Simulasi Pandemi IMG_4029Simulasi Pandemi Bird-Flu IMG_4036BATAM -  Terminal Fery Internasional Sekupang mendadak menjadi tegang, Selasa (24/11). Seluruh penumpang yang turun dari Kapal Dumai Express 8 seluruhnya mengenakan masker. Lima orang penumpang yang turun dari kapal itu dipapah oleh petugas yang menggunakan pakaian tertutup berwarna putih. Setelah sampai di bagian kedatangan, penumpang yang diduga terkena virus HINI ini disemprot menggunakan disinfektan. Penumpang yang menolak untuk dievakuasi oleh petugas akhirnya berhasil masuk ke ambulance untuk dibawa ke rumah sakit dan mendapat perawatan lebih lanjut.

Cerita di atas merupakan skenario simulasi Pandemi Antar Negara, yang diselenggarakan oleh Komnas Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaaan Menghadapi Pandemi Influenza (FBPI). Simulasi ini digelar atas kerjasama Komnas FBPI dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam. Kegiatan simulasi Pandemi ini dilaksanakan di tiga tempat, Pelabuhan Sekupang, Komplek Rumah Susun dan pabrik berikat industri PT Nippon Steel.

Kegiatan yang didukung oleh kelompok-kelompok masyarakat dan swasta ini untuk melakukan latihan respon pandemi dalam rangka meningkatkan kesiagaan sektor medis terkait dalam menghadapi kemungkinan datangnya gelombang kedua pandemi influenza. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) menytaakan bahwa dunia dalam keadaaan pandemi sejak Juli 2009 dan memperingatkan bahwa pandemi influenza dapat menyerang beberapa gelombang.

Acara simulasi pandemi influenza ini dibuka secara langsung oleh Deputi Menko Kesra, Emil Agustiono yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pelaksana Harian Komnas FBPI. Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Mawardi Badar menuturkan, perlunya dilakukan simulasi ini untuk mendeteksi wabah HINI sejak dini. Terlebih untuk daerah seperti Batam, yang berdekatan dengan negara Singapura dan Malaysia serta sebagai daerah transit. Untuk melakukan kesiapsiagaan, Dinkes menurutnya telah bekerjasama dengan Kanpel dan dan Depkes.

”Kita juga sudah memberikan pembekalan kepada pelaku usaha terutama untuk kasus flu burung dan HINI. Pelatihan kepada kepala Puskesmas dan dokter,” ujar Mawardi dalam sambutannya.
Deputi Menko Kesra, Emil Agustiono mengatakan ada lima hal penting yang harus diperhatikan oleh Pemda dalam menangani kasus Pandemi Flu Burung dan HINI. Yang pertama adalah respon ketika keadaan darurat. Untuk itu perlu ada pedoman yang jelas bagi petugas Pemda. Kapasitas Pemda sebagai daerah yang berbatasan dengan agar mampu menyanggupi masuknya ancaman flu burung. Perlunya ini mengingat Batam masuk urutan 10 besar kasus HIV/AIDS se Indonesia.

”Butuh profesionalitas untuk penanganannya. Simulasi hanya ujicoba dan tidak boleh berenti sampai disini. Jika latihan terus dilakukan, saya optimis antisipasi sedari dini bisa dilakukan,” katanya.

Asisten Administrasi Umum, Maaz Ismail yang membuka acara simulasi pandemi antar negara pagi itu menyambut baik kegiatan yang digelar tersebut. Kesiapsiagaan untuk mengantisipasi virus flu burung dan HINI memang diperlukan sedari dini. Dipilihnya Batam sebagai  tempat diselenggarakannya simulasi ini sangat tepat karena Batam merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.

(crew_humas/dv)