BATAM - Kegiatan Arung Sejarah Bahari memiliki makna yang sangat penting bagi pembentukan ‘nation and character building’ bagi bangsa Indonesia. Arung yang berarti menjelajah samudera luas, sedangkan sejarah disini diberi makna sebagai kehidupan manusia di masa lampau, sedangkan bahari adalah laut beserta dinamika dan peradaban yang berkembang. Artinya laut tidak hanya dilihat sebagai kumpulan air yang sangat luas tetapi bahari disini menyangkut aspek-aspek kehidupan yang ada di wilayah tersebut.
Direktorat Geografi Sejarah Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun anggaran 2009 mengadakan Kegiatan Arung Sejarah Bahari (AJARI) IV yang dimulai pada tanggal 20 sampai 26 Juli 2009 di Provinsi Kepulauan Riau dan beberapa Kabupaten dan Kota di kepri. Acara yang dimulai dengan pembukaan di aula Kantor Gubernur Kepri pada Selasa (21/07) tersebut mengangkat thema “Menguak jalur utama pelayaran dan perdagangan di Pusat Peradaban Melayu”.
Sekitar 100 peserta Ajari IV merupakan mahasiswa hasil seleksi yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara aplikatif kepada generasi muda dalam memahami geografis Indonesia, nantinya dapat menimbulkan rasa bangga dan akhirnya dapat membuka wawasan seluas-luasnya tentang Indonesia. Kedepannya dengan wawasan yang luas, diharapkan pembangunan tidak hanya berorientasi ke darat tetapi juga ke budaya bahari. Karena selama ini pembangunan terhadap peradaban bahari seolah-olah ditinggalkan sehingga keberadaan pulau-pulau terluar dan pulau kecil sering diabaikan, begitu juga dengan penggalian sumber daya bahari yang berlimpah masih banyak belum tergarap dengan baik.
Kegiatan Ajari sejak tahun 2006 yang merupakan Ajari I dengan mengarungi pusat-pusat peradaban di Laut Jawa yang dimulai dari Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, berakhir di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Ajari II menyusuri Sungai Kapuas di Pontianak Kalimantan Barat dan pusat-pusat peradabannya, Ajari III mengarungi pusat-pusat peradaban di Maluku Utara dimulai dari Ternate-Tidore, Jailolo.
Menurut Kepala Disbudpar Batam, Raja Muchsin, kegiatan Ajari IV akan dilaksanakan di Provinsi Kepulauan Riau yang dimulai dari Jakarta, Tanjung Pinang, Bintan, Lingga, dan di akhiri Pulau Batam. Pemerintah Kota Batam ditunjuk selaku penyelenggara kegiatan penutupan rangkaian acara tersebut di Batam pada tanggal 26 Juli 2009.
Kegiatan ini juga dapat dijadikan sebagai rangkaian ekspedisi dalam mengarungi lautan dengan mengunjungi pusat-pusat peradaban maritim di wilayah Kepulauan Riau. Peserta diwajibkan membuat karya tulis yang berkaitan dengan sejarah maritim, dari karya tulis yang masuk dipilih 6 naskah untuk dipresentasikan dan dinilai oleh dewan juri.
Kegiatan tersebut sangat menarik karena terdapat pentas seni yang ditampilkan oleh masing-masing peserta, diskusi dengan pakar, dan fun game untuk menciptakan kerjasama dan pembentukan karakter. Pakar yang hadir Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Ismeth Abdullah, Walikota Tanjung Pinang Hj. Suryati A Manan, Dr. Mukhlis PaEni, Prof. Dr. Susanto Zuhdi, Drs. Al Azhar, MA, Ir. I Gede Suratha, MMA. Para pakar memberikan materi sesuai dengan keahliannya masing-masing. Dengan moderator Kennedy Nurhan yang kesehariannya sebagai salah satu wartawan media Nasional.
Walikota Batam, Ahmad Dahlan, menyambut baik kegiatan AJARI IV yang digelar di Provinsi kepri termasuk Batam sebagai salah satu wilayah yang telah mencatat sejarah peradaban umat manusia di tingkat dunia dengan penampungan ex-pengungi Vietnam beberapa waktu yang lalu. Hal ini perlu dituliskan sebagai goresan tintan emas sejarah peradaban manusia, ungkapnya lagi. Selain itu budaya melayu sebagai payung negeri bagi heterogenitas kedbudayaan yang ada di Batam juga akan kita angkat dalam kegiatan AJARI ini, ungkap Dahlan lagi.
Kepala Bagian Humas Pemko Batam, Drs Yusfa Hendri, M.Si, kegiatan Ajari IV di Batam akan diarahkan menuju ex-camp pengungsi Vietnam Galang sebagai obyek peninggalan sejarah kemanusiaan internasional. Setelah kegiatan di galang selama seharian, maka pada malam harinya seluruh rangkaian secara resmi akan ditutup di aula Asrama Haji Batam centre yang dipaduserasikan dengan penampilan pentas seni mahasiswa.
Dalam kegiatan AJARI IV ini, Depparbud RI juga melibatkan seluruh komponen pemerintahan di Provinsi Kepulauan Riau diantaranya, Gubernur Provinsi Kepulauan Riau beserta jajarannya, Walikota Tanjung Pinang beserta jajarannya, Bupati Bintan beserta jajarannya, Bupati Lingga beserta jajarannya, dan Walikota Batam beserta jajarannya.
1 user Komentar di " Dahlan : Arung Sejarah Bahari Sebagai Upaya Mengenal Budaya Bangsa "
Tindak lanjut comment rss atau tinggalkan TrackbackTinggalkan komentar
Saya ingin berpartisipasi dalam acara ARUNG SEJARAH BAHARI 2010 di BATAM, bagaimana caranya?
Saya masih terdaftar sebagai mahasiswa Univ. Jember, Jawa Timur.
Mohon info lebih lanjut dapat dikirim via email