Pertengahan Oktober Mulai Terpasang

LAMPU JALAN. foto.JPG; iwan (2)BATAM -Untuk memberikan penerangan pada daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam, Pemerintah Kota (Pemko) Batam melaksanakan kegiatan listrik pedesaan. Pada tahun 2009, kegiatan listrik pedesaan disebar di enam tittik dan 10 titik sekolah dengan memberikan genset. Enam titik kegiatan listrik pedesaan yakni di Pulau Jaloh 114 KVA dengan sasaran 184 rumah, Pulau Semburr 80 KVA sasaran sebanyak 133 rumah, Pulau Nanga 40 KVA dengan sasaran 44 rumah, Pulau Mubut pemasangan genset dengan bebas 80 KVA dan sasaran 79 rumah, Tanjung Sauh 40 KVA dengan sasaran 46 rumah dan Piayu Laut dengan genset berukuran 80 KVA sasaran 91 rumah. Dengan demikian secara keseluruhan rumah warga yang akan dialiri listrik sebanyak 577 rumah. “Untuk sekolah kita pusatkan di 10 titik dengan rincian empat SMP dan enam SMA,” ujar Kepala Dinas PMK, Pasar, Koperasi dan UKM Pemko Batam, Pebrialin.

Sampai saat ini dari enam unit genset yang akan dipasang, baru lima unit yang tiba di Batam. Sisanya genset dengan beban 114 KVA dan 10 genset untuk sekolah dengan beban masing-masing 5 KVA masih dalam proses pengiriman. Pebrialin menuturkan, untuk proses pemasangan genset ini akan dilaksanakan pada pertengahan Oktober ini. Dana yang dianggarkan untuk kegiatan listrik pedesaan ini sebesar Rp2,5 miliar yang dianggarkan dalam APBD Kota Batam tahun 2009.

Dinas PMK, Pasar, Koperasi dan UKM menurutnya tidak hanya memasang genset, tetapi juga melakukan pemasangan jaringan di dalam dan luar rumah. Untuk masing-masing rumah diberi beban 2 amper. Sedangkan pengelolaannya diserahkan kepada Badan Hukum dalam hal ini koperasi yang dibentuk oleh masyarakat setempat. Termasuk untuk pembayaran bulanan listrik berdasarkan kesepakatan masyarakat. Biasanya, ungkap Pebrialin pembayaran listrik dilakukan setiap hari oleh masyarakat.

“Pembayaran rekening listrik berkisar antara Rp3 ribu hingga Rp4 ribu setiap harinya. Pemungutan dan pengelolaan kegiatan listrik pedesaan ini langsung oleh Koperasi yang dibentuk. Pemerintah dalam hal ini sebagai pengawas dan melakukan control,” katanya lebih lanjut.

Selain menganggarkan dana untuk kegiatan listrik pedesaan ini, juga dianggarkan dana untuk subsidi bahan bakar genset. Kegiatan subsidi ini menurutnya baru dimulai pada tahun 2008 dan diberikan berdasarkan dimulainya kegiatan. Subsidi yang diberikan mulai dari Rp1.650 juta sampai dengan dengan Rp1.750 juta. Subsidi ini diserahkan kepada masing-masing koperasi untuk dikelola guna meringankan beban masyarakat.

Kegiatan listrik pedesaan sesuai dengan kajian yang dilakukan LIPI yang menjadi target sebanyak 31 titik. Terhitung tahun 2002 hingga 2008, jumlah rumah yang sudah teraliri listrik pedesaan sebanyak 1.095 rumah yang tersebar di beberapa daerah hinterland. Setiap tahun, Dinas PMK, Pasar, Koperasi dan UKM akan melaksanakan kegiatan listrik pedesaan yang diakomodir dari kegiatan Musrenbang dan kegiatan safari Walikota dan Wakil Wali Kota Batam. Untuk tahun 2010 mendatang, Dinas PMK, Pasar, Koperasi dan UKM akan mengusulkan sebanyak 11 lokasi.

(*crew_humas/dv)