Lalat Pelantar Menjadi Keluhan Masyarakat

BATAM – Kegiatan safari ramadhan Wakil Wali Kota (Wawako) Batam, Kamis (3/9) bertempat di Masjid Al Ikhsan Tanjung Banon Kecamatan Galang. Kegiatan safari ramadhan hari itu diawali dengan buka bersama dengan warga setempat. Berbeda dengan ditempat lain yang telah dikunjungi Ria, di Tanjung Banon begitu banyak lalat. Hal ini menjadi pertanyaan Ria, apa yang menjadi pemicu banyaknya lalat tersebut. Menurut masyarakat, banyaknya lalat itu karena keberadaan peternakan yang ada disekitar pulau.

Untuk meminimalisir jumlah lalat ini, Ria langsung menugaskan Dinas Kebersihan dan Pertmanan (DKP) Kota Batam untuk mencari solusinya. Marzuki, yang mewakili Kadis DKP, Azwan malam itu diminta untuk menggunakan bioteknologi melalui pengemmbangan bakteri yang dapat menghancurkan kotoran atau limbah akibat usaha peternakan. Ini, ujar Ria, merupakan perkerjaan rumah bagi camat terpilih.

“Mencegah lebih baik dari pada mengobati,” ungkap Ria.

Sebagai pimpinan, Ria tidak bosan-bosannya menghimbau masyarakat untuk melengkapi data base kependudukan. Sama seperti di Pulau Seraya, Kelurahan Batu Legong, baru 30 persen masyarakat Tanjung Banon yang masuk data base. Kelengkapan data kependudukan ini bertujuan untuk mensuksekskan program SIAK. Masalah lain yang dibahas dalam diskusi itu yakni kondisi pelantar yang belum beres seperti disampaikan Wan Cik salah satu tokoh masyarakat. Pelantar sepanjang 122 meter ini, yang layak digunakan baru sepanjang 82 meter. Warga berharap kesediaan pemerintah untuk membantu pembangunan pelantar itu.

Menanggapi masalah tersebut Ria meminta pihak Dinas Pekerjaan Umum untuk menindaklanjuti keinginan masyarakat, dengan melakukan pembangunan jalan menuju Galang. Panjang jalan yang telah diukur Ria 10 km masih dalam keadaan tanah. Walaupun hanya sebagian Ria meminta Dinas PU untuk melakukan pembangunannya dengan sesegera mungkin karena telah diusulkan dalam Musrenbang tahun lalu.

Aktivitas dakwah yang dilakukan di masjid tersebut telah berlangsung lima tahun yang lalu. Dari mulai sholat berjamaah, pengajian sampai dengan tadarus Al Quran. Masjid dibangun dengan swadaya masyarakat sekitar. Kondisinya memprihatinkan, keberadaan karpet dan sekat yang memisahkan antara jamaah laki-laki dan perempuan sudah tidak memungkinkan lagi. Tempat wudhu antara laki-laki dan perempuan tidak dipisahkan, sedangkan pintu toilet tidak dapat ditutup.

Camat Galang Asril Arief mengatakan Kecamatan Galang memiliki delapan kelurahan, empat diantaranya berada di daratan atau mainland sedangkan empat lainnya berada di pulau atau hinterland. Empat yang berada di mainland diantaranya Sembulang, Galang Baru. Terdiri dari 60 KK, dengan total 14.200 jiwa,  Dapat dikatakan jumlah masyarakat satu kelurahan di Batam sama dengan jumlah masyarakat satu kecamatan di Galang. Mata pencaharian masyarakat Galang hampir 85 persen adalah nelayan. Besar harapan masyarakat Galang mendapatkan kemudahan akses ke Batam dalam hal ini Jalan menuju Galang yang masih berbentuk tanah.

Turut hadir Kepala Bapeko Wan Darusalam, Kepala Badan Kesbanglinmas Zulhendri, Kepala Dinas Kesehatan Mawardi Badar, Kepala Dinas Tata Kota yang baru saja dilantik oleh Walikota Batam Ahmad Dahlan Gintoyono, Kepala PMP-KUKM Pebrialin, Kepala Dinas Pariwisata Guntur Sakti yang menggantikan posisi Raja Muchsin, Kasi Jalan dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Suhardi, Kepala Bagian Keuangan Erwinta, Perwakilan Dinas Kebersihan Marzuki, Perwakilan Bagian Kesra Putra, Perwakilan Pemadam Kebakaran Syamsuri, Dispenda Mustofa, Satop PP Raja Halim, Camat Galang Azril yang akan digantikan oleh Leo Putra. Lurah se-Kecamatan Galang. Pemberi ceramah adalah Ketua Majelis Fatwa MUI Amirudin. Selepas rangkaian buka bersama dan sholat isya berjamaah(crew_humas/nn)