam Launching Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Perumahan Cendana, Kecamatan Batam Kota, Kamis (23/2).


Media Center Batam - Rumah tangga sasaran penerima manfaat program keluarga harapan (PKH) kini tak perlu ke kantor kelurahan untuk dapatkan beras sejahtera (rastra). Mereka hanya perlu datang ke agen BRIlink atau rumah pangan kita (RPK) yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

"Kami melalui agen BRIlink bersinergi dengan Bulog. Total keseluruhan agen BRIlink dan RPK ada 340 agen. Penyebarannya di tiap kelurahan," kata Kepala BRI Cabang Batam Centre, Anis Abdul Hakim dalam kegiatan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Perumahan Cendana, Kecamatan Batam Kota, Kamis (23/2).

Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan launching BPNT ini dilakukan serentak di beberapa kota. Namun untuk tahap awal ini dikhususkan bagi rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) PKH. Menurut Gusti, dengan penyaluran bantuan secara non tunai ini program pemerintah bisa lebih efisien, dan cepat diterima masyarakat.

"BPNT ini juga terkait dengan program pengendalian inflasi karena memperlancar distribusi dan membantu masyarakat pra sejahtera dapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang wajar," kata Gusti.

Hadirnya program BPNT ini membuat penyaluran rastra atau yang dulu bernama beras miskin (raskin) alami sedikit perubahan. Sebelumnya RTS-PM mengambil beras ke kelurahan dengan menunjukkan kartu perlindungan sosial atau surat keterangan rumah tangga miskin. Kemudian RTS-PM menebus 15 kg beras dengan harga Rp 1.600 per kilogram.

Sementara pada program BPNT ini, RTS-PM di Batam memegang kartu BRI. Pemerintah akan mentransfer Rp 110 ribu per bulannya untuk menebus beras dan gula di agen yang ditunjuk. Dengan uang tersebut RTS-PM bisa mendapat 10 kg beras seharga Rp 8.500/kg dan 2 kg gula yang harganya Rp 12.500/kg.

"Uang dalam kartu tersebut tidak bisa digunakan untuk membeli barang yang lain. Hanya untuk tebus beras dan gula. Dan tidak bisa diwakilkan lagi untuk mengambilnya, karena kartunya pakai PIN. Dan nomor PIN tidak boleh diberitahukan ke orang lain," kata Gusti.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Batam, Hasyimah mengatakan RTS-PM dianjurkan untuk mengambil beras dan gulanya rutin setiap bulan. Tapi jika tidak bisa, dibolehkan untuk mengambil hingga maksimal tiga bulan sekali.

"Nanti kita akan bagikan daftar lokasi agen. Karena tiap agen diberi tugas layani 250 RTS. Kalau misalnya ada beras yang berkutu, RTS bisa minta ganti ke agen. Agen sampaikan ke Dinsos, nanti kita yang koordinasi ke Bulog," kata Hasyimah.

Launching BPNT di Batam dilaksanakan oleh Walikota Batam yang diwakili Asisten Ekonomi Pembangunan, Gintoyono Batong. Dalam sambutannya Gintoyono mengatakan Batam termasuk pilot project BPNT, bersama 43 kota dan tiga kabupaten lain di Indonesia.

"Mudah-mudahan launching ini awal dari kita bekerja semua. Kalau perlu besok sudah dikumpulkan semua lurah. Biar setelah launching ini betul-betul semua sudah jalan. Tidak ada lagi yang belum siap, lagi cari data," pesannya.



Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment