- Ribuan Pencari Kerja Ramaikan BPJS Ketenagakerjaan Job Fair
- Aparat Keamanan Lakukan Patroli Bersama
- Tim U-15 Serahkan Piala Gubernur ke Walikota Batam
- Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018
- Prihatin Tragedi Surabaya, BEI Kenakan Pita Hitam di Lengan
- Pelindo Siapkan 2.000 Tiket Mudik Gratis
- Cahaya Garden Jadi Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- 250 Lansia Sekupang Bergembira di Pantai Dangas
- Umat Muslim Batam Mengaji Bersama di Engku Putri
- Tujuh Kaligrafi Batam Lolos ke Final
Investor Tiongkok Minat Kembangkan Pertanian di Batam
Berita Populer
- Sekolah SMA di Batam Gratis, Uang Komite Dihapuskan
- Gaji Tenaga Kontrak Pemko Batam Sesuai SHB
- Domisili Usaha Tak Perlu Diperpanjang Tiap Tahun
- Pensiunkan PNS Ijazah SMA, Pemko Tunggu Juknis Menpan RB
- Cek Proses KTP Cukup Lewat SMS
Berita Terkait
Media Center Batam - Investor asal Tiongkok berminat kembangkan agrowisata di Kota Batam. Niatnya ini ditunjukkan dengan mengunjungi Kantor Walikota Batam, awal pekan ini.
"Dia cukup berpengalaman. Dia tertarik antara (Pulau) Subang Mas dan Pulau Kenon," kata Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad, di Kantor Walikota Batam, Rabu (20/9) malam.
Amsakar mengatakan rencana investasi tersebut sejalan dengan program Pemerintah Kota Batam. Walikota Batam, Muhammad Rudi bersama jajarannya tak ingin petani di Batam terus berada di posisi tidak nyaman.
Batam tidak memiliki lahan untuk pertanian sehingga sering bermasalah. Karena itu perlu upaya mempertahankan keberadaan petani dengan membuka lahan baru di pulau penyangga.
"Ide sudah masuk ke Bappeda (Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Pembangunan Daerah). Subang Mas dan Pulau Kenon daerah yang cukup prospek untuk dikembangkan jadi agrowisata atau tempat pertanian masyarakat," kata Amsakar.
Ia mengatakan perlu waktu untuk tindaklanjut pertemuan perdana dengan calon investor tersebut. Diperkirakan dalam waktu tiga minggu ke depan sudah ada gambaran pengelolaan lahan di pulau nantinya.
"Pendirian Pemko, lahan ini dipinjampakaikan. Kecuali untuk penduduk, dikasih. Masih perlu follow up atas pertemuan perdana. Pertama, mapping (pemetaan) jumlah petani. Kedua, lahan yang tersedia. Ketiga, konteks penempatan petaninya," kata dia.
