Kelompok Pengrajin Pulau Abang dengan hasil kreatifitasnya, f ;derBATAM : Kerinduan sebagaian besar masyarakat Batam dengan adanya hasil karya kerajinan lokal Batam yang akan dibawa para turis lokal dan luar negeri akan segera terobati dengan kehadiran satu kelompok kerajinan yang telah dibekali keterampilan hadicraft dengan bahan mentah dari kekayaan laut di Batam yang diolah dan diproduksi oleh tangan-tangan kreatif dari wilayah hinterland Batam.

Walikota Batam, Ahmad Dahlan, Selasa, (27/1) menerima pengrajin kerang-kerangan yang baru usai mengikuti pelatihan handicraft di Cileungsi-Bogor Jawa Barat. Adalah Amran, Suhadi, Andika, Firmansyah dan Suka, kelompok pengrajin kerang-kerangan dari Pulau Abang Kecamatan Galang yang akan menghasilkan karya-karya kerajinan tangan produksi anak negeri.

Pelatihan yang berlangsung selama satu bulan penuh dilaksanakan mulai tanggal 26 Desember 2008 sampai dengan 26 Januari 2009 tersebut merupakan salah satu kegiatan dalam mencari Mata Pencaharian Alternatif yang merupakan program coremap dibawah naungan Dinas KP3K Kota Batam. Workshop pengolahan kerang-kerangan tersebut dilakukan oleh PT.Kharisma Surya Lestari yang telah mempunyai reputasi dalam melahirkan para pengrajin tanah air serta melakukan pembinaan terhadap pengrajin serupa di Cileungsi-Bogor.

Amran salah seorang peserta pelatihan yang juga dipercaya sebagai ketua kelompok mengaku sangat puas dan berterimakasih atas pelatihan ini. “Wawasan saya menjadi terbuka, bahan yang selama ini kita anggap sampah dan banyak ditemukan disekitar kita ternyata bisa diolah menjadi bahan kerajinan yang memiliki nilai ekonomis,” ujarnya. Prosesnyapun tidak terlalu sulit, untuk menghasilkan sampai dengan produk jadi dapat dikerjakan dalam jangka waktu empat hari, ungkapnya lagi.

Walikota Batam dalam kesempatan tersebut terlihat cukup antusias melihat hasil karya terampil anak-anak pulau tersebut. Beberapa produk yang telah dihasilkan kelompok pengrajin tersebut seperti vas bunga, tempat tissue, piring, mangkuk, figura foto bahkan miniatur bentuk lumba-lumbapun dapat diolah dari bahan kerang-kerangan tersebut.

Dahlan dalam arahannya menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap kelompok keterampilan anak-anak hinterland tersebut, dengan penyediaan fasilitasi tempat dan peralatan yang dapat menunjang keberlangsungan usaha kerajinan dimaksud.

“Sesungguhnya usaha ini cukup potensial dikembangkan di Batam apalagi jika dikaitkan dengan dukungan terhadap Visit Batam 2010. Orang asing dan turis-turis lokal sangat menyenangi produk-produk yang natural seperti ini, tinggal lagi bagaimana menghasilkan karya seni dalam keanekaragaman bentuk yang menarik”, ujarnya.

Dahlan juga berpesan, setelah mendapat ilmu selama pelatihan, kami tunggu karya-karya spektakuler yang akan mengharumkan nama Batam ke dunia luar, harapnya seraya meminta Kepala Dinas KP2K sebagai leading sector untuk terus memberikan dukungan dan pembinaan terhadap pengembangan usaha ini kedepannya.
(*yf)